TABANAN – Entah apa yang ada dalam pikiran Khomsatun Hasanah, 28, ketika menggelar prostitusi online di Tabanan. Mucikari prostitusi online ini pindah dari Denpasar ke Tabanan dengan alasan di Denpasar sepi pelanggan.
Namun, gelaran prostitusi online yang dijalankannya justru memudahkan polisi untuk mengendus perbuatannya. Lantaran, tempat dia menjajakan perempuan kepada pria hidung belang itu justru dekat kantor polisi.
Menurut Kapolres Tabanan AKBP Ranefli Dian Candra, Khomsatun ditangkap setelah pihaknya mendapat laporan polisi nomor: LP/93/X/2021/SPKT. Satrekrim/Polres Tabanan/Polda Bali tanggal 19 Oktober lalu.
“Prostitusi online yang dilakukan pelaku Khomsatun menjajakan anak di bawah umur,” kata Ranefli didampingi Kasat Reskrim Polres Tabanan AKP Aji Yoga Sekar, Kamis (28/10).
Khomsatun awalnya tinggal di Denpasar. Namun, karena pandemi Covid-19, dia pulang ke kampung halamannya di Lumajang, Jawa Timur, sekitar Juli.
Di kampung halamannya, Khomsatun juga menganggur. Maka, dia Kembali ke Denpasar. Kali ini, dia tak sendiri. Melainkan membawa korban berinisial F yang masih berusia 15 tahun.
“Korban kala itu ikut ke Bali karena dijanjikan akan mendapat pekerjaan oleh pelaku,” ungkap Ranefli.
Setelah dua minggu, pekerjaan yang dijanjikan tak ada. Akhirya, pelaku menawarkan korban bekerja sebagai pekerja seks komersial. Ini mengikuti Siti Asiyah, 23, temannya yang sudah menjalani prostitusi online.
Karena terdesak, korban akhirnya menuruti ajakan pelaku. Pelaku pun menjajakan F kepada pria hidung belang melalui MiChat. Karena pelanggan di Denpasar sepi, ia memindahkan wilayah operasinya ke Tabanan.
Khomsatun bersama F tinggal di Tabanan. Namun, yang dipilih justru di Jalan KS Tubun. Sekadar diketahui, Jalan KS Tubun merupakan jalan yang dijepit kantor Polres Tabanan dan Kantor Golkar Tabanan. Ujung selatannya di Jalan Pahlawan.
Dengan demikian, Khomsatun justru membuka prostitusi online di belakang Mapolres Tabanan. Jaraknya hanya sekitar puluhan hingga ratusan meter. Tidak sampai kilometer. Karena Panjang KS Tubun dari ujung selatan di Jalan Pahlawan dan ujung utara di Jalan Yos Sudarso hanya 450 meter.
Konyolnya lagi, Khomsatun menjajakan prostitusi online lewat MiChat yang memanfaatkan teknologi GPS (Global Positioning System). Dengan memanfaatkan GPS, maka pengguna MiChat bisa mengetahui lokasi orang dalam jarak yang ditentukan. Termasuk lokasi cewek BO.
Maka, meski jualannya laris di Tabanan, bahkan sehari bisa 8 pelangga, lapakannya cepat terbongkar polisi.
Apalagi, Khomsatun menggelar prostitusi online di kos yang membuat warga sekitar cepat curiga. “Setiap harinya ada saja lelaki keluar masuk di kamar wanita dengan korban F. Selanjutnya warga melapor kepada polisi,” kata dia.
Dari hasil penyelidikan sehingga polisi berhasil membekuk Khomsatun Hasanah. Sejumlah barang bukti juga diangkut ke Mapolres Tabanan.