Pencurian mesin alat berat di Banjar Tegal, Desa Tulikup, Kecamatan Gianyar, Bali terbilang langka. Apalagi, mesin ekskavator tidak sama dengan mesin mobil. Korban pun menduga pelakunya bukan orang sembarangan.
IB INDRA PRASETIA, Gianyar
SUDAH menjadi kebiasaan, alat berat jenis ekskavator ditinggal di lokasi proyek. Pemilik atau operatornya pun mengira hal itu akan aman-aman saja. Siapa juga mau mencuri alat penggali yang beratnya berton-ton itu.
Namun, yang namanya apes, itu bisa saja terjadi. Bukan ekskavator secara keselurhan yang dicuri. Melainkan, hanya mesinnya saja yang dipereteli dan dibawa kabur pencuri.
Pencurian mesin ekskavator itu lah yang terjadi di sebuah proyek di Banjar Tegal, Desa Tulikup, Kecamatan Gianyar. Ekskavator itu dipereteli mesinnya, kemudian dicuri.
Peristiwa ini beradal ketika Wildan, 34, yang tinggal di Banjar Keliki, Desa Keliki, Kecamatan Tegalalang, Gianyar, Bali membawa alat berat ke tempat proyek pada Selasa (25/1). Ekskavator itu pun ditinggalkan di lokasi proyek.
Keesokan harinya, atau Rabu (26/1) dia langsung bekerja menggali tanah dari pagi hingga pukul 17.30 sore. Setelah menggali, ekskavator ditinggalkan di lokasi proyek.
Namun, saat Kamis (26/1) pukul 07.30 Wita datang kembali, Wildan melihat kotak mesin terlihat terbuka. Tidak itu saja, mesin ekskavator itu sudah tidak ada. Dipereteli pencuri.
Wildan ppun menduga pelaku pencurian bukan orang sembarangan. Yang tahu mesin ekskavator ini hanya orang yang memahami alat berat. Bahkan, kata dia, mekanik mobil dan motor tidak bisa melakukannya.
“Kalau kecurigaan tidak ada sih. Tapi kayaknya yang melakukannya adalah yang tahu tentang alat berat,” ujarnya.
Dia melanjutkan, yang bisa mengutak-atik biasanya hanya orang mekanik alat berat yang sudah tahu seluk beluk alat berat.
“Kalau mekanik mobil, motor ndak bisa dia. Soalnya sulit sekali itu,” bebernya.