26.5 C
Denpasar
Sunday, March 26, 2023

Pelinggih Unik Berbentuk Mobil: Warga Acap Lihat Tentara Gaib, Terletak di Kahyangan Tiga

Pelinggih berbentuk mobil selama ini dikenal ada di Pura Paluang, Nusa Penida. Di Desa Adat Sangket, Buleleng, ada pula tiga buah pelinggih yang berbentuk mobil. Seperti apa kisahnya hingga ada pelinggih tersebut?

BILA menjelajah di Desa Adat Sangket, kemudian masuk menyusuri jalan menuju arah selatan, maka anda akan menemukan sebuah pelinggih berbentuk truk yang biasa mengangkut para tentara ke medan pertempuran. Saking identiknya dengan truk tempur, pelinggih itu juga berwarna hijau. Bahkan di sebelahnya terdapat sebuah patung mengenakan pakaian loreng berwarna hijau dengan menenteng senapan.

Truk itu dibuat dengan sangat detail. Ada sirine berwarna kuning yang terletak di atas kursi kemudi. Selain itu plat nomor juga tertulis sangat jelas, DK 11 S. Tak diketahui pasti apakah angka pada plat nomor itu benar adanya, atau hanya rekaan saja.

Pelinggih itu terletak di areal jaba Pura Mangening yang terletak di sisi Jalan Raya Sangket. Pelinggih itu bukan satu-satunya yang berbentuk mobil di Desa Adat Sangket. Tapi masih ada pelinggih lainnya.

Salah satu pelinggih berbentuk mobil sedan sport berwarna putih. Bentuknya menyerupai sedan Vios. Di bagian depan dan belakang ada tulisan plat nomor DK 9 DP. Pelinggih itu terletak di jaba Pura Desa Sangket.

Baca Juga:  Dituntut 3,5 Tahun di Bali, Setiap Namanya Disebut Langsung Hormat

Sementara sebuah pelinggih lainnya terletak di jaba Pura Dalem Sangket. Kali ini pelinggih itu berbentuk mobil patroli polisi. Nomor polisi di bagian depan tak terlihat jelas, namun ada angka 21.01.2011 yang diduga jadi angka pembuatan pelinggih itu. Pelinggih mobil patroli ini tak kalah detail. Terdapat pengeras suara, lampu sirine berwarna biru, bahkan spion.

Bendesa Adat Sangket I Gede Tinggen mengungkap kisah mistis dibalik pembangunan pelinggih tersebut. Sebelum pelinggih itu didirikan, karma kerap mendengar suara derap langkah kaki tentara yang berjalan. Namun malam itu suasana sepi, tak ada orang yang berjalan kaki. Lain waktu, karma akan mendengar suara truk. Tapi taka da truk yang melintas.

Semula karma mengabaikan suara tersebut. Karma menduga itu hanya fenomena gaib. Mengingat wilayah Sangket juga dikenal sebagai salah satu markas persembunyian para pejuang mada masa penjajahan maupun revolusi.

Namun lama kelamaan, peristiwa gaib justru semakin sering terjadi. Hingga salah seorang sutri mengalami kerauhan dan meminta dibuatkan pelinggih berbentuk mobil tersebut. Desa adat pun menggelar paruman hingga akhirnya membuat pelinggih tersebut. Seluruhnya masih berdekatan dengan areal kahyangan tiga, namun hanya dibangun di jaba pura.

“Awalnya masyarakat kurang percaya dengan kejadian itu. Tapi karena (kejadiaannya) berkali-kali dan sempat juga ada warga yang melihat,  maka diputuskan membuat pelinggih mobil tersebut. Itu kami bangun sekitar tahun 2003,” jelas Tinggen.

Baca Juga:  Kisah Rona Paokie, Mantan Atlet Bulu Tangkis yang Jadi Waria, Siap Hibur Masyarakat Buleleng 

Menurut Tinggen, seluruh pelinggih diyakini berstana sosok yang berbeda. Pada pelinggih berbentuk mobil sedan, diyakini sang komandan prajurit yang berstana di sana. Sementara di Pura Mengening atau truk tentara, adalah para prajurit. Sedangkan di pelinggih mobil patroli, merupakan pasukan yang memang difungsikan untuk melakukan patrol dan pemantauan.

Semenjak pembangunan pelinggih tersebut, fenomena-fenomena mistis semakin berkurang. Krama adat juga kerap menghaturkan banten di pelinggih tersebut. Biasanya yang dihaturkan berupa canang sari, tipat gong, maupun banten pejatian.

