SETELAH menggelar mediasi, pihak TNI dan warga di Desa Sidatapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng telah sepakat berdamai.
Mediasi dan kesepakatan damai digelar di Pura Desa Adat Sidatapa, Selasa (24/8) sore dengan disaksikan para tokoh, perwira TNI dan perwira polisi.
Ternyata, meski telah berdamai, dari kericuhan ini, bukan hanya Dandim Buleleng bersama tiga prajuritnya yang terluka. Namun ada warga yang juga terluka, bahkan tiga diantaranya luka parah.
EKA PRASETYA, Buleleng
SEPERTI diungkap Anggota DPRD Bali I Wayan Artha. Ditemui usai mediasi di Mapolres Buleleng, mengatakan, sesuai informasi yang ia terima dari warga, peristiwa itu bermula dari swab massal di pelatan Pura Desa. Namun kegiatan itu seolah dipaksakan.
Belakangan datang sejumlah pemuda yang datang dari kebun dan diminta melakukan swab. “Karena ada ketakutan, lari dia. Akhirnya ditarik, terjadi insiden di sana. Akhirnya datang pamannya melerai. Kemudian terjadi hal yang tidak diinginkan di sana. Kalau dibilang ada pengeroyokan (oleh warga Sidatapa), kami tidak sepakat. Jangan desa kami dikatakan arogan,” kata Artha.
Menurutnya ada lima orang warga yang mengalami luka. Dari lima orang itu, sebanyak tiga orang diantaranya mengalami luka parah. Bahkan ada yang multunya harus dijarit.
Meski begitu, Artha menyatakan para pihak telah sepakat mencapai kata damai. Hal yang terjadi merupakan miskomunikasi dan hal yang tidak diinginkan. Saat bertemu warga di Wantilan Pura Desa, Artha meminta warga tak lagi mencari pihak yang benar maupun salah.
Artha pun sempat menanyakan apakah warga setuju dilakukan perdamaian? Warga pun dengan kompak menyatakan setuju.
“Saya apresiasi pada seluruh masyarakat yang berseteru kemarin, (sudah sepakat) damai. Agar setelah perdamaian ini, tidak ada saling menyalahkan lagi di dalam satu desa ini,” kata Artha.