24.8 C
Denpasar
Sunday, June 4, 2023

Yakin Merencanakan Pembunuhan, Keluarga Almarhum Tu Pekak Tuntut Pelaku Dihukum Mati

DENPASAR,radarbali.id –Salah seorang tersangka pengeroyokan, penusukan yang berujung hilangnya nyawa Tu Pekak yakni De Anggur, sebagai mantan anak buah dianggap takt ahu diri. Pembawaan disebut angkuh dan ego tinggi.

Tapi, sejauh sebelum kejadian pihak keluarga tidak mengetahui apakah ada permasalahan antara De Anggur dan Tu Pekak (almarhum), hingga mereka menerencanakan penganiayaan, pengeroyokan berujung penusukan. “Saya panik kekatukan. Saya saksikan dengan mata kepala. Saya sempat menegur dan teriak minta tolong. Mereka melakukan pengeroyokan tanpa belas kasihan,” tuturnya Ni Nengah Wikarsini, sambil terisak.

Wikarsini menilai tak ada rasa kemanusiaan dari para pelaku pengeroyok suamianya. Pasalnya, di depan dirinya dan anaknya yang masih balita pelaku tega-teganya membantai suaminya.

Baca Juga:  Copet Handpone Pelajar di Jalan Raya Sampalan, Warga Sumbawa Diciduk

Karena itulah ia menuntut keadilan. Wikarsini mewakili suara hati keluarga berharap Polisi usut tuntas kasus ini. Tak hanya De Anggur dan Bem Bem. Banyak orang yang disebut mukul dan nendang suaminya. “Saya saksikan kejadian itu. Saya sudah dimintai keterangan, saya dan keluarga menduga bahwa ini sudah berencana. Pisau dibawa dari rumah pelaku,” tegasnya.

Pihak keluarga menutut, para pelaku dihukum seberat-beratnya setimpal perbuatannya, yaitu pidana mati. Wikarsini sangat yakin, bukan hanya dua orang saja yang lakukan pengeroyokan.

Suaminya kata dia, sebelum ke rumah sakit masih sadar dan ngaku hanya mengenali dua orang ini (pelaku) De Anggur dan BemBem, yang lainnya tidak.

Baca Juga:  Dandim Dkk Dilaporkan Kasus Sidatapa, Begini Pernyataan Dan Denpom

“Suami saya diperlakukan seperti binatang. Pelaku sudah bawa pisau dari awal. Untuk apa nonton ogoh-ogoh bawa pisau, kami ingin polisi mengusut tuntas semua pelaku yang ada, termasuk siapa yang menyuruh. Mereka lebih dari 7 orang,” pungkasnya. (dre/rid)



DENPASAR,radarbali.id –Salah seorang tersangka pengeroyokan, penusukan yang berujung hilangnya nyawa Tu Pekak yakni De Anggur, sebagai mantan anak buah dianggap takt ahu diri. Pembawaan disebut angkuh dan ego tinggi.

Tapi, sejauh sebelum kejadian pihak keluarga tidak mengetahui apakah ada permasalahan antara De Anggur dan Tu Pekak (almarhum), hingga mereka menerencanakan penganiayaan, pengeroyokan berujung penusukan. “Saya panik kekatukan. Saya saksikan dengan mata kepala. Saya sempat menegur dan teriak minta tolong. Mereka melakukan pengeroyokan tanpa belas kasihan,” tuturnya Ni Nengah Wikarsini, sambil terisak.

Wikarsini menilai tak ada rasa kemanusiaan dari para pelaku pengeroyok suamianya. Pasalnya, di depan dirinya dan anaknya yang masih balita pelaku tega-teganya membantai suaminya.

Baca Juga:  Istri Tu Pekak Minta Penegak Hukum Proses Maksimal

Karena itulah ia menuntut keadilan. Wikarsini mewakili suara hati keluarga berharap Polisi usut tuntas kasus ini. Tak hanya De Anggur dan Bem Bem. Banyak orang yang disebut mukul dan nendang suaminya. “Saya saksikan kejadian itu. Saya sudah dimintai keterangan, saya dan keluarga menduga bahwa ini sudah berencana. Pisau dibawa dari rumah pelaku,” tegasnya.

Pihak keluarga menutut, para pelaku dihukum seberat-beratnya setimpal perbuatannya, yaitu pidana mati. Wikarsini sangat yakin, bukan hanya dua orang saja yang lakukan pengeroyokan.

Suaminya kata dia, sebelum ke rumah sakit masih sadar dan ngaku hanya mengenali dua orang ini (pelaku) De Anggur dan BemBem, yang lainnya tidak.

Baca Juga:  Divonis 2 Tahun Penjara, Petugas Kredit KUR Bersyukur

“Suami saya diperlakukan seperti binatang. Pelaku sudah bawa pisau dari awal. Untuk apa nonton ogoh-ogoh bawa pisau, kami ingin polisi mengusut tuntas semua pelaku yang ada, termasuk siapa yang menyuruh. Mereka lebih dari 7 orang,” pungkasnya. (dre/rid)


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru