PENYELIDIKAN terus dilakukan anggota dari Direktorat Profesi dan Pengamanan (Ditpropam) Polda Bali untuk mengungkap kebenaran dugaan penganiayaan yang menimpa korban sekligus pelajar berinisial Made RSA, 14.
Terbaru, dari laporan orang tua korban, anggota dari Ditpropam Polda Bali selain melakukan olah TKP di depan Restaurant The Hub di Jalan Bypass Sanur, Densel, polisi juga telah meminta keterangan 4 (empat) orang saksi, pada Jumat (1/10) kemarin.
Pemeriksaan dilakukan polisi bukan di Padangsambian, Denbar (rumah nenek atau rumah tua ayahnya). Melainkan, pemeriksaan dilakukan di rumah orang korban di Jalan Jaya Giri, Renon, Denpasar. Lalu apa hasilnya?
ANDRE SULLA, Denpasar
SEPERTI dibenarkan Kuasa hukum korban, AKBP (Purn) Joni Lay dari Lembaga Bantuan Hukum Anargya.
Saat ditemui, ia mengatakan, laporan orang tua korban, pada Senin 27 September 2021 sekitar pukul 14.00, sudah ditindaklanjuti.
Tim Paminal Polda Bali berjumlah 4 orang sudah mengambil keterangan saksi-saksi. “Tadi (kemarin) saya dampingi saksi-saksi saat dimintai keterangan,” ungkapnya saat dijumpai di Denpasar.
Lebih lanjut, purnawirawan Polri yang sempat menjabat sebagai kasub dit II Dit Narkoba Polda Bali ini menjelaskan, saksi-saksi yang dimintai keterangan adalah, pelapor sebagai ayah korban MTJS, Made RSA (korban), EAE, 17, (pacar korban), dan GN alias JN, 17, (sepupu korban).
Disinggung mengenai sosok terduga pelaku, Joni mengatakan dari hasil keterangan saksi korban, pria yang mengaku polisi itu sempat mengatakan dinas di Polda Bali. Hanya saja, tidak jelas, pelaku dinas di bagian apa.
Sedangkan terkait kronologi, mengutip keterangan korban ke anggota Paminal Polda, Joni Lay mengatakan, jika aksi brutal yang dilakukan seorang pria yang mengaku anggota polisi berpakain preman itu bermula dari korban pamit ke rumah teman, pada Jumat (24/9) sekitar pukul 22.00 WITA.
Saat itu, korban keluar rumah dengan mengendarai sepeda motor Honda Vario.
Saat keluar rumah, siswa atau pelajar kelas IX di salah satu SMP di Denpasar itu membonceng EAE, 17, yang tak lain adalah pacarnya.
Sedangkan sepupu korban GN alias JN, 17, membonceng pacarnya berinisial A, 16, pergi ke rumah teman mereka di kawasan Suwung, Densel.
Kemudian setelah beberapa saat atau sekitar pukul 00.00 WITA, kemudian korban, pacar dan sepupu serta pacar sepupunya itu pulang ke rumah.
Di tengah perjalan, di Bypass Ngurah Rai, tepatnya baratnya eks Diskotek Adora, ternyata ada balap liar.
Karena ramai dua pasangan kekasih ini berhenti ikut menyaksikan. Usai balapan, mereka pun bergegas pulang dari arah barat ke timur.
Namun di bagian depan, terdapat rombongan penonton lainnya sedang konvoi. Sampainya di depan Restaurat The Hub, Sanur rombongan di bagian depan itu dicegat.
“Situasinya pun gaduh saat itu. Para ABG yang lain bergegas tancap gas, sementara yang lain mutar arah dan kabur,”terang Jony Lay
Namun apes, saat akan memutar arah, korban malah dihadang pelaku yang ketika itu berboncengan menggunakan sepeda motor Honda scoopy.
Pelaku yang sebelumnya dalam posisi dibonceng ini kemudian bergegas turun dan mendekat ke arah korban.
Kemudian, tanpa basa basi, orang tak dikenal ini menendang kaki sang pacar. Karena ketakutan, pacar korban kemudian bergegas turun dan lari ke kawasan Restaurant The Hub.
“Saat pacar ditendang motornya tidak jatuh. Karena ketakutan korban yang masih duduk di motor, ikut kabur namun dikejar dan dianiaya. Jadi perasaan korban campur aduk saat itu. Takut dan gelisah saat dihampiri pelaku. Karena takut, makanya korban memilih lari dan meninggalkan motornya yang terjatuh,”ungkap Joni.
Waktu itu, kata Joni, korban sempat lari dengan menyusuri median jalan. Sementara kekasihnya lari lebih dahulu dan diselamatkan satpam yang jaga di Restaurant The Hub.
Sementara saat korban berlari, korban dikejar terduga pelaku yang mengaku sebagai polisi dan mengenakan pakaian preman.
Singkat cerita, tepat di depan Restauran The Hub, pelajar ini didorong oknum polisi ini hingga terjatuh.
Melihat korban terjatuh, lelaki itu bukannya menolong, tetapi justru mengeluarkan alat setrum dan menyetrum paha kiri MR alias Made RSA.
Selanjutnya pelaku kembali menyetrum pinggang kirinya. Karena kesakitan ia sempat menepis setruman itu.
Usai disetrum, korban yang sudah dalam kondisi jatuh kembali dibogem di bagian wajah oleh pelaku sehingga terdapat luka lecet di bibir.
“Yang kami sayangkan lagi, kaki kanan korban ini diinjak hingga patah. Dia (korban) juga masih disuruh bangun berjalan untuk menunjukkan motornya. Tapi dia gak bisa bangun, waktu itu dia cuma merasakan sakit, Ternyata dari situlah diketahui bahwa kakinya patah. Namun, oknum ini terus memaksa klien kami agar bangun dan menunjukan motornya,”ungkap Joni.
Disayangkan lagi, dalam kondisi tak berdaya, pelaku malah kembali memukul mulut korban hingga berdarah.
“Korban karena takut sambil menyeret kaki mendekati motornya. Setelah itu klien kami minta kepada oknum ini untuk mengubungi orang tuanya (ayah korban),”kata Joni