SEJUMLAH dalih atau alasan diungkap pasca viralnya kasus salah input data pasien Covid-19 di Denpasar.
Bahkan atas kasus ini, selain masih dalam penyelidikan polisi, sejumlah pejabat terkait juga langsung dipanggil Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara.
Lalu apa sebenarnya yang menyebabkan aksi teledor dan fatal ini terjadi?
NI KADEK NOVI FEBRIANI, Denpasar
TAK mau kebakaran jenggot dan dibuat malu Wali, Kota Denpasar IGN Jaya Negara langsung memberi atensi khusus dengan memanggil kadiskes atas kasus dugaan salah input data Covid-19.
Seperti dibenarkan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar I Dewa Gede Rai.
Saat dikonfirmasi, ia menyatakan jika wali Kota Denpasar memberi perhatian dalam kasus ini.
Selain itu, terkait kesalahan input data, Dewa Rai menjelaskan, dari hasil klarifikasi pihak Dinas Kesehatan Kota Denpasar, terungkap jika keteledoran dan salah input data pasien dari data pasien sembuh dimasukkan ke dalam data meninggal dunia, itu disebabkan karena sejumlah faktor.
Pertama, kata Dewa Rai, selain karena minimnya petugas input data dengan jumlah petugas penginput data sebanyak tiga orang.
Kesalahan input data juga disebabkan karena diduga petugas tidak konsentrasi alias tidak focus, meski sudah dilakukan pengecekan secara internal sebelum data di-share dan dikirim ke pusat.
Selain itu, imbuh Dewa Rai, akibat pegawai tidak konsentrasi, kesalah input data disebabkan karena petugas input salah klik.
“Jadi kesalahan terjadi karena salah klik. Seharusnya sembuh lalu diklik meninggal begitu data close dan disebar dirilis masuk ke faskes, ke kelurahan dan masing-masing desa. Setelah itu desa menindaklanjuti. Salah satu puskesmas tahu langsung diperbaiki,” tambahnya pada, Jumat (10/9).
Untuk itu, dengan adanya kasus ini, selain telah memanggil Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, pihak Pemkot Denpasar melalui Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara juga langsung melakukan evaluasi.
“Sesuai evaluasi, Pak Wali (Wali Kota Denpasar mengingatkan agar petugas penginput data melakukan pengecekan kembali terlebih dahulu sebelum data Covid-19 dirilis,”terang Dewa Rai yang juga menjabat sebagai kepala bagian Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar ini.
Selain itu, guna mengantisipasi dan menghindari terjadinya kasus serupa terulang, wali kota juga langsung memerintahkan dan menginstruksikan kepada Kadis Kominfo Kota Denpasar untuk mengirimkan stafnya sebanyak 10 orang membantu melakukan penginputan data.
“Pak Wali langsung memerintahkan tim dari Diskominfo untuk menurunkan stafnya sebanyak 10 orang. Jadi dengan adanya penambahan tenaga ini, total dari tiga orang petugas, kini ada 13 tenaga operator penginput data di Denpasar,”tukas Dewa Rai