WARGA terus dibuat penasaran dengan kasus penebasan yang terjadi di Simpang Jalan Subur-Jalan Gunung Kalimutu-Tegal Harum, Monang-Maning, Denpasar Barat, Jumat (23/7) sore.
Penasaran karena di tengah warga melaksanakan PPKM Level 3, warga dihebohkan dengan aksi bar-bar dan penebasan sadis. Lalu seperti apa cerita warga?
ANDRE SULLA, Denpasar
LUTUT Dewa Ayu Diah, 24, langsung gemetar melihat sesosok pria tergelepar di tengah jalan tak jauh dari tempat tinggalnya.
Bahkan, sebelum penebasan, Ayu Diah juga mengaku tau persis saat detik-detik pelaku Wayan S menenteng parang dan menebas kepala dan tangan Korban Gede Budiarsana, 34, hingga menggelepar dan meregang nyawa.
Kepada Jawa Pos Radar Bali, Ayu mengatakan, setelah mengetahui ada seorang pria berlumuran darah di tengah jalan, ia langsung menghubungi anggota Babinkatantibmas. “Kepada Babin, saya memgatakan yang menebas pelaku menggunakan jaket merah,” singkat Ayu Diah.
Sementara saksi lainnya, Aldila Rifki Ramadan, 29, menyebut, sebelum aksi penebasan, ia sempat mendengar suara keributan.
Selanjutnya, sesaat mendengar keributan, ia langsung keluar. Kemudian setelah keluar, ia melihat sejumlah pria berbadan besar dan bertatto mengejar seorang pria ke jalan raya.
“Saat saya keluar, orang sudah ramai dan korban sudah bersimbah darah di tengah jalan,”ujar Rifki.
Sementara itu, secara terpisah, Saksi Astiti, 37, saat ditemui Jawa Pos Radar Bali mengatakan, sebelum mendengar peristiwa berdarah, ia sempat melihat ada seseorang (Korban Gede Budiarsana) datang ke kantor PT. Beta Mandiri Multi Solition (BMMS) di Jalan Gunung Patuha VII, No.9 C, Monang Maning, Denpasar Barat.
Lebih lanjut, perempuan yang memiliki warung di dekat kantor PT BMMS ini menambahkan, sesaat setelah tiba, ia juga melihat adanya keributan. “Ya di tempat Pak Benny (Benny Bakar Besi) kan tempat kumpul (markas) anak-anak pekerja debt collector. Dia (korban) sempat rebut dan menganiayaan Bang Jo salah satu karyawan bagian Administrasi,” ujar Astiti.
Bahkan, imbuh Astiti, dari cerita karyawan, korban Gede Budiartana juga dikabarkan sempat membawa sajam. “Tapi persisnya kalau (soal sajam yang dibawa korban) ini saya tidak tahu. Hanya dengar cerita,”imbuh Astiti.
Namun setelah ramai kabar penebasan di Jalan Subur, Astiti mengaku jika belakangan, kasus ini dipicu karena masalah kredit motor”Belakangan baru saya dengar cerita kalau yang meninggal ini datang untuk menanyakan unit sepeda yang telah ditarik. Mungkin karena tidak terima dia (korban) marah di kantor. Mungkin ya,” pungkas Astiti.