DENPASAR – Navicula memasuki tahun ke-25 mengarungi industri musik tanah air dan telah melahirkan 10 album. Membuka tahun 2022 ini, Navicula merilis persembahan untuk Nusantara; sebuah video klip untuk para pewaris sah Dinasti Matahari. Video ini bisa ditonton di Youtube.
Dinasti Matahari berkisah soal pemaknaan rasa kebangsaan nilai adi luhung yang dimiliki Indonesia. Dimaknai untuk memulihkan kembali etik dan filosofi yang ada di nusantara, di mana budaya kita dilahirkan dari budaya tropis juga agrikultur.
“Lagu ini tentang sebuah anugerah dan kebanggaan kita betapa kayanya Indonesia yang berada di garis khatulistiwa dengan banyaknya dilimpahkan matahari sepanjang musim dan juga diberi iklim tropis. Ini kan berkah,” ujar Gede Robi, vokalis Navicula pada konfersi persnya di Denpasar pada Selasa (11/1/2022).
Single Dinasti Matahari sekaligus mengenalkan kembali identitas masyarakat di tanah air sebagai bagian dari suku nusantara yang sudah sejak lama mewarisi cara hidup bersikap pada alam dengan mengambil, memanfaatkan secukupnya, bersyukur dari apa yang sudah tersedia dan menjaga agar tetap dapat memenuhi kebutuhan desain kehidupan dimasa yang akan datang.
“Harapan kita semoga kekayaan ini tetap lestari, bukan hanya generasi kita saja yang menikmati tapi juga generasi kedepan. Dinasti Matahari adalah spirit untuk melestarikan kekayaan alam kita yang berlimpah akan matahari,” ujarnya.
Sebelumnya, Navicula menutup 2021 ini dengan rangkaian tur bertajuk Home Sweet Home yang juga menjadi perayaan rilis single terbaru Dinasti Matahari.
Dalam musik dan video klipnya, Navicula bekerjasama dengan KITAPOLENG (Dibal Ranuh dan Jasmine Okubo) dan kolaborasi dari sejumlah produser dan director: Dibal Ranuh, Sandrina Malakiano, Jasmine Okubo, dan Gede Robi.
Sandrina Malakiano sendiri namanya dikenal sebagai presenter berita nasional dengan rekam jejak panjang di dunia audio visual. Ia mengatakan, lagu ini banyak memiliki makna sebagai sebuah materi promosi pariwisata.
“Setiap album Navicula itu selalu memiliki makna, baik soal satwa, alam, lingkungan, kemanusiaan, perempuan dan juga lainnya. Kalau kita lihat video klip lagu ini, juga bisa sebagai materi promosi tentang alam Indonesia,” ujar Sandrina dalam acara konfersi pers tersebut.
KITAPOLENG digagas sebagai arena dan ruang pertemuan multi seni, karya-karyanya seringkali hasil kolaborasi, kali ini musik video Dinasti Matahari yang digarap dengan kekuatan dari ciri khas KITAPOLENG yang banyak mengangkat tema budaya dan etnik nusantara dengan mengambil karakter suku-suku terbesar dari barat hingga timur Indonesia.
Lokasi pembuatan video dilakukan di Bali dan Sumba Timur, melibatkan belasan seniman tari dan penunggang kuda asli Sumba, menunggang kuda tanpa pelana, bahkan disebagian daerah kuda juga sebagai alat bantu transportasi bagi masyarakat Sumba.
Mengadaptasi tradisi Pasola, merupakan upacara yang dilakukan oleh orang Sumba dalam rangka mengucap syukur atas berkat yang didapat sekaligus menyambut datangnya musim panen.
Mengambil karakter beberapa suku dan budaya nusantara dalam video ini, Selain Sumba, ada pula Hudoq dari Kalimantan Timur, Hudoq merupakan tarian dengan menggunakan topeng dan pakaian tertentu.
Dari Bali, mengangkat kembali tarian Sanghyang Jaran dan Barong Brutuk, selain itu ada beberapa suku dan etnis lain seperti Nias, Badui, Minahasa dan Papua. Benang merah dari semua yang digambarkan adalah ucapan syukur atas apa yang sudah tersedia di alam bagi kehidupan manusia.
Video musik dan lagu Dinasti Matahari sudah tayang di kanal youtube Navicula Music, juga dapat didengarkan melalui berbagai kanal musik digital.