30.4 C
Denpasar
Tuesday, March 21, 2023

Kronologi Kematian Sepi versi Ayah sempat Kejang, Muntah dan Mencret

Seperti apa peristiwa kematian I Kadek Sepi, bocah 13 tahun asal Karangasem masih diselidiki Unit PPA Polres Karangasem. Bahkan, untuk memastikan luka lebam di tubuh Sepi, dilakukan pembongkaran kuburan dan otopsi pada tubuh Sepi Selasa (5/10). 

 

ZULFIKA RAHMAN, Amlapura

DI tengah penyelidikan kepolisian atas laporan paman dan sepupu korban Sepi, ayah korban Sepi memberian penjelasan terkait kematian anaknya tersebut.

 

Ditemui di lokasi pembongkaran kuburan Sepi di Setra Desa Adat Linggawana Kecamatan Abang pada Selasa (5/10), ayah I Kadek Sepi yakni I Nengah Kicen menuturkan kronologi meninggalnya anak keduanya tersebut.

 

Kicen menjelaskan, sebelum meninggal, tepatnya sekitar pukul 13.00 Selasa (21/9) lalu, Sepi sempat bermain layang-layang dengan adiknya di Bukit Sebau yang tak jauh dari rumahnya di Banjar Dinas Babakan, Desa Purwakerthi, Kecamatan Abang. 

 

Selanjutnya sekitar pukul 14.00, Sepi bersama sang adik pulang ke rumah. Tak lama berselang, I Kadek Sepi sempat bercanda dengan adik-adiknya yang masih berusia enam tahun di teras rumah.

Baca Juga:  Nekat Trek-trekan Pagi Buta, Sembilan Remaja Diamankan Polisi Sukawati

 

“Tiba-tiba sekitar jam 4 sore itu dia kejang-kejang,” ujar Kicen yang didampingi sang istri beserta kuasa hukumnya.

 

Saat kondisi kejang-kejang itu, Kicen bersama sang istri mengaku panik. Karena saat kejang-kejang, korban ini sempat jatuh ke arah belakang. Hingga menyebabkan muntah dan diare (mencret).

 

“Saya langsung mencari dukun di seputaran daerah (Banjar) Kangkang (Desa Kertamandala, Abang, Red) untuk meminta pertolongan,” terangnya.

 

Bahkan sejumlah tetangga, kata dia, juga sempat membantu Sepi yang saat itu tengah sekarat. Hanya saja sekitar pukul 18.00, nyawa sang anak tidak tertolong dan sudah dalam kondisi meninggal.

 

“Itu saya pulang setelah mencari dukun, sudah meninggal,” kata Kicen.

Baca Juga:  Dipiloti WNA, Helikopter Mendarat Darurat di Abang Karangasem

 

Sebeumnya diberitakan, I Kadek Sepi meninggal dunia Selasa (21/9/2021) sekitar Pukul 18.00 Wita di rumahnya.

Sebelum meninggal, yakni pada hari yang sama, sekitar pukul 13.00 I Kadek Sepi main layang-layang bersama adiknya di Bukit Sebau yang tak jauh dari rumah korban. Kemudian, sekitar pukul 14.00, bocah kelas VI SD ini pulang ke rumahnya. Secara mengejutkan, sekitar pukul 18.00 korban dikabarkan meninggal dunia.

Nah, pada Kamis sekitar Pukul 06.00 Wita (23/9), saat akan dimandikan untuk dikubur, paman korban yakni I Made Suardana, 42, dan I Komang Eka Putra, 20, sepupu korban melihat pada bagian tubuh korban terdapat sejumlah luka lebam. Seperti luka lebam pada bagian leher, dan leher korban lemas seperti patah.

Suardana dan Eka Putra pun melapor ke Mapolsek Abang. Kasus kini ditangani Unit PPA Polres Karangasem.



Seperti apa peristiwa kematian I Kadek Sepi, bocah 13 tahun asal Karangasem masih diselidiki Unit PPA Polres Karangasem. Bahkan, untuk memastikan luka lebam di tubuh Sepi, dilakukan pembongkaran kuburan dan otopsi pada tubuh Sepi Selasa (5/10). 

 

ZULFIKA RAHMAN, Amlapura

DI tengah penyelidikan kepolisian atas laporan paman dan sepupu korban Sepi, ayah korban Sepi memberian penjelasan terkait kematian anaknya tersebut.

 

Ditemui di lokasi pembongkaran kuburan Sepi di Setra Desa Adat Linggawana Kecamatan Abang pada Selasa (5/10), ayah I Kadek Sepi yakni I Nengah Kicen menuturkan kronologi meninggalnya anak keduanya tersebut.

 

Kicen menjelaskan, sebelum meninggal, tepatnya sekitar pukul 13.00 Selasa (21/9) lalu, Sepi sempat bermain layang-layang dengan adiknya di Bukit Sebau yang tak jauh dari rumahnya di Banjar Dinas Babakan, Desa Purwakerthi, Kecamatan Abang. 

 

Selanjutnya sekitar pukul 14.00, Sepi bersama sang adik pulang ke rumah. Tak lama berselang, I Kadek Sepi sempat bercanda dengan adik-adiknya yang masih berusia enam tahun di teras rumah.

Baca Juga:  38 LPD Seluruh Bali Masuk Ranah Hukum, Pengurus LPD Diminta Profesional

 

“Tiba-tiba sekitar jam 4 sore itu dia kejang-kejang,” ujar Kicen yang didampingi sang istri beserta kuasa hukumnya.

 

Saat kondisi kejang-kejang itu, Kicen bersama sang istri mengaku panik. Karena saat kejang-kejang, korban ini sempat jatuh ke arah belakang. Hingga menyebabkan muntah dan diare (mencret).

 

“Saya langsung mencari dukun di seputaran daerah (Banjar) Kangkang (Desa Kertamandala, Abang, Red) untuk meminta pertolongan,” terangnya.

 

Bahkan sejumlah tetangga, kata dia, juga sempat membantu Sepi yang saat itu tengah sekarat. Hanya saja sekitar pukul 18.00, nyawa sang anak tidak tertolong dan sudah dalam kondisi meninggal.

 

“Itu saya pulang setelah mencari dukun, sudah meninggal,” kata Kicen.

Baca Juga:  Miris! Selama Pandemi, Belasan ODGJ di Satu Dusun Tak Dapat Bantuan

 

Sebeumnya diberitakan, I Kadek Sepi meninggal dunia Selasa (21/9/2021) sekitar Pukul 18.00 Wita di rumahnya.

Sebelum meninggal, yakni pada hari yang sama, sekitar pukul 13.00 I Kadek Sepi main layang-layang bersama adiknya di Bukit Sebau yang tak jauh dari rumah korban. Kemudian, sekitar pukul 14.00, bocah kelas VI SD ini pulang ke rumahnya. Secara mengejutkan, sekitar pukul 18.00 korban dikabarkan meninggal dunia.

Nah, pada Kamis sekitar Pukul 06.00 Wita (23/9), saat akan dimandikan untuk dikubur, paman korban yakni I Made Suardana, 42, dan I Komang Eka Putra, 20, sepupu korban melihat pada bagian tubuh korban terdapat sejumlah luka lebam. Seperti luka lebam pada bagian leher, dan leher korban lemas seperti patah.

Suardana dan Eka Putra pun melapor ke Mapolsek Abang. Kasus kini ditangani Unit PPA Polres Karangasem.


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru