DENPASAR– Munculnya kabar pemutusan kontrak terhadap ratusan tenaga keamanan atau security Bandara I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Badung, Bali akhirnya menuai respon.
Terkait kabar itu, pihak Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali mengklarifikasi mengenai beredarnya informasi terkait pemecatan yang dilakukan terhadap para security yang bertatto dan pernah bertindik atau piercing.
Sesuai pernyataan pihak bandara, mereka membantah adanya tudingan pemecatan atau pemutusan kontrak secara sepihak terhadap ratusan security.
“Tidak ada bahasa pemecatan. Hanya saja, memang ada sejumlah pegawai yang akan menandatangani kontrak baru pada akhir tahun 2021 atau 1 Januari 2022 mendatang,”terang Stakeholder Relation Manager PT Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai Taufan Yudhistira pada Selasa (23/11/2022).
Sehingga dengan munculnya polemik seolah-olah terbitnya SE (surat edaran) dilakukan untuk sengaja menyingkirkan para security yang sudah bekerja antara 13-20 tahun dan dilakukan karena dasar diskriminasi diakui tidak benar.
“Memang kontrak mereka berakhir 31 Desember 2021 dan 1 Januari 2022 ada kontrak baru. Nah mereka di seleksi ulang, bukan merekrut ulang ya,” imbuh Taufan Yudhistira
Lebih lanjut, Taufan juga menjelaskan, pihak bandara melakukan seleksi ulang dikarenakan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang sekarang tak sebanding dengan kondisi operasional perusahaan tersebut.
“Jadi kami melakukan penyesuaian. Sehingga dari seribuan orang kalau tidak salah, ada sekitar 300 orang yang mungkin tidak bisa bergabung lagi,” ujar Taufan.