26.5 C
Denpasar
Sunday, March 26, 2023

Begini Cara Nahdlatul Ulama Buleleng Memperingati Usia Seabad

Gelar Kirab Panji-panji NU, Pemuda Banser Tempuh Perjalanan Sepanjang 100 Kilometer

Radarbali.id-Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Buleleng punya cara sendiri dalam merayakan hari lahir ke-100 yang jatuh pada Selasa (31/1) nanti. Salah satunya dengan melaksanakan kirab akbar. Seperti apa suasananya?

Suasana kirab NU di Jalan Dewi Sartika Selatan, Buleleng. (Eka Prasetya)Eka Prasetya, Buleleng

PEMUDA dengan pakaian loreng berwarna cokelat, khas Barisan Ansor Serbaguna (Banser), sore kemarin (28/1) berjalan tegak menunju Kantor Agama Buleleng. Hujan lebat tak menyurutkan langkah mereka. Sudah puluhan kilometer ditempuh sembari membawa kirab panji-panji kebesaran Nahdlatul Ulama dan badan otonom lain di bawah organisasi keagamaan tersebut.

Aksi kirab itu merupakan bagian dari cara NU Buleleng merayakan hari lahir NU ke-100. Aksi kirab itu dinamakan Kirab Panji NU 100 kilometer. Kirab berlangsung selama dua hari, sejak Sabtu kemarin (28/1) hingga Minggu hari ini (29/1).

Aksi kirab itu dimulai dari Desa Patas. Tim berjalan kaki membawa panji-panji NU menuju ke arah Kota Singaraja. Di setiap kecamatan sudah ada tim Banser yang menanti. Mereka melakukan aksi kirab itu secara estafet. Etape pertama, yakni mencapai Kantor Agama Buleleng.

Baca Juga:  Warga Bikin Tanggul Sementara, Pohon Waru Ditebang untuk Menahan Gelombang

Namun kirab panji-panji itu belum selesai. Kirab panji juga diikuti dengan kirab budaya menuju kawasan Eks Pelabuhan Buleleng. Kirab budaya bukan hanya diikuti oleh tim inti. Tapi juga tim dari badan otonom NU, serta beberapa Madrasah di Buleleng.

Selanjutnya Minggu hari ini kirab akan dlilakukan  dari Sekretariat PC NU Buleleng di Jalan Anggrek menuju Desa Pegayaman. Kirab akan berakhir di Mushola Nurul Huda, Banjar Dinas Kubu, Desa Pegayaman. Lokasi itu sengaja dipilih karena punya histori tersendiri. “Jadi mushola itu adalah tempat ibadah umat muslim yang lokasinya paling tinggi di Buleleng. Mushola itu terletak di ketinggian 1.359 meter di atas permukaan laut. Kami akan melaksanakan tahlil akbar dan mengibarkan bendera NU berukuran jumbo di ketinggian tersebut,” kata Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Buleleng, Abdul Karim Abraham.

Pria yang akrab disapa Iboy itu mengatakan, aksi kirab sudah disiapkan sejak sebulan lalu. Ada 90 orang personel Banser yang menjadi tim utama dalam kirab. Lainnya terlibat dalam tim pendukung.

Menurutnya kirab panji itu bukan hanya sebagai bentuk ucap syukur kepada Allah atas usia NU yang telah mencapai 100 tahun. “Kami juga ingin mengampanyekan bahwa Islam Rahmatan lil Alamin. Bahwa hadirnya Islam di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia dan alam semesta,” ujarnya.

Baca Juga:  Tak Lihat Perbedaan, Saling Membantu Saat Umat Lain Gelar Hari Raya

Selain itu mereka juga ingin menyampaikan pesan bahwa NU terus mengedepankan moderasi beragama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. NU sendiri telah berdiri di Buleleng sejak 1954 silam. Sehingga banyak terlibat dalam berbagai peristiwa di Bali Utara. “Kami selalu menjaga hubungan harmonis dengan berbagai pihak. Terutama masyarakat Hindu sebagai penduduk mayoritas di Bali. Kami juga sering berkolaborasi dengan pihak lain,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Agama Buleleng Made Subawa mengatakan, NU selama ini terbukti menjaga hubungan yang harmonis dengan berbagai pihak. NU juga terlibat aktif dalam proses moderasi beragama yang kini digaungkan Kementerian Beragama.

