28.7 C
Denpasar
Thursday, June 1, 2023

Sebelum Gerayangi di Kebun, NS Sempatkan Suguhkan Kopi Untuk Pelaku

AKSI bejat Ketut W, 49, benar-benar tak pernah disangka sebelumnya oleh pihak keluarga korban.

Pasalnya, saat datang, pelaku berpura-pura menawarkan biourine (pupuk cair dari air kencing kambing) kepada ayah korban. Bahkan karena tertarik, pelaku pun disambut baik oleh NS, ayah korban.

 

EKA PRASETYA, Buleleng

ENTAH apa yang ada di benak Ketut W, 49, saat itu. Bermula dari menawarkan bio urine, ia malah menggerayangi anak gadis pemilik kebun durian yang tak lain masih anak tetangganya sendiri.

Anak bungsu NS yang masih gadis dan berusia 16 tahun digerayangi di area sensitifnya hingga menangis dan mengalami trauma berat.

Ironisnya, aksi dugaan tindak asusila yang dilakukan korban itu terjadi di kebun durian milik ayahnya. Sedangkan saat kejadian, orang tua (ortu) korban sedang melayat orang meninggal di setra (kuburan) desa adat.

Baca Juga:  Tiga Pejabat Utama Polres Gianyar Dapat Promosi Kenaikan Jabatan

NS saat ditemui usai melapor di Mapolres Buleleng, Selasa (5/10) mengatakan, sebelum kejadian, ia mengaku tak menaruh curiga apapun dengan terlapor.

Bahkan, kata NS, saat terlapor diantar korban ke kebun durian oleh korban, ia sempat membuatkan dan menyuguhkan minuman kopi untuk pelaku di rumah.

“Memang sehari sebelumnya saya ketemu dengan dia (Ketut W, Red). Dia bilang jualan kencing kambing. Karena dibilang bagus untuk durian, saya berminat. Maunya saya pesan untuk di rumah,” tuturnya.

Lantaran tak ada orang di rumah, putri NS berinisiatif mengantar Ketut W ke areal kebun. Tak disangka di sana (kebun durian) putri bungsunya mengalami pelecehan seksual. Ketut W disebut memegang bagian sensitif pada tubuh sang anak.

Baca Juga:  Begini Kronologis Christian dan Paul Kabur dari Lapas Kerobokan

Saat NS kembali dari setra adat, Ketut W disebut masih ada di rumahnya. Ketika itu NS belum tahu anaknya menjadi korban pelecehan seksual. NS bahkan sempat menyuguhkan kopi pada Ketut W.

“Setelah dia pulang, saya masuk ke rumah. Ganti baju. Pas saya lihat anak saya kok menangis. Saya tanya, lalu dia ceritakan hal itu. Anak saya tertekan sekali dengan kejadian itu,” ungkap NS.

Sementara itu Kasubbag Humas Polres Buleleng Iptu Gede Sumarjaya saat dikonfirmasi, membenarkan adanya laporan tersebut. Menurut Sumarjaya, pihaknya baru menerima laporan awal. Sehingga perlu dilakukan langkah penyelidikan lebih lanjut.

“Peristiwanya baru dilaporkan hari ini. Jadi beri kesempatan penyidik melakukan langkah-langkah lebih lanjut terhadap laporan ini. Kami segera ajukan permintaan visum untuk menindaklanjuti laporan ini,” kata Sumarjaya.



AKSI bejat Ketut W, 49, benar-benar tak pernah disangka sebelumnya oleh pihak keluarga korban.

Pasalnya, saat datang, pelaku berpura-pura menawarkan biourine (pupuk cair dari air kencing kambing) kepada ayah korban. Bahkan karena tertarik, pelaku pun disambut baik oleh NS, ayah korban.

 

EKA PRASETYA, Buleleng

ENTAH apa yang ada di benak Ketut W, 49, saat itu. Bermula dari menawarkan bio urine, ia malah menggerayangi anak gadis pemilik kebun durian yang tak lain masih anak tetangganya sendiri.

Anak bungsu NS yang masih gadis dan berusia 16 tahun digerayangi di area sensitifnya hingga menangis dan mengalami trauma berat.

Ironisnya, aksi dugaan tindak asusila yang dilakukan korban itu terjadi di kebun durian milik ayahnya. Sedangkan saat kejadian, orang tua (ortu) korban sedang melayat orang meninggal di setra (kuburan) desa adat.

Baca Juga:  Usai Rantai Kaki & Tangan, Giliran Polisi Jerat Gus Adi dengan UU ITE

NS saat ditemui usai melapor di Mapolres Buleleng, Selasa (5/10) mengatakan, sebelum kejadian, ia mengaku tak menaruh curiga apapun dengan terlapor.

Bahkan, kata NS, saat terlapor diantar korban ke kebun durian oleh korban, ia sempat membuatkan dan menyuguhkan minuman kopi untuk pelaku di rumah.

“Memang sehari sebelumnya saya ketemu dengan dia (Ketut W, Red). Dia bilang jualan kencing kambing. Karena dibilang bagus untuk durian, saya berminat. Maunya saya pesan untuk di rumah,” tuturnya.

Lantaran tak ada orang di rumah, putri NS berinisiatif mengantar Ketut W ke areal kebun. Tak disangka di sana (kebun durian) putri bungsunya mengalami pelecehan seksual. Ketut W disebut memegang bagian sensitif pada tubuh sang anak.

Baca Juga:  Miris, Gadis di Buleleng Jadi Budak Nafsu Ayah Kandung Selama 4 Tahun

Saat NS kembali dari setra adat, Ketut W disebut masih ada di rumahnya. Ketika itu NS belum tahu anaknya menjadi korban pelecehan seksual. NS bahkan sempat menyuguhkan kopi pada Ketut W.

“Setelah dia pulang, saya masuk ke rumah. Ganti baju. Pas saya lihat anak saya kok menangis. Saya tanya, lalu dia ceritakan hal itu. Anak saya tertekan sekali dengan kejadian itu,” ungkap NS.

Sementara itu Kasubbag Humas Polres Buleleng Iptu Gede Sumarjaya saat dikonfirmasi, membenarkan adanya laporan tersebut. Menurut Sumarjaya, pihaknya baru menerima laporan awal. Sehingga perlu dilakukan langkah penyelidikan lebih lanjut.

“Peristiwanya baru dilaporkan hari ini. Jadi beri kesempatan penyidik melakukan langkah-langkah lebih lanjut terhadap laporan ini. Kami segera ajukan permintaan visum untuk menindaklanjuti laporan ini,” kata Sumarjaya.


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru