25.4 C
Denpasar
Tuesday, June 6, 2023

Ketika Terminal Sepi, Berubah Fungsi:Jadi Angkringan Negaroa, Subagan Jadi Pasar

Terminal Negara di Jalan Denpasar-Gilimanuk dimanfaatkan untuk angkringan yang diberi nama Angkringan Negaroa. Sejak dibangun tahun 2018 dan diresmikan pada akhir tahun 2019 selalu sepi.

DULU, Terminal Negara berada di Jalan Pahlawan,  di belakang Pasar Umum Negara. Lahan lama, juga dimanfaatkan menjadi pasar senggol. “Terminal Negara hanya melayani angdes, sesuai kelasnya,” kata Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana I Ketut Wardana Naya.

Namun demikian, angkutan desa jarang bahkan tidak pernah keluar masuk Terminal Negara untuk melayani penumpang. Penyebabnya, angkutan desa lebih banyak penumpang dari Pasar Umum Negara, sehingga lebih sering berada di eks bekas terminal yang saat menjadi sentral parkir.

“Angdes sekarang penumpangnya sedikit, lebih banyak pedagang dan warga yang ke pasar. Makanya angdes lebih sering di terminal lama dan sekitar pasar,” terangnya.

Karena Terminal Negara yang selalu sepi dari aktivitas angdes, akhir tahun 2021 lalu dijadikan pusat kuliner yang diberi nama Angkringan Negaroa. Lokasinya, sebelah barat dalam areal Terminal Negara. Konsep Angkringan Negaroa yang digagas Bupati Jembrana I Nengah Tamba ini, bertujuan untuk memanfaatkan areal terminal untuk UMKM, khususnya anak muda yang akan belajar dan mengawali bisnis. “Meskipun dimanfaatkan sebagai angkringan, fungsi sebagai terminal tetap,” terangnya

Baca Juga:  Ketika Terminal Sepi, Berubah Fungsi: Ada yang Jadi Pos Damkar

Menurut Wardana, dibentuknya Angkringan Negaroa ini, karena pada  saat pandemi Covid-19 banyak anak muda Jembrana yang pulang kampung. Sehingga, diberikan tempat dan kesempatan untuk berbisnis dengan menjadi pelaku usaha UMKM baru. “Karena sudah banyak yang kembali ke tempat kerja lama dan membuka usaha sendiri di tempat lain, banyak yang berhenti  usaha di Angkringan. Tapi nantinya akan diramaikan lagi dengan UMKM lain dan yang baru,” jelasnya.

Sementara itu, Terminal Subagan, Karangasem, beralih fungsi menjadi pasar. Kondisi ini pun sudah berlangsung selama setahun belakangan. Pantauan koran ini, para penjual didominasi pedagang buah dan sayur memadati ruang-ruang parkir kendaraan dan ruang tunggu penumpang di terminal.

Baca Juga:  Antisipasi Dampak Amukan El Nino (1): Denpasar – Badung Siapkan Asuransi dan Subsidi

Ada juga pedagang yang menggunakan mobil untuk lapak dagangan mereka. Biasanya pasar mulai beroperasi antara pukul 12.00 hingga malam hari.

Terkait alih fungsi terminal ini, Plt Kepala Dinas Perhubungan Karangasem, I Nyoman Sutirtayasa mengaku hanya bersifat sementara. “Karena pandemi covid-19 ini. Selain itu juga kendaraan umum yang keluar masuk sangat sepi sejak beberapa tahun ini,” ujarnya.

Dengan dialihkan fungsi terminal menjadi pasar tersebut, kata Sutirtayasa bisa memberikan kontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Karangasem. “Lahan yang dipakai hanya sebagian saja. Mereka yang berjualan ini adalah pedagang yang sebelumnya jualan di Pasar Amlapura. Mereka dialihkan karena dagang grosiran di Pasar Amlapura sudah penuh,” terangnya. (m.basir/zulfika rahman/editor: ib indra prasetia)

 



Terminal Negara di Jalan Denpasar-Gilimanuk dimanfaatkan untuk angkringan yang diberi nama Angkringan Negaroa. Sejak dibangun tahun 2018 dan diresmikan pada akhir tahun 2019 selalu sepi.

