26.5 C
Denpasar
Wednesday, March 29, 2023

Selain Libatkan 40 Personel per Hari, Tim Juga Ikuti Arahan Paranormal

KEBERADAAN satu dari tiga korban yang jatuh ke jurang sedalam 15 meter di bawah Jembatan Banjar Laplapan, Desa Petulu, Kecamatan, Ubud, Gianyar Bali, hingga Kamis (25/3) masih menyisakan teka-teki.

 

Hingga memasuki hari ketujuh, keberadaan Ni Komang Ayu Ardani, 37, belum juga menunjukkan titik terang.

 

Lalu seperti apa sebenarnya upaya keras dari petugas Basarnas dan tim gabungan saat proses pencarian korban?

 

IB INDRA PRASETYA, Gianyar

 

Kepala Seksi Operasi dan Siaga Badan SAR Nasional (Basarnas) Provinsi Bali, Anak Agung Alit Supartana, saat dikonfirmasi, Kamis (25/3) mengatakan, saat proses pencarian korban, setiap hari selama tujuh hari, pihaknya mengaku menerjunkan sekitar 30-40 personel gabungan.

 

Kata Alit Supartana, banyak hal yang dialami dan dilalui petugas selama proses pencarian.

 

Kondisi TKP yang berbatu dan banyaknya cubang di sepanjang aliran sungai membuat petugas harus awas dan teliti menyusuri dan mengecek satu per satu.

Baca Juga:  Pecandu Sabu, Dituntut Jaksa 15 Bulan, Bule Aussie Diganjar 5 Tahun

“Situasi di TKP banyak area berbatu, dan untuk penyelaman tidak memungkinkan. Saat turun, kedalaman tak lebih 1-2 meter. Itu bisa manual dengan bantuan bambu. Kami juga punya alat safety,” ungkapnya.

 

Bahkan selain upaya skala, pihaknya juga mengaku melakukan upaya niskala. Upaya niskala, itu imbuh Alit Supartana yakni dengan mengikuti petunjuk paranormal sesuai permintaan keluarga.

 

“Kami pakai prosedur, ada permintaan keluarga korban sesuai target, ada informasi dari paranormal, kami kembali ke target. Tak ingin abaikan yang diinformasikan paranormal. Tapi tetap sesuai prosedur. Kalau hari pertama air deras tidak mungkin target di tempat awal. Kami sudah geser ke hilir,” ungkapnya.

 

Diakui, setiap medan ada kesulitan tersendiri. “Namun itu bisa diatasi dengan koordinasi tim dan berusaha cari solusi. Tetap perhatikan prosedur SAR,” pungkasnya.

Baca Juga:  Kapten Kapal Pesiar Doyan Arak Tewas Membusuk, Diduga…

 

Seperti diberitakan sebelumnya, musibah yang menimpa satu keluarga yang terjadi di jembatan Banjar Laplapan Desa Petulu, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali, ini terjadi pada Kamis malam (18/3) sekitar pukul 20.00 WITA lalu

Diduga karena jalanan licin dan gelap, tiga orang yang terdiri dari anak, ibu, dan  seorang nenek yang saat itu berboncengan mengendarai sepeda motor Honda Vario Nopol DK 6488 KAD jatuh ke jurang sedalam 15 meter.

Tragisnya, dalam musibah itu, satu orang yakni sang anak (Korban Putu Kevin Ramansa, 9) dinyatakan selamat usai tersangkut disemak. Sedangkan sang nenek (Korban Ni Ketut Rindit, 55) ditemukan meninggal usai tersangkut di bebatuan. Sementara ibunya (korban Ni Komang Ayu Ardani, 37) hingga kini masih hilang dan belum ditemukan.



KEBERADAAN satu dari tiga korban yang jatuh ke jurang sedalam 15 meter di bawah Jembatan Banjar Laplapan, Desa Petulu, Kecamatan, Ubud, Gianyar Bali, hingga Kamis (25/3) masih menyisakan teka-teki.

 

Hingga memasuki hari ketujuh, keberadaan Ni Komang Ayu Ardani, 37, belum juga menunjukkan titik terang.

 

Lalu seperti apa sebenarnya upaya keras dari petugas Basarnas dan tim gabungan saat proses pencarian korban?

 

IB INDRA PRASETYA, Gianyar

 

Kepala Seksi Operasi dan Siaga Badan SAR Nasional (Basarnas) Provinsi Bali, Anak Agung Alit Supartana, saat dikonfirmasi, Kamis (25/3) mengatakan, saat proses pencarian korban, setiap hari selama tujuh hari, pihaknya mengaku menerjunkan sekitar 30-40 personel gabungan.

 

Kata Alit Supartana, banyak hal yang dialami dan dilalui petugas selama proses pencarian.

 

Kondisi TKP yang berbatu dan banyaknya cubang di sepanjang aliran sungai membuat petugas harus awas dan teliti menyusuri dan mengecek satu per satu.

Baca Juga:  Duh Gusti! Ribut Dengan Istri, Anak Pejabat Gianyar Bali Gantung Diri

“Situasi di TKP banyak area berbatu, dan untuk penyelaman tidak memungkinkan. Saat turun, kedalaman tak lebih 1-2 meter. Itu bisa manual dengan bantuan bambu. Kami juga punya alat safety,” ungkapnya.

 

Bahkan selain upaya skala, pihaknya juga mengaku melakukan upaya niskala. Upaya niskala, itu imbuh Alit Supartana yakni dengan mengikuti petunjuk paranormal sesuai permintaan keluarga.

 

“Kami pakai prosedur, ada permintaan keluarga korban sesuai target, ada informasi dari paranormal, kami kembali ke target. Tak ingin abaikan yang diinformasikan paranormal. Tapi tetap sesuai prosedur. Kalau hari pertama air deras tidak mungkin target di tempat awal. Kami sudah geser ke hilir,” ungkapnya.

 

Diakui, setiap medan ada kesulitan tersendiri. “Namun itu bisa diatasi dengan koordinasi tim dan berusaha cari solusi. Tetap perhatikan prosedur SAR,” pungkasnya.

Baca Juga:  Aksi Balap Liar Meresahkan, Desa Adat Didorong Terbitkan Pararem

 

Seperti diberitakan sebelumnya, musibah yang menimpa satu keluarga yang terjadi di jembatan Banjar Laplapan Desa Petulu, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali, ini terjadi pada Kamis malam (18/3) sekitar pukul 20.00 WITA lalu

Diduga karena jalanan licin dan gelap, tiga orang yang terdiri dari anak, ibu, dan  seorang nenek yang saat itu berboncengan mengendarai sepeda motor Honda Vario Nopol DK 6488 KAD jatuh ke jurang sedalam 15 meter.

Tragisnya, dalam musibah itu, satu orang yakni sang anak (Korban Putu Kevin Ramansa, 9) dinyatakan selamat usai tersangkut disemak. Sedangkan sang nenek (Korban Ni Ketut Rindit, 55) ditemukan meninggal usai tersangkut di bebatuan. Sementara ibunya (korban Ni Komang Ayu Ardani, 37) hingga kini masih hilang dan belum ditemukan.


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru