TEJAKULA– Desa Les di Kecamatan Tejakula mengelola tradisi ngembak geni menjadi sebuah festival. Tradisi itu dikemas dalam bentuk Les Ngembak Festival 2023, yang digelar di Pantai Palisan Desa Les sejak kemarin (23/3) hingga hari ini (24/4).
Festival itu sebenarnya sudah direncanakan sejak lama. Namun baru bisa terlaksana pada tahun ini. Festival tertunda cukup lama gegara pandemi covid-19. Sejumlah pembatasan diberlakukan, sehingga festival tak bisa dilaksanakan.
Kendati baru pertama kali dilakukan, masyarakat sudah antusias dan berbondong-bondong datang ke lokasi festival. Beberapa stand kuliner yang menyediakan makanan khas Desa Les, seperti bubur mengguh, jukut blook, gula juruh, hingga arak Bali, dipadati pembeli.
Ketua Karang Taruna Bhuana Lestari Desa Les, Ketut Kartika Yani mengatakan, ide festival itu datang dari tradisi yang berlangsung turun temurun. Saat ini di Buleleng, hanya Desa Les yang melaksanakan ngembak geni hingga dua hari. Yakni sehari setelah nyepi, dan dua hari setelah nyepi.
Selama dua hari itu, masyarakat akan berduyun-duyun menuju pantai. Bukan hanya warga dari Desa Les, tapi juga desa-desa tetangga. Bahkan warga dari Kintamani juga akan turun gunung menuju Les.
“Karena yang datang juga sampai dari luar desa, akhirnya kami berpikir, kenapa tidak dibuatkan festival saja. Sekaligus sebagai ajang menyalurkan potensi anak-anak dan remaja di Desa Les. Misalnya lewat baleganjur dan band,” ungkap Kartika.
Perbekel Les Gede Adi Wistara mengungkapkan, festival itu bisa terlaksana berkat kolaborasi antara Desa Adat Les-Penuktukan, Desa Les, dan Karang Taruna Bhuana Lestari. Menurutnya tradisi ngembak geni hingga dua kali sudah menjadi tradisi di Desa Les dan menjadi kebiasaan turun temurun.
Saat di pantai, warga akan bersilaturahmi dengan keluarga, bertemu dengan teman, sekaligus bertukar cerita. Ada yang mandi di pantai, atau sekadar duduk santai menikmati makanan khas sembari mengobrol.
“Paling unik itu, masyarakat sudah siap baju baru, celana baru, sandal baru. Jadi tahun baru itu semua serba baru. Bisa dikmanai simbol pembersihan diri dan menjadi sosok yang baru selepas tahun baru caka,” kata Adi.
Ia pun berharap agenda Les Ngembak Festival menjadi agenda rutin tahunan di Desa Les. Sebab ajang tersebut menjadi ajang untuk menunjukkan potensi-potensi yang ada di Desa Les. “Potensi seni sampai UMKM, kami hadirkan di sini. Jadi kami harap ini bisa jadi agenda rutin tahunan di desa,” harapnya. (eps)