DULU, Terminal Negara berada di Jalan Pahlawan,  di belakang Pasar Umum Negara. Lahan lama, juga dimanfaatkan menjadi pasar senggol. “Terminal Negara hanya melayani angdes, sesuai kelasnya,” kata Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana I Ketut Wardana Naya.

Namun demikian, angkutan desa jarang bahkan tidak pernah keluar masuk Terminal Negara untuk melayani penumpang. Penyebabnya, angkutan desa lebih banyak penumpang dari Pasar Umum Negara, sehingga lebih sering berada di eks bekas terminal yang saat menjadi sentral parkir.

“Angdes sekarang penumpangnya sedikit, lebih banyak pedagang dan warga yang ke pasar. Makanya angdes lebih sering di terminal lama dan sekitar pasar,” terangnya.

Karena Terminal Negara yang selalu sepi dari aktivitas angdes, akhir tahun 2021 lalu dijadikan pusat kuliner yang diberi nama Angkringan Negaroa. Lokasinya, sebelah barat dalam areal Terminal Negara. Konsep Angkringan Negaroa yang digagas Bupati Jembrana I Nengah Tamba ini, bertujuan untuk memanfaatkan areal terminal untuk UMKM, khususnya anak muda yang akan belajar dan mengawali bisnis. “Meskipun dimanfaatkan sebagai angkringan, fungsi sebagai terminal tetap,” terangnya

Baca Juga:  Sepak Terjang Para Penata Musik di Bali(1): Hasilkan Karya Berkualitas dengan Studio Rumahan

Menurut Wardana, dibentuknya Angkringan Negaroa ini, karena pada  saat pandemi Covid-19 banyak anak muda Jembrana yang pulang kampung. Sehingga, diberikan tempat dan kesempatan untuk berbisnis dengan menjadi pelaku usaha UMKM baru. “Karena sudah banyak yang kembali ke tempat kerja lama dan membuka usaha sendiri di tempat lain, banyak yang berhenti  usaha di Angkringan. Tapi nantinya akan diramaikan lagi dengan UMKM lain dan yang baru,” jelasnya.

Sementara itu, Terminal Subagan, Karangasem, beralih fungsi menjadi pasar. Kondisi ini pun sudah berlangsung selama setahun belakangan. Pantauan koran ini, para penjual didominasi pedagang buah dan sayur memadati ruang-ruang parkir kendaraan dan ruang tunggu penumpang di terminal.

Baca Juga:  Antisipasi Dampak Amukan El Nino (1): Denpasar – Badung Siapkan Asuransi dan Subsidi

Ada juga pedagang yang menggunakan mobil untuk lapak dagangan mereka. Biasanya pasar mulai beroperasi antara pukul 12.00 hingga malam hari.

Terkait alih fungsi terminal ini, Plt Kepala Dinas Perhubungan Karangasem, I Nyoman Sutirtayasa mengaku hanya bersifat sementara. “Karena pandemi covid-19 ini. Selain itu juga kendaraan umum yang keluar masuk sangat sepi sejak beberapa tahun ini,” ujarnya.

Dengan dialihkan fungsi terminal menjadi pasar tersebut, kata Sutirtayasa bisa memberikan kontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Karangasem. “Lahan yang dipakai hanya sebagian saja. Mereka yang berjualan ini adalah pedagang yang sebelumnya jualan di Pasar Amlapura. Mereka dialihkan karena dagang grosiran di Pasar Amlapura sudah penuh,” terangnya. (m.basir/zulfika rahman/editor: ib indra prasetia)

 


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru