24.8 C
Denpasar
Sunday, June 4, 2023

Menilik Usaha Belajar Selancar di Seminyak, Kuta: Digemari Turis Eropa, Sebut Karakter Rusia Beda

Salah satu daya tarik berwisata di Bali  adalah pantai yang indah dan ombak yang bagus  sehingga menjadi idola  olahraga ekstrem yaitu berselancar alias surfing  Banyak penyewaan papan selancar sampai membuka jasa belajar surfing

BUNYI debur ombak besar tidak akan dilewati para peselancar. Langit yang cerah dan ombak yang bagus di Pantai Seminyak, Badung sangat  pas untuk menaklukan ombak.

Yusuf Situmorang, pemilik rental papan selancar sibuk melayani turis yang akan   berselancar. Yusuf dengan sabar memberikan arahan kepada para turis bagaimana  aman dalam berselancar.

Untuk sewa papan saja, Yusuf hanya mematok harga Rp 50 ribu per orang. Tidak dibedakan orang lokal atau asing. Para tamu yang menyewa sudah  mendapatkan baju khusus.

Jumlah papan yang disewakan sekitar  15, terdiri dari papan  besar dan kecil. “Saya tidak bedain, harganya sama untuk orang Indonesia dan turis. Kalau beda nanti turisnya protes,” terang pria yang membuka usaha selancar sejak  2016 lalu.

Semenjak Covid-19 Yusuf sempat menutup usaha selancar ini dan buka kembali Mei 2022 di Pantai Seminyak.  Ia juga membuka les berselancar untuk turis yang ingin belajar surfing.

Baca Juga:  Peringati 20 Tahun Bom Bali, Warga Berselancar dan Tabur Bunga Bersama

Harga belajar surfing untuk privat dan grup berbeda.  Harganya privat Rp 450 ribu per orang dan grup Rp 250 ribu per orang. ” Satu instruktur bisa bertiga,” ucapnya saat ditemui di Pantai Seminyak, beberapa hari lalu.

Pria asli Medan, Sumatera Utara, ini mengajarkan Teknik-teknik  dasar jika ada yang ingin les selancar. Teknik dasar itu seperti cara berdiri di atas papan dan bagaimana cara melindungi diri.

Saat belajar, Yusuf tidak akan menyarankan pemula untuk mencari ombak lebih besar. Minimal dalamnya  sepinggang bagi yang baru pertama kali mencoba.

“Karena kecelakaan saat surfing berbahaya karena salah satu olahraga ekstrem,” cetusnya,

Tidak hanya lelaki, perempuan banyak yang suka olahraga ekstrem ini. Mereka berusia rata-rata 20 sampai 30 tahun. Jarang ditemui turis yang berusia 40 tahun main selancar.

Kadang-kadang saat mengajar ada rasa mangkel karena ada saja yang bandel atau juga ada turis tidak bisa Bahasa Inggris sehingga harus menjelaskan berkali-kali.

Untuk yang tidak mengerti bahasa Inggris,  terpaksa Yusuf pakai bahasa tubuh. “Banyak yang tidak bisa Bahasa Inggris kayak Rusia, Jepang dan Tiongkok. Jadi pakai bahasa tubuh saja mereka ngerti, ” ucapnya.

Baca Juga:  Kebaikan Bidan Retno: Selamatkan Bayi Tak Berdosa, Tampung Pasien Tak Mampu

Saat belajar, beberapa kesalahan yang sering dilakukan pemula yakni  lupa apa yang diterangkan instruktur. Seperti salah berdiri di papan, tapi Yusuf memaklumi karena pemula. Selain itu juga,  olahraga di air agak sulit, berbeda dengan olahraga  di darat. Namun, ketika mereka sudah bisa selancar Yusuf akan mengarahkan ke air yang lebih dalam dan menghadapi ombak yang  lebih besar.”Pemula dalamnya sampai pinggang kalau berkali-kali bawa ke dalam dan ombak lebih besar,” terangnya.

Dari banyak karakter orang berbagai negara, beberapa orang asing yang ditemukan cerewet terutama saat nego harga. Menurutnya, yang alot masalah harga kebanyakan warga Rusia.

“Bagaimana ya  saya tidak bilang semua. Saya bertemu ada yang agak bandel, ada juga yang baik. Menurut saya Rusia beda dengan yang lain.  Banyak yang sopan tapi banyak juga tidak sopan, orang Rusia Bahasa Inggris tidak terlalu bisa,” jelasnya. [ni kadek novi febriani/radar bali]

 

 



Salah satu daya tarik berwisata di Bali  adalah pantai yang indah dan ombak yang bagus  sehingga menjadi idola  olahraga ekstrem yaitu berselancar alias surfing  Banyak penyewaan papan selancar sampai membuka jasa belajar surfing

BUNYI debur ombak besar tidak akan dilewati para peselancar. Langit yang cerah dan ombak yang bagus di Pantai Seminyak, Badung sangat  pas untuk menaklukan ombak.

Yusuf Situmorang, pemilik rental papan selancar sibuk melayani turis yang akan   berselancar. Yusuf dengan sabar memberikan arahan kepada para turis bagaimana  aman dalam berselancar.

Untuk sewa papan saja, Yusuf hanya mematok harga Rp 50 ribu per orang. Tidak dibedakan orang lokal atau asing. Para tamu yang menyewa sudah  mendapatkan baju khusus.

Jumlah papan yang disewakan sekitar  15, terdiri dari papan  besar dan kecil. “Saya tidak bedain, harganya sama untuk orang Indonesia dan turis. Kalau beda nanti turisnya protes,” terang pria yang membuka usaha selancar sejak  2016 lalu.

Semenjak Covid-19 Yusuf sempat menutup usaha selancar ini dan buka kembali Mei 2022 di Pantai Seminyak.  Ia juga membuka les berselancar untuk turis yang ingin belajar surfing.

Baca Juga:  Produsen Beralih ke Arak Gula lantaran Kesulitan Bahan Baku Ental

Harga belajar surfing untuk privat dan grup berbeda.  Harganya privat Rp 450 ribu per orang dan grup Rp 250 ribu per orang. ” Satu instruktur bisa bertiga,” ucapnya saat ditemui di Pantai Seminyak, beberapa hari lalu.

Pria asli Medan, Sumatera Utara, ini mengajarkan Teknik-teknik  dasar jika ada yang ingin les selancar. Teknik dasar itu seperti cara berdiri di atas papan dan bagaimana cara melindungi diri.

Saat belajar, Yusuf tidak akan menyarankan pemula untuk mencari ombak lebih besar. Minimal dalamnya  sepinggang bagi yang baru pertama kali mencoba.

“Karena kecelakaan saat surfing berbahaya karena salah satu olahraga ekstrem,” cetusnya,

Tidak hanya lelaki, perempuan banyak yang suka olahraga ekstrem ini. Mereka berusia rata-rata 20 sampai 30 tahun. Jarang ditemui turis yang berusia 40 tahun main selancar.

Kadang-kadang saat mengajar ada rasa mangkel karena ada saja yang bandel atau juga ada turis tidak bisa Bahasa Inggris sehingga harus menjelaskan berkali-kali.

Untuk yang tidak mengerti bahasa Inggris,  terpaksa Yusuf pakai bahasa tubuh. “Banyak yang tidak bisa Bahasa Inggris kayak Rusia, Jepang dan Tiongkok. Jadi pakai bahasa tubuh saja mereka ngerti, ” ucapnya.

Baca Juga:  Keluarga Nia Marlinda, WNI Asal Bali Korban Gempa Turki, Nangis Lihat Video Cucu, Tahlilan 7 Hari

Saat belajar, beberapa kesalahan yang sering dilakukan pemula yakni  lupa apa yang diterangkan instruktur. Seperti salah berdiri di papan, tapi Yusuf memaklumi karena pemula. Selain itu juga,  olahraga di air agak sulit, berbeda dengan olahraga  di darat. Namun, ketika mereka sudah bisa selancar Yusuf akan mengarahkan ke air yang lebih dalam dan menghadapi ombak yang  lebih besar.”Pemula dalamnya sampai pinggang kalau berkali-kali bawa ke dalam dan ombak lebih besar,” terangnya.

Dari banyak karakter orang berbagai negara, beberapa orang asing yang ditemukan cerewet terutama saat nego harga. Menurutnya, yang alot masalah harga kebanyakan warga Rusia.

“Bagaimana ya  saya tidak bilang semua. Saya bertemu ada yang agak bandel, ada juga yang baik. Menurut saya Rusia beda dengan yang lain.  Banyak yang sopan tapi banyak juga tidak sopan, orang Rusia Bahasa Inggris tidak terlalu bisa,” jelasnya. [ni kadek novi febriani/radar bali]

 

 


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru