Perayaan Tahun Baru Imlek 2023 di Denpasar agak berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. INTI (Perhimpunan Indonesia Tionghoa) Bali bekerja sama dengan Pemerintah Kota Denpasar menyelenggarakan Festival Imlek Bersama yang lebih menekankan toleransi. Seperti apa?
FESTIVAL Imlek Bersama menyambut Tahun Baru China 2574 Tahun 2023 dilaksanakan dari Sabtu-Minggu (28-29/1) di kawasan Jalan Gajah Mada dan di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung disaksikan oleh seluruh masyarakat. Tidak hanya warga Tionghoa saja, tapi warga berbagai etnis dan agama yang tinggal di Bali. Kegiatan ini mengusung konsep nusantara, Dari pagelaran 200 barongsai dari 9 paguyuban barongsai serta parade wushu sebanyak 200 peserta, parade Liong, parade pakaian khas Tionghoa. Juga ada peserta dari banjar-banjar dengan penampilan barong, rangda khas Bali seperti Barong Ket, Barong Landung, parade kesenian Etnis Nusantara seperti Reog Ponorogo dan lainnya.
Kesuksesan acara karena berbagai pihak, anggota INTI Bali, panitia, dan tentunya tangan dingin ketua panitia, Paulus Herry Arianto yang juga sebagai Wakil Ketua Bidang III di INTI Bali yang membidangi pendidikan, pariwisata, dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sehingga dipercaya menjadi ketua panitia dalam acara Festival Imlek Bersama. Paulus memang dikenal sosok yang kreatif dan memiliki banyak pengalaman bidang media, entreprenuer, pendidikan dan juga event.
Ia mengakui mempersiapkan acara in tidak lama, ditugaskan oleh INTI Bali November 2022, jadi persiapan tidak lebih dari dua bulan. ” Festival Imlek Bersama ini saya ditugaskan teman-teman, saya menerima mandat November. Sehingga persiapan mepet. Dua bulan kerja untuk even sebesar ini. Puji Tuhan saya dan tim serta INTI Bali sangat kompak memudahkan saya untuk bekerja,” terangnya.
Di sisi lain, tidak salah mempercayai tugas besar ini kepada Paulus Herry sebagai ketua pelaksana, karena melihat latar belakangnya yang memang sudah lama berkecimpung di dunia media, infomasi teknologi dan pendidikan. Menengok portofolionya, Paulus Herry adalah Managing Director AVB (Art Vision Bali) Media Asia , sebagai CEO Bali Live Channel, juga Wakil Direktur Politeknik Internasional Bali, serta menjabat Head OF CEO Indonesia Organisation Bali Chapter.
Paulus mendesain acara Festival Imlek bersama yang tidak hanya menekankan pada tradisi Tionghoa, melainkan perpaduan budaya di Indonesia, keberagaman dan keharmonisan. Ia juga menggandeng warga Non Tionghoa mengkonsep acara Festival Imlek Bersama. Seperti pembuatan gapura dengan desain Tiongkok yang dipasang di Jalan Gajah Mada dan di Lapangan Puputan Badung dibuat oleh orang Bali yang usahanya bernama Nyoman Grafis. Orang yang menggambar atau arsitek gapura adalah orang Bali juga bernama Pasek. ” Ya namanya Nyoman orang Bali jadi ini benar-benar perpaduan budaya. Yang mengkonsepkan saya, arsitek orang Bali dan yang mengerjakan Pak Lang-lang dari Nyoman Grafis,” ucap Pria lulusan S2 Major In Video Production Middlesex University kepada Jawa Pos Radar Bali kemarin (29/1).
Ia menceritakan bahwa misi acara ini merajut kebhinekaan dan memperkuat kerukunan. Paulus menginginkan festival untuk masyarakat, meski di Denpasar sudah ada Denpasar Festival yang merupakan ajang tahunan, tapi ini juga dapat menjadi even tahunan Kota Denpasar. Paulus menekankan kembali bahwa roh dari festival ini adalah kebersamaan dan kolaborasi. Kebersamaan masyarakat yang tinggal di Bali dan kolaborasi antar suku dan agama.
“Dari FKPEN (Forum Komunikasi Paguyuban Etnis Nusantara), ada juga FKUB ( Forum Kerukunan Umat Beragama) dan juga ada Petanesia itu menyumbang semua keahlian untuk acara ini semuanya, begitu,” ujarnya.
Meski, waktu persiapan yang mepet, festival ini dirancang dengan sungguh- sungguh. Dari ornamen, properti, alat-alat yang digunakan memiliki kualitas. Paulus berharap festival ini tidak berhenti tahun 2023 tapi dapat terus berlanjut. Harapnya festival ini menjadi level nasional bahkan internasional. ” Makanya standarisasi sound system dan monitor semua hal-hal bersifat teknis, terutama gapura semua kualitas tinggi supaya menjadi kebanggaan dan menjadi statement bagi masyarakt Bali ke nasional maupun internasional, bahwa di Bali sanggup membuat acara seperti ini,” terangnya.
Ia menjelaskan Festival Imlek Bersama 2023 ini mengusung tema Merajut Kebhinekaan, Memperkuat Kerukunan. Kota Denpasar, Kota Budaya , Kota Toleransi dan Rumah Kita Bersama. Dengan merayakan Fetsival Imlek yang berlangsung dua hari bertujuan untuk merayakan kebersamaan, menyatukan kebhinekaan, dan memperkuat keharmonisan. ” Imlek atau tahun Baru China merupakan awal tahun baru pada kalender tradisional China Lunisolar. Perayaan ini berakar dari kepercayaan dan tradisi masyarakatnya, selain itu bisa dijadikan momen merajut kebersamaan,”papar Paulus.
Terkait pelaksanaan acara ini juga mendapat dukungan dari Wali Kota Denpasar dan Wakil Wali Kota Denpasar. Saat ditemui usai parade kemarin (28/1) Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa menyampaikan Denpasar merupakan Kotaku Rumahku, kota ini rumah bagi masyarakat Denpasar. “Kita lihat dalam kegiatan ini masyarakat Denpasar tumpah ruah hadir turut memeriahkan acara Imlek bersama ini,” ujar Arya wibawa. Selebihnya Arya Wibawa menyampaikan kegiatan ini di inisiasi Inti Bali yang mengambil dalam merajut kebhinekaan dan memperkuat persatuan sehingga harapan bersama Denpasar menjadi Kota Toleransi di Indonesia. (ni kadek novi febriani/rid)