26.5 C
Denpasar
Thursday, June 8, 2023

Gempar! Pagi Menghilang, Sorenya, Warga Seririt Ditemukan Jadi Mayat

SERIRIT- Warga Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng, Rabu sore (30/9) sekitar pukul 17.30 WITA dibuat geger.

 

Heboh warga itu menyusul dengan tewasnya Wayan Mara, 81.

 

Pekak atau kakek renta ini ditemukan tewas di tukad atau sungai Saba, Desa Patemon

 

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, sebelum ditemukan dalam kondisi meninggal, korban pagi sekitar pukul 06.00 WITA sempat dikabarkan menghilang dari rumah.

 

Kabar hilangnya korban itu diketahui oleh saksi sekaligus anak korban bernama Kadek Sama.

 

Usai dinyatakan hilang meninggalkan rumah, saksi Kadek Sama bersama anggota keluarga lain berusaha mencari korban.

 

Pihak keluarga mencari korban di sekitar Desa Patemon dan juga melalui media sosial facebook.

Baca Juga:  Sedih, Sebelum Tewas Bersama Kekasih, Senyum Made – Afi Selalu Merekah

 

Hingga akhirnya, sekitar pukul 17.30 WITA, pihak keluarga mendapatkan informasi dari warga jika korban ditemukan tenggelam di sungai Saba.

 

Mendengar korban tenggelam, keluarga langsung bergegas menuju ke sungai tempat korban dikabarkan tenggelam.

 

Benar saja, setiba di lokasi, saksi Kadek Sama melihat ayahnya sudah tenggelam di sungai Saba. Dibantu warga setempat, korban kemudian dievakuasi ke tepi sungai Saba.

 

Kapolsek Seririt Kompol Gede Juli saat dikonfirmasi mengatakan, dari hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan adanya tanda kekerasan pada korban. Sehingga diduga kuat, korban meninggal karena diduga linglung lalu jatuh tenggelam ke sungai.

 

Lebih lanjut, Kompol Gede Juli menambahkan, dari keterangan saksi, sebelum ditemukan meninggal, korban memang sempat dilihat warga tiga kali bengong/melamun sendirian di sekitar sungai .

Baca Juga:  Dua Hari Dilaporkan Hilang, Wanita Paro Baya Ditemukan Jadi Mayat

 

“Korban sesuai keterangan anak kandung korban (Saksi Kadek Sama) memang sebelum meninggal sudah pikun-pikunan dan sering linglung. Korban juga sering dan biasa jalan sendiri melintasi sungai menuju rumah salah satu anak perempuannya yang tinggal di seberang sungai,”terang Kompol Gede Juli

 

Sehingga dengan meninggalnya korban, pihak keluarga menyatakan sudah mengihklaskan kepergian korban dan menganggap peristiwa tersebut sebagai musibah.

 

“Keluarga juga meminta untuk tidak dilakukan otopsi terhadap jenazah korban,”tukas Kompol Gede Juli 



SERIRIT- Warga Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng, Rabu sore (30/9) sekitar pukul 17.30 WITA dibuat geger.

 

Heboh warga itu menyusul dengan tewasnya Wayan Mara, 81.

 

Pekak atau kakek renta ini ditemukan tewas di tukad atau sungai Saba, Desa Patemon

 

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, sebelum ditemukan dalam kondisi meninggal, korban pagi sekitar pukul 06.00 WITA sempat dikabarkan menghilang dari rumah.

 

Kabar hilangnya korban itu diketahui oleh saksi sekaligus anak korban bernama Kadek Sama.

 

Usai dinyatakan hilang meninggalkan rumah, saksi Kadek Sama bersama anggota keluarga lain berusaha mencari korban.

 

Pihak keluarga mencari korban di sekitar Desa Patemon dan juga melalui media sosial facebook.

Baca Juga:  Polisi di Buleleng Kesulitan Temukan Bukti Video, Kok Bisa?

 

Hingga akhirnya, sekitar pukul 17.30 WITA, pihak keluarga mendapatkan informasi dari warga jika korban ditemukan tenggelam di sungai Saba.

 

Mendengar korban tenggelam, keluarga langsung bergegas menuju ke sungai tempat korban dikabarkan tenggelam.

 

Benar saja, setiba di lokasi, saksi Kadek Sama melihat ayahnya sudah tenggelam di sungai Saba. Dibantu warga setempat, korban kemudian dievakuasi ke tepi sungai Saba.

 

Kapolsek Seririt Kompol Gede Juli saat dikonfirmasi mengatakan, dari hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan adanya tanda kekerasan pada korban. Sehingga diduga kuat, korban meninggal karena diduga linglung lalu jatuh tenggelam ke sungai.

 

Lebih lanjut, Kompol Gede Juli menambahkan, dari keterangan saksi, sebelum ditemukan meninggal, korban memang sempat dilihat warga tiga kali bengong/melamun sendirian di sekitar sungai .

Baca Juga:  Was-was & Trauma, Pilih Tidur Luar Rumah, Siswa Belajar di Luar Kelas

 

“Korban sesuai keterangan anak kandung korban (Saksi Kadek Sama) memang sebelum meninggal sudah pikun-pikunan dan sering linglung. Korban juga sering dan biasa jalan sendiri melintasi sungai menuju rumah salah satu anak perempuannya yang tinggal di seberang sungai,”terang Kompol Gede Juli

 

Sehingga dengan meninggalnya korban, pihak keluarga menyatakan sudah mengihklaskan kepergian korban dan menganggap peristiwa tersebut sebagai musibah.

 

“Keluarga juga meminta untuk tidak dilakukan otopsi terhadap jenazah korban,”tukas Kompol Gede Juli 


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru