28.7 C
Denpasar
Friday, June 9, 2023

Dikenal Angker, Lokasi Persis Saat Komang Ayu Ardani dan Mertua Tewas

KECELAKAAN truk bermuatan koral di Jalan Gunung Sari, Banjar Laplapan, Desa Petulu, Kecamatan Ubud, Gianyar, Selasa (14/12) siang menyisakan cerita misteri.

Truk dengan Nomor polisi DK 9567 KJ, itu tiba-tiba mengalami patah as. Akibat patah as, truk mundur dan masuk jurang saat menanjak.

Meski tak sampai menelan korban jiwa, namun insiden ini sempat ramai diperbincangkan.

Pasalnya, TKP kecelakaan merupakan lokasi tempat Mendiang Ni Komang Ayu Ardani, 37 dan Mendiang Ni Ketut Rindit, 55. keduanya tewas pada 18 Maret 2021 lalu.

 

IDA BAGUS INDRA PRASETYA, Gianyar

KECELAKAAN yang dialami truk pengangkut koral di Jalan Gunung Sari, Banjar Laplapan, Desa Petulu, Kecamatan Ubud, Selasa (14/12) pukul 12.30 bukan kali pertama terjadi.

Sebelumnya, pada 18 Maret 2021 pukul 19.00, di lokasi yang sama, warga Desa Siangan, Kecamatan Gianyar, mengalami nahas.

Dia adalah Ni Komang Ayu Ardani, 37. Perempuan ini nahas saat mengendarai Honda Vario DK 6488 KAD di TKP. 

Dia membonceng putranya, Putu Kevin Rumansa, 9, dan mertuanya (nenek Kevin), Ni Ketut Rindit, 55, yang juga tewas.

Komang Ayu menjemput mertuanya usai membuat banten di Ubud. Korban hendak pulang ke Desa Siangan, Kecamatan Gianyar, melalui Jalan Gunung Sari, Desa Petulu, Kecamatan Ubud.

Baca Juga:  Nge-flay..,Tim Gabungan Amankan Aussie di Deejay Club Kuta

Tiba di lokasi kejadian, tepatnya di Jembatan Laplapan, situasi gelap dan jalan menurun. Diduga, motor dan tiga korban jatuh ke jurang. Kevin ditemukan nyangkut di bawah tebing.

Bocah 9 tahun itu selamat karena pegangan di akar pohon. 
Sedangkan, nenek Kevin, Ni Ketut Rindit ditemukan meninggal dunia di dasar jurang.

 

Sementara itu, Kapolsek Ubud, AKP Made Tama, menjelaskan, truk yang dikendarai Wayan Buda itu melaju dari arah Kintamani, Kabupaten Bangli hendak mengirim koral ke Ubud.

“Truk dari Timur, pas menanjak, tidak kuat, akhirnya jalan mundur terperosok ke tepi jurang,” ujar Tama, kemarin.

Di dalam truk, selain sopir, juga terdapat seorang penumpang dan dua tenaga angkut. Saat truk melaju dua buruh berada di bak belakang. “Sebelum masuk jurang, yang di belakang melompat. Sopirnya juga turun,” jelasnya.

Sopir dan orang di belakang yang berhasil melompat selamat dari maut. Namun seorang tenaga angkut sampai terperosok ke sungai di bawah jurang.

Namun korban berhasil pegangan dan selamat dari maut. Korban hanya mengalami luka ringan.

Dalam sekejap, truk yang berjalan mundur langsung terperosok ke jurang. Bagian bak truk miring ke jurang dengan posisi kepala di atas.

“Sudah ada tim yang mengevakuasi. Kami mengamankan jalur,” terangnya.

Baca Juga:  Turis Belgia Loncat dari Lantai II, Tewas dengan Isi Kepala Berantakan

Tama mengaku, lokasi kejadian rawan. Ia juga membenarkan jika di TKP yang sama, nahas menimpa ibu yang naik motor bersama mertua dan anaknya. Sang ibu dan mertua ditemukan meninggal dan si anak selamat. “Ya itu lokasinya sama dengan kecelakaan ibu. Cuma sekarang korban tidak ada,” jelasnya.

Tama menambahkan, di lokasi kejadian saat ini sudah dipasang pengaman sisi tebing. “Dia sebelum pengaman lewatnya. Makanya tidak sampai masuk jurang (dalam, red),” terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Gianyar, Wayan Suamba, mengaku jalur tersebut sudah dipasangi pengamanan jurang berupa guardrail. “Itu sudah dipasang oleh PUPR (Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, red),” terangnya.

Namun karena di lokasi itu rawan kecelakaan, pihaknya berjanji akan melakukan evaluasi terhadap pemetaan jalan. “Ya, nanti dikaji,” pungkasnya.

Di bagian lain, sejumlah warga mengaku bahwa lokasi dikenal tenget alias angker. Selain malam hari kondisi jalanan gelap, saat siang hari kondisi jalan yang menanjak juga diakui rawan.

“Mungkin ini yang dibilang warga tenget (angker) karena kondisi jalanan memang menanjak, dan malam hari juga gelap minim cahaya. Apalagi sebelumnya ada kejadian orang meninggal baru ditemukan sebulan di lokasi sama. Makanya banyak yang mengaitkan lokasinya tenget,”ujar warga.

