PASCA insiden berdarah yang terjadi di sebuah gang di kawasan Banjar Puseh, Desa Sading, Kecamatan Mengwi, Badung, Selasa (28/9) sekitar pukul 21.00, polisi telah mengamankan dua orang.
Mereka adalah I Wayan Armita alias Pak Ega, 51, dan I Komang Bayu alias Mang Jagapati, 34.
Sedangkan satu orang, yakni I Made Oka Suyasa, 35, masih menjalani perawatan di rumah sakit (RSD Mangusada) karena mengalami luka bacok dan tebas.
ANDRE SULLA, Mangupura
BEBERAPA saat setelah pertikaian yang berujung pembacokan dan penebasan, anggota Polsek Mengwi bersama anggota dari Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Badung langsung datang ke TKP.
Kedatangan polisi ini selain meredam suasana, petugas juga mengamankan dua orang terduga pelaku dan barang bukti.
Kasi Humas Polres Badung Iptu Ketut Sudana membenarkan adanya insiden ini.
Menurutnya, petugas telah amankan dua orang terduga pelaku.
Kedua orang itu, yakni I Wayan Armita alias Pak Ega, 51, krama atau warga asal Lingkungan Puseh Pengalaman, Desa Sading, Kecamatan Mengwi, Badung. Dan I Komang Bayu alias Mang Jagapati, 34, krama Banjar Sibang, Desa Jagapati, Kecamatan Mengwi, Badung.
Keduanya diamankan polisi untuk dimintai keterangan.
Sementara usai diamankan, saat ditanya terkait status keduanya, Iptu Sudana menyatakan jika Pak Ega dan Mang Jagapati masih berstatus saksi.
“Sementara masih berstatus saksi dan sedang dalam pemeriksaan penyidik,”terang Iptu Sudana.
Lebih lanjut, Iptu Sudana juga menjelaskan, kronologi pertikaian yang melibatkan tiga orang ini sebenarnya bermula dari kesalahpahaman antara Mang Jagapati dengan Made Oka Suyasa.
Kata Iptu Sudana, hal inidi picu unggahan status Mang Jagapati di akun WhatsApp miliknya.
Ternyata status itu membuat Oka Suyasa tersinggung.
Bahkan sebelum terjadi perkelahian dan pertumpahan darah, Made Oka Suyasa sempat menelepon dan kirim pesan via WA kepada Mang Jagapati.
Dalam sambungan telepon itu, Suyasa sempat menanyakan maksud status WA yang ditulis Mang Jagapati.
Setelah menerima pesan WA dan telepon dari Suyasa, Mang Jagapati kemudian memberitahu Pak Ega bahwa Suyasa tersinggung.
Menerima informasi itu, Pak Ega lalu mengajak Mang Jagapati untuk datang ke rumah Oka Suyasa.
Niat kedatangan Pak Ega ituyakni untuk memberikan penjelasan dan meminta maaf secara baik-baik.
Singkat cerita Pak Ega dan Mang Jagapati lalu berangkat menuju rumah Oka Suyasa.
Namun, baru tiba di gang masuk menuju rumah Made Oka Suyasa. Ternyata Made Oka Suyasa sudah menunggu keduanya di gang.
Saat itu, Suyasa sudah mempersenjatai dirinya dengan dua batang linggis.
Made Oka Suyasa yang terkenal sangar itu langsung menghajar tangan kanan Mang Jagapati pakai linggis.
Setelah memukul Mang Jagapati dengan linggis, Suyasa kemudian pergi meninggalkan TKP.
“Sebenarnya kedua saksi ini datang ke rumah Suyasa untuk minta maaf dan menyelesaikan soal status WA itu secara baik-baik. Tetapi dari cerita kedua saksi mereka malah disambut dengan amarah dan dipukul pakai linggis,” terang Iptu Sudana.
Melihat Mang Jagapati diperlakukan kasar seperti itu, Pak Ega kemudian pulang ke rumahnya yang berjarak sekitar 100 meter arah selatan dari lokasi kejadian untuk mengambil parang.
Dengan senjata parang, Pak Ega balik lagi ke lokasi. Tiba di lokasi, Pak Ega langsung dihajar Made Oka Suyasa pakai linggis pada leher dan pelipis.
Mendapat pukulan linggis dari Suyasa, Pak Ega yang saat itu sudah bersenjata pedang balik melakukan penyerangan.
Pak Ega balik menebas Suyasa secara membabi-buta.
Karena di serang, Suyasa kabur ke Jalan Raya Sading (ke arah selatan). Setelah 50 meter dari gang tempat lokasi, ia terjatuh di sebelah barat jalan di depan gang menuju Pura Dalem Pengulu.