Subawa meyakini aksi kirab yang dilakukan NU bukan semata-mata perjalanan biasa. Namun ada proses napak tilas jejak-jejak ulama terdahulu. “Kami mengajak NU terus meneladani sikap-sikap ulama terdahulu. Agar kedepan kita terus menjaga kerukunan di NKRI ini,” demikian Subawa. (*)

 



Radarbali.id-Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Buleleng punya cara sendiri dalam merayakan hari lahir ke-100 yang jatuh pada Selasa (31/1) nanti. Salah satunya dengan melaksanakan kirab akbar. Seperti apa suasananya?

Suasana kirab NU di Jalan Dewi Sartika Selatan, Buleleng. (Eka Prasetya)Eka Prasetya, Buleleng

PEMUDA dengan pakaian loreng berwarna cokelat, khas Barisan Ansor Serbaguna (Banser), sore kemarin (28/1) berjalan tegak menunju Kantor Agama Buleleng. Hujan lebat tak menyurutkan langkah mereka. Sudah puluhan kilometer ditempuh sembari membawa kirab panji-panji kebesaran Nahdlatul Ulama dan badan otonom lain di bawah organisasi keagamaan tersebut.

Aksi kirab itu merupakan bagian dari cara NU Buleleng merayakan hari lahir NU ke-100. Aksi kirab itu dinamakan Kirab Panji NU 100 kilometer. Kirab berlangsung selama dua hari, sejak Sabtu kemarin (28/1) hingga Minggu hari ini (29/1).

Aksi kirab itu dimulai dari Desa Patas. Tim berjalan kaki membawa panji-panji NU menuju ke arah Kota Singaraja. Di setiap kecamatan sudah ada tim Banser yang menanti. Mereka melakukan aksi kirab itu secara estafet. Etape pertama, yakni mencapai Kantor Agama Buleleng.

Baca Juga:  Warga Bikin Tanggul Sementara, Pohon Waru Ditebang untuk Menahan Gelombang

Namun kirab panji-panji itu belum selesai. Kirab panji juga diikuti dengan kirab budaya menuju kawasan Eks Pelabuhan Buleleng. Kirab budaya bukan hanya diikuti oleh tim inti. Tapi juga tim dari badan otonom NU, serta beberapa Madrasah di Buleleng.

Selanjutnya Minggu hari ini kirab akan dlilakukan  dari Sekretariat PC NU Buleleng di Jalan Anggrek menuju Desa Pegayaman. Kirab akan berakhir di Mushola Nurul Huda, Banjar Dinas Kubu, Desa Pegayaman. Lokasi itu sengaja dipilih karena punya histori tersendiri. “Jadi mushola itu adalah tempat ibadah umat muslim yang lokasinya paling tinggi di Buleleng. Mushola itu terletak di ketinggian 1.359 meter di atas permukaan laut. Kami akan melaksanakan tahlil akbar dan mengibarkan bendera NU berukuran jumbo di ketinggian tersebut,” kata Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Buleleng, Abdul Karim Abraham.

Pria yang akrab disapa Iboy itu mengatakan, aksi kirab sudah disiapkan sejak sebulan lalu. Ada 90 orang personel Banser yang menjadi tim utama dalam kirab. Lainnya terlibat dalam tim pendukung.

Menurutnya kirab panji itu bukan hanya sebagai bentuk ucap syukur kepada Allah atas usia NU yang telah mencapai 100 tahun. “Kami juga ingin mengampanyekan bahwa Islam Rahmatan lil Alamin. Bahwa hadirnya Islam di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia dan alam semesta,” ujarnya.

Baca Juga:  Harlah NU Ke-96, Menko Airlangga Genjot Peremajaan Sawit di Muara Enim

Selain itu mereka juga ingin menyampaikan pesan bahwa NU terus mengedepankan moderasi beragama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. NU sendiri telah berdiri di Buleleng sejak 1954 silam. Sehingga banyak terlibat dalam berbagai peristiwa di Bali Utara. “Kami selalu menjaga hubungan harmonis dengan berbagai pihak. Terutama masyarakat Hindu sebagai penduduk mayoritas di Bali. Kami juga sering berkolaborasi dengan pihak lain,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Agama Buleleng Made Subawa mengatakan, NU selama ini terbukti menjaga hubungan yang harmonis dengan berbagai pihak. NU juga terlibat aktif dalam proses moderasi beragama yang kini digaungkan Kementerian Beragama.

Subawa meyakini aksi kirab yang dilakukan NU bukan semata-mata perjalanan biasa. Namun ada proses napak tilas jejak-jejak ulama terdahulu. “Kami mengajak NU terus meneladani sikap-sikap ulama terdahulu. Agar kedepan kita terus menjaga kerukunan di NKRI ini,” demikian Subawa. (*)

 


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru