Pasien asimtomatik (tanpa gejala) dan simtomatik (bergejala) ringan, perlu diberikan motivasi agar lekas pulih. Motivasi dan semangat menjadi salah satu kunci bagi para pasien, bisa segera mengakhiri masa karantina.
EKA PRASETYA, Singaraja
TIM gabungan yang terdiri dari BPBD Buleleng, Polisi Pamong Praja, Polri, dan TNI AD, terus bersiaga di karantina terpusat di Asrama Mahasiswa Undiksha yang ada di Desa Jinengdalem, serta asrama siswa di SMAN Bali Mandara.
Selain itu tim medis yang berjumlah 4 orang juga terus disiagakan di sekitar asrama guna memantau kondisi kesehatan para pasien.
Para pasien itu sebagian besar adalah pasien asimtomatik dan simtomatik ringan. Mereka tetap mendapat pengawasan ketat dari Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng.
Tiap pagi dan sore, para pasien diwajibkan melakukan olah raga ringan. Seperti berjemur, berjalan mengelilingi asrama, serta melakukan senam gemu famire.
Wakil Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Letkol Inf Windra Lisrianto mengatakan, para pasien asimtomatik dan simtomatik ringan, sengaja dipusatkan di satu lokasi karantina. Hal itu dilakukan guna menekan potensi penyebaran yang lebih masif. Utamanya di klaster keluarga.
Tiap hari pasien selalu dicek kondisi kesehatannya. Mereka juga diberi motivasi agar selalu berpikiran positif.
“Kuncinya itu berpikiran positif. Supaya segera pulih. Saya sendiri pernah berada di posisi mereka. Saya terkonfirmasi positif pada 1 Desember tahun (2020) lalu. Memang harus terus menumbuhkan pikiran positif, biar cepat pulih,” kata Windra.
Selain diberikan semangat, pasien juga diberikan makanan yang sehat dan bergizi. Setiap hari mereka diberikan tiga kali makan dan dua kali kudapan. Semua jenis makanan dan kudapan, harus mendapat pantauan dan persetujuan dari satgas. Proporsinya juga dibutuhkan dengan angka kebutuhan gizi pasien.
Dalam hal pengawasan kesehatan, tim medis menyiapkan tiga paket obat-obatan. Paket pertama berupa vitamin yang diberikan pada pasien asimtomatik. Paket kedua berisi obat-obatan dan vitamin bagi pasien simtomatik ringan dengan keluhan demam atau kehilangan penciuman. Sedangkan paket ketiga diperuntukkan bagi pasiem simtomatik ringan dengan gejala demam atau batuk kering.
Lebih lanjut Windra mengatakan dengan tren peningkatan kasus yang cukup tinggi, kini satgas harus menjajagi lagi lokasi alternative untuk karantina terpusat. Salah satu lokasi yang dilirik adalah SMA Taruna Mandara di Desa Kaliasem. Sebab sekolah ini juga memiliki fasilitas berupa asrama.
Selain itu satgas juga berencana menjajagi kembali asrama milik mahasiswa Undiksha. Seperti di Jalan Jatayu dan Jalan Bisma.
“Tentu ini kami akan konsultasikan lagi dengan pak Rektor Undiksha. Karena beliau sudah memberikan izin memanfaatkan dua gedung. Kalau sekiranya memungkinkan, dan lingkungannya layak, kami akan jajagi,” demikian Windra.
Di sisi lain Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Ketut Suwarmawan mengatakan, satgas juga berencana mengaktifkan kembali lokasi karantina terpusat berbasis desa. Pemerintah desa diminta melakukan pergeseran anggaran, guna mendukung program karantina itu.
Suwarmawan mengatakan, pemerintah masih menghitung kebutuhan anggaran di masing-masing desa. Nantinya desa dapat memanfaatkan fasilitas yang ada. Entah itu akomodasi wisata, rumah kost, maupun rumah penduduk yang dapat disewa sebagai lokasi karantina terpusat.
“Sekarang masih dihitung kebutuhan anggarannya. Supaya bisa segera dilakukan pergeseran anggaran dalam APBDes. Jadi karantina terpusat juga dapat dilakukan di tingkat desa,” kata Suwarmawan.