Pandemi Covid-19 tak membuat mati akal bagi tiga sekawan asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, ini. Ketika kehilangan pekerja dari tempat kerjanya masing-masing, mereka tetap kreatif. Mereka membuat kerajinan dari batok kelapa. Batok disulap menjadi berbagai perabotan dapur.
IB INDRA PRASETIA, Gianyar
PERABOTAN dapur seperti piring hingga mangkok terpajang di sebuah rumah di Jalan Bima, Desa Guwang, Kecamatan Sukawati. Produksi skala rumahan itu dikerjakan oleh tiga teman sepermainan.
Ditemui di markas mereka di Jalan Bima, mereka sedang menghaluskan tempurung kelapa.
Gede Arik yang merupakan inisiator kerajinan itu mengatakan kerajinan dibuat saat awal pandemi covid. Awalnya, mereka bingung tidak ada aktivitas selama dirumahkan.
“Kami jadi punya banyak waktu luang. Kalau diam saja otomatis tidak ada penghasilan,” ujarnya, kemarin (21/8).
Agar tidak bosan diam di rumah, Gede Arik bersama dua temannya, sempat menyusuri sungai menghabiskan waktu.
Dalam penelusuran, dilihat banyak buah kelapa yang hanyut di aliran sungai. Maksud hati mengangkat agar tidak menjadi sampah, ternyata buah kelapa tersebut menginspirasi tiga sekawan.
“Kami ambil bawa pulang,” ungkapnya.
Dari awalnya jalan-jalan iseng, lambat laun menjadi perburuan. Sehingga cukup banyak batok kelapa yang dikumpulkan.
“Kelapa itu kami kupas dulu, potong jadi dua. Bersihkan bagian dalamnya. Ada yang dijadikan mangkok, ada piring,” terangnya.
Saat mencoba membuat perabotan dari batok kelapa, karya mereka tidak sempurna. Sebab masih dibuat secara manual belum di amplas halus. Meski demikian, untuk kalangan rumah tangga, karya mereka ternyata memikat masyarakat sekitar. (bersambung)