 



KECELAKAAN truk bermuatan koral di Jalan Gunung Sari, Banjar Laplapan, Desa Petulu, Kecamatan Ubud, Gianyar, Selasa (14/12) siang menyisakan cerita misteri.

Truk dengan Nomor polisi DK 9567 KJ, itu tiba-tiba mengalami patah as. Akibat patah as, truk mundur dan masuk jurang saat menanjak.

Meski tak sampai menelan korban jiwa, namun insiden ini sempat ramai diperbincangkan.

Pasalnya, TKP kecelakaan merupakan lokasi tempat Mendiang Ni Komang Ayu Ardani, 37 dan Mendiang Ni Ketut Rindit, 55. keduanya tewas pada 18 Maret 2021 lalu.

 

IDA BAGUS INDRA PRASETYA, Gianyar

KECELAKAAN yang dialami truk pengangkut koral di Jalan Gunung Sari, Banjar Laplapan, Desa Petulu, Kecamatan Ubud, Selasa (14/12) pukul 12.30 bukan kali pertama terjadi.

Sebelumnya, pada 18 Maret 2021 pukul 19.00, di lokasi yang sama, warga Desa Siangan, Kecamatan Gianyar, mengalami nahas.

Dia adalah Ni Komang Ayu Ardani, 37. Perempuan ini nahas saat mengendarai Honda Vario DK 6488 KAD di TKP. 

Dia membonceng putranya, Putu Kevin Rumansa, 9, dan mertuanya (nenek Kevin), Ni Ketut Rindit, 55, yang juga tewas.

Komang Ayu menjemput mertuanya usai membuat banten di Ubud. Korban hendak pulang ke Desa Siangan, Kecamatan Gianyar, melalui Jalan Gunung Sari, Desa Petulu, Kecamatan Ubud.

Baca Juga:  Bongkar Pedofilia Tokoh Besar di Bali, Aktivis Minta Aparat Serius

Tiba di lokasi kejadian, tepatnya di Jembatan Laplapan, situasi gelap dan jalan menurun. Diduga, motor dan tiga korban jatuh ke jurang. Kevin ditemukan nyangkut di bawah tebing.

Bocah 9 tahun itu selamat karena pegangan di akar pohon. 
Sedangkan, nenek Kevin, Ni Ketut Rindit ditemukan meninggal dunia di dasar jurang.

 

Sementara itu, Kapolsek Ubud, AKP Made Tama, menjelaskan, truk yang dikendarai Wayan Buda itu melaju dari arah Kintamani, Kabupaten Bangli hendak mengirim koral ke Ubud.

“Truk dari Timur, pas menanjak, tidak kuat, akhirnya jalan mundur terperosok ke tepi jurang,” ujar Tama, kemarin.

Di dalam truk, selain sopir, juga terdapat seorang penumpang dan dua tenaga angkut. Saat truk melaju dua buruh berada di bak belakang. “Sebelum masuk jurang, yang di belakang melompat. Sopirnya juga turun,” jelasnya.

Sopir dan orang di belakang yang berhasil melompat selamat dari maut. Namun seorang tenaga angkut sampai terperosok ke sungai di bawah jurang.

Namun korban berhasil pegangan dan selamat dari maut. Korban hanya mengalami luka ringan.

Dalam sekejap, truk yang berjalan mundur langsung terperosok ke jurang. Bagian bak truk miring ke jurang dengan posisi kepala di atas.

“Sudah ada tim yang mengevakuasi. Kami mengamankan jalur,” terangnya.

Baca Juga:  Peringatan Keras! Kecelakaan Acap Dialami Wisatawan Asing, Polda Bali Bilang Begini

Tama mengaku, lokasi kejadian rawan. Ia juga membenarkan jika di TKP yang sama, nahas menimpa ibu yang naik motor bersama mertua dan anaknya. Sang ibu dan mertua ditemukan meninggal dan si anak selamat. “Ya itu lokasinya sama dengan kecelakaan ibu. Cuma sekarang korban tidak ada,” jelasnya.

Tama menambahkan, di lokasi kejadian saat ini sudah dipasang pengaman sisi tebing. “Dia sebelum pengaman lewatnya. Makanya tidak sampai masuk jurang (dalam, red),” terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Gianyar, Wayan Suamba, mengaku jalur tersebut sudah dipasangi pengamanan jurang berupa guardrail. “Itu sudah dipasang oleh PUPR (Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, red),” terangnya.

Namun karena di lokasi itu rawan kecelakaan, pihaknya berjanji akan melakukan evaluasi terhadap pemetaan jalan. “Ya, nanti dikaji,” pungkasnya.

Di bagian lain, sejumlah warga mengaku bahwa lokasi dikenal tenget alias angker. Selain malam hari kondisi jalanan gelap, saat siang hari kondisi jalan yang menanjak juga diakui rawan.

“Mungkin ini yang dibilang warga tenget (angker) karena kondisi jalanan memang menanjak, dan malam hari juga gelap minim cahaya. Apalagi sebelumnya ada kejadian orang meninggal baru ditemukan sebulan di lokasi sama. Makanya banyak yang mengaitkan lokasinya tenget,”ujar warga.

 


Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru