DENPASAR – Bos Goldkoin, Rizki Adam yang dilaporkan puluhan member ke Polresta Denpasar dan Polda Bali mengklaim bahwa uang member Koperasi Konsumen Keluarga Goldkoin Internasional sejatinya masih ada. Hanya saja, aku dia, uang itu masih dalam bentuk aset digital berupa uang kripto atau crypto yang bila dijual sekarang akan rugi.
Rizki Adam kepada wartawan melalui zoom meeting dari Jakarta, Minggu (24/4) menjelaskan, PT. Goldkoin Sevalon Internasional (GSI) yang ada di Bali merupakan kantor cabang dari PT. Goldkoin Internasional Development yang berada di Jakarta.
Dia mengatakan, perusahaan yang dipimpinnya bergerak di penyedia SDM di bidang pelatihan, aset digital atau crypto ini tidak pernah menerima investasi dalam bentuk apa pun.
Rizki Adam memaparkan bagaimana PT GSI bergejolak hingga kantornya disegel polisi.
Dijelaskan, perusahaannya mulai beroperasi Februari 2021 di Bali. Tentunya kegiatan yang dilakukan itu pengembang aset crypto dan melalui PT. Bali Token. Sehingga dibuka program pernyataan modal.
Singkat cerita, setahun berjalan, kata pria berusia 30 tahun ini, situasi mulai chaos bermula pada 25 Febuari 2022 ketika PT GSI menerima surat dari Satgas Waspada Investasi OJK. Karena saat itu marak investasi ilegal yang menggunakan platform Binomo, robot trading dan lain-lain.
“Dikira kami seperti itu,” akunya.
Poin dalam surat, minta untuk menutup aktivitas crypto di koperasi PT Bali Token yang berada di bawah PT GSI.
Selanjutnya pada 18 Maret OJK kembali kirim surat pencabutan izin usaha karena dianggap pengembang crypto ilegal. Pihak manajemen langsung melakukan rapat cepat dan mencari jalan keluar.
Akhirnya diputuskan untuk tutup sementara aktifitas crypto dan semua aktifitas usaha. Kecuali aktifitas pokok, baik sembako dan transportasi tetap berjalan.
Karena ditutup oleh pemerintah, seluruh karyawan PT. GSI dan koperasi bekerja di bawah naungan PT. Bali Token, yang sahamnya 66 persen milik Koperasi GSI. Pihaknya menutup aktivitas dan tidak menerima pembayaran apapaun untuk Krypto.
“Saya taat hukum, saat itu juga PT GSI dan koperasinya ditutup, sedangkan aktivitas jual beli sembako masih berjalan. Akibat penutupan itu banyak member yang kecewa dan langsung ngecap investasi bodong,” ungkap Rizki Adam.
Bahkan, beberapa pengajar (asesor) dan ada komisaris ikut melapor ke Polda, juga sebagian lapor ke Polresta kerena kecewa sehingga Kantor Bali Token disegel, dan karyawan dirumahkan.
Rizki Adam menegaskan uang dari para member masih ada. Uang itu dalam bentuk aset berupa digital atau crypto dan bisa dijual kapan saja.
Namun, saat ini aset crypto yang dimiliki tidak stabil, bahkan hitungannya rugi bila dijual saat ini. “Jika dipaksa jual akibatnya nanti modal tidak balik,” dalihnya.
Dikatakan, pihaknya sudah melakukan rapat dengan kanwil, seluruh leader, Rabu 30 Maret 2022. Yang mana, disepakati bahwa diberi waktu 6 bulan untuk menjual aset-aset. Setelah itu para member diberikan dalam bentuk rupiah.
“Saya tegaskan koperasi kami tidak ilegal. Koperasi itu diresmikan oleh Dinas Koperasi. Yang dikarang adalah bisnis cryptonya,” ungkap Adam.
Adam mengaku saat ini sedang mengurus izin Crypto ke Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). Selama ini belum daftar karena legal standing belum ada, juga para tradernya belum memadai, pun pengurusan itu sangat membutuhkan biaya yang banyak.
Ia pun meminta agar diberi waktu 6 bulan untuk mengurus perizinan dan lain-lain. Setelah selesai, lalu jual crypto dan duit balik lagi, kemudian selesai masalah.
Disinggung kenapa tidak mengurus perizinan dari awal? “Di Indonesia pihaknya sebagai pengembang teknologi Crypto belum ada aturan. Ojk mengeluarkan surat penghentian kegiayan crypto itu karena madalah viralnya Binomo, robot trading dan lain-lain itu,” kilahnya.
Oleh sebab itu jika jual sekarang rugi. Jika Bali token terjual saat untung, maka ada juga keuntungan bagi Koperasi.
Dari penelusuran radarbali.id di coinmarketcap.com, harga Bali Token dengan nama BLI, memang sedang hancur. Sejak Februari 2022, terus mengalami penurunan harga setelah sampai puncaknya pada USD0,00001831 pada 5 Januari 2022. Per 25 April 2022 masih di sekitar 0,00000006762.
Rizki Adam pun menuding karena ada provokator makanya jadi begini. Dan ia sendiri siap bertanggung jawab. Jika 6 bulan tidak terselaikan maka lelaki ini siap masukan dalam data utang pribadinya.
“Pada prinsipnya uang tidak hilang, ada aset-asetnya. Wajar mereka panik karena uangnya yang disetor banyak. Lalu yang di bilang legal itu aktifitas crypto,” tandasnya. Terkait program pumping, pihaknya akan mengembalikan uang member itu juga.
Rizki Adam juga mengatakan, para pelapor sejatinya telah mendapatkan keuntungan ratusan juta.
Soal pernyataan Sekretaris Koperasi Keluarga Goldkoin juga Komisaris Goldkoin Sevalon Internasional, Kadek Agus Herry Susanto yang mengaku tak digaji, Rizki Adam membanth.
“Dia kerja juga di BPJS, kalau mengeluarkan bahasa tidak digaji itu apa, dia jahat sekali. Kelihatan cuci tangan mereka. Dia punya utang, kita bantu dan saya ke Bali nanti saya laporkan dia,” terangnya.
Sampai sejauh ini Rizki Adam mengaku belum mendapat surat panggilan dari pihak kepolisian. Diharapkan, Kadek Agus Herry Susanto segera meralat pernyataannya itu.
“Sesuai data membernya ada 300-an orang dengan 1000 akun. Ada indikasi, 1 KTP biasa membuat 5 akun. Saya menduga, penyampaian leader ada sistem dalam sistem. Karena itu, yang terjadi sekarang ini akibat kesalahan leader itu,” tukasnya.
Dikatakan, penyempaian oleh leader di lapangan tidak sesuai dengan SOP perusahaan. Akibat kekeliruan itu pemimpin pun diseret-seret.
“Karena tidak mau disalahkan, mereka akhirnya memprovokasi member-member untuk cari aman dengan cara melapor. Itu yang terjadi sekarang ini. Sebenarnya kalau abar aja aman,” tutupnya.