26.5 C
Denpasar
Monday, June 5, 2023

Ketut Efrata Terbitkan “Lejong ke Labuan Bajo”, Angkat “Mutiara” NTT

DENPASAR –  Bila menyebut nama Labuan Bajo, yang terlintas adalah tentang keindahan alamnya. Juga komodo, tentunya. Namun, Ketut Efrata ingin menampilkan Labuan Bajo dari sisi yang lain.

Penulis asal Bali ini ingin mengangkat “mutiara yang terpendam” di wilayah yang masuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) itu. Setidaknya demikian yang ingin disampaikan Ketut Efrata melalui buku catatan perjalanan berjudul “Lejong ke Labuan Bajo”.

Efrata ingin mengajak pembaca menengok kekayaan sosial budaya masyarakat setempat, yang belum banyak diketahui masyarakat Indonesia.

 

“Seperti misalnya kebiasaan hidup masyarakat pesisir dengan komodo di Pulau Rinca,” kata Efrata, Kamis (25/11).

 

Di samping membahas tentang kebiasaan melaut, penulis yang mantan wartawan Radar Bali ini juga mengulas bagaimana mereka hidup berdampingan dengan satwa komodo.

Baca Juga:  Tjok Bagus Sambut Mentari 2023 dengan “Sorak Sorai”

Tengok juga curahan hati Suciati dan keluarganya, yang tinggal di rumah panggung dan hidup dalam kesederhanaan. Mereka juga sering mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih, karena airnya kebanyakan masih berkapur.

 

Ada juga kisah anak-anak SD yang tetap bersemangat, meski fasilitas belajar sangat minim. Bahkan, juga masih berdampingan dengan sapi-sapi peliharaan warga sekitar dan bermain pada lapangan yang penuh dengan kotoran sapi.

 

“Saya juga ingin menggaungkan harmonisnya masyarakat setempat meski menganut kepercayaan dan suku yang berbeda,” tuturnya.

  

Tak cukup di sana, Efrata juga mengangkat cerita tentang jasa pahlawan daerah yang tidak lekang oleh waktu. Karena, keberadaan mereka melekat pada penamaan jalan.

Baca Juga:  Anti Sampradaya, Bendesa MDA Minta Tim Buku Muat Hari Suci Hindu Lokal

 

Dalam waktu dekat, lanjut Efrata, yakni Minggu, 5 Desember 2021 nanti akan dilakukan bedah buku Lejong ke Labuan Bajo di Kulidan Kitchen & Space di Jalan Garuda Wisnu, Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar.

Acara yang akan digelar mulai Pukul 15.00 itu juga akan dirangkai dengan peluncuran buku versi digital (eBook) agar bisa menjangkau lebih banyak pembaca.

 

“Acara ini juga akan disiarkan live melalui akun Instagram saya, @ketutefrata dengan harapan narasumber atau masyarakat di Labuan Bajo atau luar Bali bisa ikut serta,” tuturnya.



DENPASAR –  Bila menyebut nama Labuan Bajo, yang terlintas adalah tentang keindahan alamnya. Juga komodo, tentunya. Namun, Ketut Efrata ingin menampilkan Labuan Bajo dari sisi yang lain.

Penulis asal Bali ini ingin mengangkat “mutiara yang terpendam” di wilayah yang masuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) itu. Setidaknya demikian yang ingin disampaikan Ketut Efrata melalui buku catatan perjalanan berjudul “Lejong ke Labuan Bajo”.

Efrata ingin mengajak pembaca menengok kekayaan sosial budaya masyarakat setempat, yang belum banyak diketahui masyarakat Indonesia.

 

“Seperti misalnya kebiasaan hidup masyarakat pesisir dengan komodo di Pulau Rinca,” kata Efrata, Kamis (25/11).

 

Di samping membahas tentang kebiasaan melaut, penulis yang mantan wartawan Radar Bali ini juga mengulas bagaimana mereka hidup berdampingan dengan satwa komodo.

Baca Juga:  Sinetron Kun Fayakun Kutip Aksara Sakral, Netizen Bali Geram, Bilang…

Tengok juga curahan hati Suciati dan keluarganya, yang tinggal di rumah panggung dan hidup dalam kesederhanaan. Mereka juga sering mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih, karena airnya kebanyakan masih berkapur.

 

Ada juga kisah anak-anak SD yang tetap bersemangat, meski fasilitas belajar sangat minim. Bahkan, juga masih berdampingan dengan sapi-sapi peliharaan warga sekitar dan bermain pada lapangan yang penuh dengan kotoran sapi.

 

“Saya juga ingin menggaungkan harmonisnya masyarakat setempat meski menganut kepercayaan dan suku yang berbeda,” tuturnya.

  

Tak cukup di sana, Efrata juga mengangkat cerita tentang jasa pahlawan daerah yang tidak lekang oleh waktu. Karena, keberadaan mereka melekat pada penamaan jalan.

Baca Juga:  Lengser Keprabon, Agenda Kesenian Eks Gubernur Pastika Akhirnya Tamat

 

Dalam waktu dekat, lanjut Efrata, yakni Minggu, 5 Desember 2021 nanti akan dilakukan bedah buku Lejong ke Labuan Bajo di Kulidan Kitchen & Space di Jalan Garuda Wisnu, Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar.

Acara yang akan digelar mulai Pukul 15.00 itu juga akan dirangkai dengan peluncuran buku versi digital (eBook) agar bisa menjangkau lebih banyak pembaca.

 

“Acara ini juga akan disiarkan live melalui akun Instagram saya, @ketutefrata dengan harapan narasumber atau masyarakat di Labuan Bajo atau luar Bali bisa ikut serta,” tuturnya.


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru