GIANYAR-Oknum sulinggih bergelar Ida Begawan RASM asal Banjar Tegal, Desa/Kecamatan Tegalalang, Gianyar masih terus jadi perbincangan warga.
Tak hanya soal kasusnya yang bisa mencoreng keberadaan sulinggih di Bali. Namun atas dugaan perbuatan cabul yang dilakukan di tempat melukat juga bisa mencoreng banyak umat.
Terkait kasus dugaan pencabulan oleh oknum sulinggih asal Tegalalang, Gianyar, mantan Bendesa Adat Tegalalang, Made Jaya Kesuma, mengaku tidak tahu menahu terkait keberadaan sulinggih itu.
“Dulu waktu beliau me-dwijati (dilantik jadi sulinggih, red), saya dapat undangan ke Ababi di Karangasem. Tapi saya tidak datang waktu itu,” ujarnya, Rabu (17/2).
Kata Jaya Kesuma, untuk undangan menjadi sulinggih biasanya ada surat resmi. Lantaran hanya undangan lisan, dirinya selaku bendesa saat itu memilih tidak hadir.
Sementara, mengenai kasus yang menimpa sulinggih, mantan Bendesa yang baru berakhir pada 11 Februari 2021 lalu, itu mengaku tidak bisa memberikan komentar.
“Memang saya dengar begitu (pencabulan, red). Tapi saya sudah berhenti jadi Bendesa, tidak bisa ambil keputusan soal itu,” jelasnya.
Meski demikian, dirinya mendengar jika sulinggih dengan nama walaka I Wayan M, 38 dan sedang berkasus ini biasa mengobati pasien.
Pengobatan, itu kata Jaya Kesuma, yang dilakukan secara niskala atau tidak terlihat.
Sementara secara terpisah, Bendesa Adat Tegalalang yang baru, Kumara Jaya ditemui di rumahnya menyatakan, bahwa masyarakat dan Desa Tegalalang tidak tahu keberadaan sulinggih itu.
“Karena kalau jadi sulinggih harus ada Upasaksi. Di sini kami tidak ada pemberitahuan. Bahkan dari pihak sana juga tidak memberitahu,” ujarnya.
Mengenai hubungan antara desa adat dengan sulinggih ini tidak ada. “Pertama Tri Upasaksi (yang menyaksikan dari tiga pihak, red) tidak ada. Secara resmi juga tidak ada. Kalau ada sulinggih kan dari desa adat resmi,” jelasnya.
Namun, dari sisi penampilan, secara umum diakui mirip sulinggih. “Penampilan secara umum, pakai tongkat, rambut mepelinting,” tukasnya.