Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat menyisakan dampak negatif. Khususnya bagi pedagang. Di tengah masa sulit ini, Komunitas Kozi Mitsu di Karangasem aktif melakukan gerakan berbagi pangan untuk membantu sesama.
ZULFIKA RAHMAN, Amlapura
I Komang Mahendra Kusuma mengaku miris melihat kondisi masyarakat saat ini. Ia sangat merasakan dampak yang diakibatkan dari kebijakan pemerintah atas penerapan PPKM darurat ini.
Atas dasar kemanusiaan, ia menginisiasi gerakan dengan komunitasnya bernama Kozi Mitsu untuk berbagi pangan kepada warga di Karangasem. Khususnya bagi mereka yang terdampak.
Sekitar tanggal 15 Juli lalu, ia mulai membuat gerakan dengan membagikan nasi bungkus yang melintas di seputaran kota Amlapura.
Kegiatan ini pun berlanjut. Sabtu (17/7) lalu ia juga melakukan hal yang sama. Dengan menggugah kesadaran masyarakat di Karangasem untuk saling berbagi di tengah masa sulit. Ia dan teman-teman di komunitasnya memberikan media untuk masyarakat yang ingin ikut terlibat dalam kegiatan ini.
“Kami melihat kondisi saat ini sangat menyulitkan masyarakat. Dan PPKM darurat ini memberatkan. Katanya pemerintah mau menyalurkan bantuan, tapi belum ada sampai sekarang,” kata Mahendra yang juga sebagai Penanggung jawab komunitas kepemudaan Kozi Mitsu.
Ia dan beberapa temannya mulai merancang untuk membagikan pangan. Yakni dengan cara digantung di pinggiran jalan Sudirman, kota Amlapura. Tepatnya di sebelah Kodim 1623 Karangasem pada Minggu (18/7) kemarin. Siapapun yang membutuhkan boleh mengambil.
Ternyata gerakan ini menyulut warga lain untuk ikut terlibat. Mulai menanggalkan nasi bungkus untuk warga yang membutuhkan. Selain makanan, ada juga beras dan sembako lainnya yang ditaruh begitu saja.
“Karena ada usulan masyarakat, mending digantung aja. Selain itu, masyarakat yang ingin membantu juga tinggal menaruh sendiri di tempat yang sudah tersedia. Nanti masyarakat yang membutuhkan tinggal mengambil saja,” terangnya.
Dukungan masyarakat pun semakin banyak. Dengan adanya gerakan ini, ia ingin gerakan tersebut bisa menular ke berbagai tempat. Tidak hanya dilakukan komunitasnya saja, namun bisa dilakukan oleh berbagai elemen.
“Ini soal rasa kemanusiaan. Ketika ada yang susah, sudah sepatutnya kita membantu. Kalau ada yang memiliki rezeki lebih, seharusnya bisa menyisihkan untuk berbagi terhadap masyarakat yang tengah susah dengan PPKM darurat ini,” katanya.
Rencananya, Senin (19/7) hari ini, ia dan teman-temannya akan kembali turun ke jalan membagikan makanan berupa nasi bungkus.
“Ke depan juga kami akan menyasar pasar. Kami ingin berbagi dengan tukang suwun dan juru parkir,” ucap Mahendra.
Sebagai pemuda, ia berharap ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan seharusnya sudah menyiapkan solusi untuk masyarakat. Misalnya dengan meberikan bantuan berupa pangan.
“Atau bantuan uang biar lebih berguna,” harap dia.
Kozi Mitsu sendiri awalnya sebagai komunitas kumpul-kumpul para pemuda di Karangasem yang mereka buat sejak SMA. Dari pertemanan dan kumpul-kumpul itu, mereka mengarahkan energi mereka kepada hal-hal yang lebih bermanfaat.