DENPASAR – Kasus penganiayaan berupa setrum dan patahkan kaki oleh polisi terhadap pelajar berinisial MR saat menonton balap liar di Jalan By Pas Ngurah Rai, Sanur, Sabtu (25/9) makin terkuak.
Meski pejabat Humas Polda Bali belum memberikan penjelasan yang memadai terkait perkembangan kasusnya, sedikit demi sedikit, fakta adaya penganiayaan oleh terduga polisi ini makin terang.
Ini setelah pihak ayah MR berinisial MTJS, didampingi kuasa hukum AKBP (Purn) Joni Lay mendapatkan rekaman CCTV saat kejadian berlangsung dan sehari sesudahnya ketika tiga orang yang mengaku polisi datang ke Restoran The Hub, Sanur untuk meminta rekaman CCTV.
Memang, MTJS dan Joni Lay mendatangi Restoran The Hub Sabtu (2/10). Seminggu setelah kejadian berlangsung. Keduanya diterima salah satu manajer Restoran The Hub berinisial AL dan sejumlah karyawan.
Manajer The Hub pun memutar rekaman CCTV. Dari rekaman CCTV itu tergambar dengan jelas detik-detik sebelum, saat kejadian pembubaran balap liar, hingga penganiayaan terjadi serta pascakejadian yakni saat korban dinaikkan ke mobil untuk dibawa ke RS BROSS.
Setelah kejadian, yakni sehari kemudian, Minggu (27/9) pada pagi hari datang lima orang berpakaian sipil (preman) datang ke restoran The Hub menanyakan siapa saja yang melihat rekaman CCTV saat kejadian pembubaran balap liar. Pihak sekuriti saat itu menjawab tidak tahu.
Dari lima orang itu kemudian menyatakan bahwa nanti atasannya akan datang lagi ke restoran tersebut. Dan benar saja, datang tiga orang pada sore harinya pada hari yang sama.
Satu dari tiga orang ini memperkenalkan diri bernama Yudi. Mereka mengaku dari Ditreskrimum Polda Bali.
Sambil menyimak gerak-gerik ketiga orang itu, AL sempat menunjukkan bahwa lelaki yang mengaku bernama Yudi. Di dalam layar itu, pria yang mengaku bernama Yudi mengenakan jaket biru gelap bergaris putih pada bagian lengan tangan.
Sementara, lelaki yang mengenakan jaket warna-warni seperti triwarna bendera Prancis (biru putih merah) sempat mengaku bahwa dialah pengendara sepeda motor.
“Kemungkinan, dialah (jaket warna-warni) ini diduga membonceng oknum anggota yang menganiaya MR,” jelas Joni.
Saat itu juga, MTJS dan kuasa hukumnya sempat mengabadikan momen ketika orang ini dari layar jumbo tersebut. Tujuannya untuk menanyakan atau mengonfimasi ke sang anak menyangkut peristiwa nahas yang dialami.
Foto mereka pun dikirim ke MR. MR pun menyebutkan pria yang diduga pelaku ada dari ketiga orang tersebut.
“Korban menduga, yang menganiayanya itu adalah lelaki diduga mengenakan jaket oranye,” tegas Joni Lay.