“Tujuannya hanya untuk nunas taksu sekaligus memohon keselamatan bagi seluruh krama dan wilayah-wilayah di wewidangan desa adat ini,” demikian Tinggen. (eka prasetya/rid)



Pelinggih berbentuk mobil selama ini dikenal ada di Pura Paluang, Nusa Penida. Di Desa Adat Sangket, Buleleng, ada pula tiga buah pelinggih yang berbentuk mobil. Seperti apa kisahnya hingga ada pelinggih tersebut?

BILA menjelajah di Desa Adat Sangket, kemudian masuk menyusuri jalan menuju arah selatan, maka anda akan menemukan sebuah pelinggih berbentuk truk yang biasa mengangkut para tentara ke medan pertempuran. Saking identiknya dengan truk tempur, pelinggih itu juga berwarna hijau. Bahkan di sebelahnya terdapat sebuah patung mengenakan pakaian loreng berwarna hijau dengan menenteng senapan.

Truk itu dibuat dengan sangat detail. Ada sirine berwarna kuning yang terletak di atas kursi kemudi. Selain itu plat nomor juga tertulis sangat jelas, DK 11 S. Tak diketahui pasti apakah angka pada plat nomor itu benar adanya, atau hanya rekaan saja.

Pelinggih itu terletak di areal jaba Pura Mangening yang terletak di sisi Jalan Raya Sangket. Pelinggih itu bukan satu-satunya yang berbentuk mobil di Desa Adat Sangket. Tapi masih ada pelinggih lainnya.

Salah satu pelinggih berbentuk mobil sedan sport berwarna putih. Bentuknya menyerupai sedan Vios. Di bagian depan dan belakang ada tulisan plat nomor DK 9 DP. Pelinggih itu terletak di jaba Pura Desa Sangket.

Baca Juga:  Prajuru yang Dipolisikan dan Warga Kena Kasepekang Berakhir Damai

Sementara sebuah pelinggih lainnya terletak di jaba Pura Dalem Sangket. Kali ini pelinggih itu berbentuk mobil patroli polisi. Nomor polisi di bagian depan tak terlihat jelas, namun ada angka 21.01.2011 yang diduga jadi angka pembuatan pelinggih itu. Pelinggih mobil patroli ini tak kalah detail. Terdapat pengeras suara, lampu sirine berwarna biru, bahkan spion.

Bendesa Adat Sangket I Gede Tinggen mengungkap kisah mistis dibalik pembangunan pelinggih tersebut. Sebelum pelinggih itu didirikan, karma kerap mendengar suara derap langkah kaki tentara yang berjalan. Namun malam itu suasana sepi, tak ada orang yang berjalan kaki. Lain waktu, karma akan mendengar suara truk. Tapi taka da truk yang melintas.

Semula karma mengabaikan suara tersebut. Karma menduga itu hanya fenomena gaib. Mengingat wilayah Sangket juga dikenal sebagai salah satu markas persembunyian para pejuang mada masa penjajahan maupun revolusi.

Namun lama kelamaan, peristiwa gaib justru semakin sering terjadi. Hingga salah seorang sutri mengalami kerauhan dan meminta dibuatkan pelinggih berbentuk mobil tersebut. Desa adat pun menggelar paruman hingga akhirnya membuat pelinggih tersebut. Seluruhnya masih berdekatan dengan areal kahyangan tiga, namun hanya dibangun di jaba pura.

“Awalnya masyarakat kurang percaya dengan kejadian itu. Tapi karena (kejadiaannya) berkali-kali dan sempat juga ada warga yang melihat,  maka diputuskan membuat pelinggih mobil tersebut. Itu kami bangun sekitar tahun 2003,” jelas Tinggen.

Baca Juga:  Cerita Raden Rara Istiasti Wulandari, Pawang Hujan Di Mandalika (2)

Menurut Tinggen, seluruh pelinggih diyakini berstana sosok yang berbeda. Pada pelinggih berbentuk mobil sedan, diyakini sang komandan prajurit yang berstana di sana. Sementara di Pura Mengening atau truk tentara, adalah para prajurit. Sedangkan di pelinggih mobil patroli, merupakan pasukan yang memang difungsikan untuk melakukan patrol dan pemantauan.

Semenjak pembangunan pelinggih tersebut, fenomena-fenomena mistis semakin berkurang. Krama adat juga kerap menghaturkan banten di pelinggih tersebut. Biasanya yang dihaturkan berupa canang sari, tipat gong, maupun banten pejatian.

“Tujuannya hanya untuk nunas taksu sekaligus memohon keselamatan bagi seluruh krama dan wilayah-wilayah di wewidangan desa adat ini,” demikian Tinggen. (eka prasetya/rid)


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru