SINGARAJA– Sempat viral, video aksi dua orang remaja putri yang saling baku hantam memperebutkan seorang cowok mendadak hilang dari media sosial (medsos).
Video itu hilang setelah polisi membuka proses penyelidikan sejak Sabtu (20/11). Diduga pemilik akun sengaja menghapus video tersebut.
Kapolres Buleleng AKBP Andrian Pramudianto mengatakan, polisi telah menemukan pihak-pihak yang terkait dengan video tersebut.
Polisi mengklaim telah meminta keterangan pada 4 orang terkait peristiwa tersebut. Masing-masing pengunggah video, perekam video, dan 2 orang remaja putri yang terlibat baku hantam.
Menurut Andrian video itu direkam pada Rabu (17/11) pekan lalu. Saat itu dua orang remaja putri melakukan aksi baku hantam di Pantai Yeh Taluh, Kelurahan Penarukan. Salah seorang remaja putri berusia 15 tahun kemudian merekam kejadian tersebut.
Remaja itu kemudian mengirimkan video itu pada salah seorang rekannya. Tujuannya untuk dijadikan story di WhatsApp. Belakangan video itu terus menyebar di WhatsApp, media sosial facebook, dan YouTube.
Pada Minggu (22/11), polisi akhirnya menemukan orang-orang yang terlibat dalam video tersebut.
“Kami sudah temukan yang merekam, yang mengunggah, termasuk yang berkelahi juga sudah kami dapatkan orangnya. Pihak yang terlibat masih di bawah umur,” kata Andrian saat memberikan keterangan pers di Mapolres Buleleng, Senin (22/11).
Lantaran masih di bawah umur, pihaknya memilih mengedepankan upaya restorative justice. Pihak yang berkelahi, merekam, dan yang menyebarkan dipanggil ke Mapolres Buleleng. mereka juga wajib didampingi orang tua masing-masing.
“Orang tua mereka semua sudah membuat surat pernyataan, agar membina anaknya lebih baik lagi. Kami ingatkan mereka agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” tegas Andrian.
Lantas, apa motifnya? Menurut Andrian motifnya adalah masalah sepele. Remaja putri yang terlibat perkelahian diduga berkelahi gara-gara menyukai remaja pria yang sama. Sehingga keduanya sepakat menyelesaikan masalah dengan baku hantam.
“Ini sebenarnya masalah kenakalan remaja. Informasinya mereka rebutan cowok. Tapi itu tidak dapat dibenarkan. Anak-anak itu mestinya belajar, tidak usah terlibat yang seperti itu. Apalagi masih SMP,” imbuhnya.
Di sisi lain, akun media sosial yang sempat menyebarkan video tersebut, memilih menghapus video perkelahian yang sempat diunggah. Video itu hilang sejak Minggu (21/11) sore. Baik itu yang diunggah di facebook maupun YouTube.
Andrian mengaku pihaknya sempat memanggil pemilik akun. Meminta agar mereka menghapus konten yang sudah diunggah. “Dia janji menghapus dan tidak menyebarkan lagi,” tukasnya.