DENPASAR,radarbali.id – Amor ring acintya!. Pengerupukan berdarah. I Putu Eka Astina Alias Tu Pekak, 40, akhirnya meregang nyawa di RS Prof. Ngoerah (22/3/2023) akibat pendarahan. Pria bertato tersebut adalah korban pengeroyokan sadis dengan luka tikam di sekujur tubuh.
Insiden berdarah tersebut terjadi di Jalan Veteran depan Dealer Suzuki Motor, Denpasar Utara, Selasa 21 Maret 2023 sekitar pukul 21.00, tepat saat malam pengerupukan atau pawai ogoh-ogoh menyambut Nyepi Caka 1945.
Malam itu korban Tu Pekak ditebas secara membabi buta oleh gerombolan pemuda. Mirisnya, pembantaian itu terjadi depan istrinya dan anaknya yang masih umur 2 tahun.
Polisi langsung menangkap 2 pelaku. Yakni I Gede Santiana Putra alias De Anggur, 30, dan I Dewa Gede Raka Subawa, 23. Keduanya di ringkus polisi di jalan Gatot Subroto II Blok B/2 Banjar, Karangsari Desa Dangin Puri Kaja Denpasar Utara. Juga, I Dewa Gede Raka Subawa, 23, di kediamannya, Jalan Gatot Subroto IV Blok XI Gang 1, No.1 Karangsari Desa Dangin Puri Kaja Denpasar Utara.
Usut punya usut, antara korban dan pelaku sejatinya teman. Bahkan disebut pernah ada hubungan bisnis.
Ini berdasar pengakuan kepada polisi bahwa keduanya mengaku teman dekat dengan Tu Pekak. “Infonya, dua pelaku ini pernah bekerja dengan korban. Korban buka bisnis katanya, hanya karena selisih paham, makanya keduanya tidak ikut korban lagi,” cetus sumber petugas yang meminta identitasnya tak ditulis.
Dikatakan, penyidikan terkait bisnis itu belum di dalami, baru sebatas kronologis kejadian. Selain itu, ara para terlapor dengan Tu Pekak, tergabung dalam satu organisasi kemasyarakatan alias ormas. Bahkan para pengeroyok itu satu banjar dengannya di Banjar Karangsari yang berlokasi di Gang Kenari VII No. 33, Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar. “Tu Pekak memiliki dua orang anak. Kini, masalah masih ditangani di Mapolresta Denpasar,” pungkas sumber.
Disebutkan pula, sebelum mengembuskan napas terakhir kata sumber, korban dirawat di RSU Wangaya lalu di rujuk lagi di RSUP Ngoerah hingga akhir hayatnya. “Ya sempat menjalani perawatan, namun apa mau dikata, dokter menyatakan bahwa Tu Pekak meninggal dunia. Pelaku lain masih dikejar,” pungkas sumber.
Ini karena malam itu banyak orang dan gerombolan pelaku diduga lebih dari 3 orang. Lalu dini hari tadi (kemarin), jenazahnya langsung di bawa ke bagian forensik atau kamar jenasah.
PLT Kasat Reskrim Polresta AKP Wiastu Andri Prajitno membenarkan ada yang sudah diamankan. “Kami masih dalami keterangan terkait motif sebenarnya, sabar ya,” tutupnya.
Sementara itu, kepada Jawa Pos Radar Bali, pihak Forensik RSUP Ngoerah Denpasar dr. Kunthi membenarkan bahwa jenazah beridentitas tersebut telah diterima. “Ya, kalau soal otopsi, kami masih menunggu konfirmasi dari para pihak. Baik keluarga atau kepolisian,” singkatnya. (dre/rid)