24.8 C
Denpasar
Sunday, June 4, 2023

Ini Alasan Makanan Bersantan Tak Boleh Dihangatkan!

Radarbali.id– Anda penikmat makanan bersantan? Perlu diketahui, makanan bersantan tak boleh dihangatkan kembali karena berpotensi buruk bagi kesehatan. Hal itu diungkapkan Pakar Nutrisi, Widya Fadilla, M.KM.

“Makanan bersantan itu mengandung lemak tinggi, nah prinsip lemak kalau dia semakin mencapai titik didih, semakin lama dia diproses, makin dia menimbulkan rasa nikmat dan gurih,” kata Widya pada konferensi pers di Jakarta, Kamis kemarin (30/3).

“Namun tidak disarankan untuk dipanaskan kembali,” kata pakar lulusan Universitas Indonesia itu menambahkan.

Widya menjelaskan, meski mengandung lemak tinggi, makanan olahan santan tetap memiliki nutrisi baik seperti vitamin, mineral, dan zat besi. Namun apabila dihangatkan kembali bahkan secara berulang akan merusak nutrisi-nutrisi baik dan akan menambah jumlah kandungan lemak jahat di dalamnya.

Baca Juga:  Jadi Peserta JKN, Beramal bagi Sesama

Bila ini dilakukan dan dikonsumsi secara berkala, Widya menyebut akan menimbulkan sejumlah masalah kesehatan, pada pencernaan salah satunya. ’’Nah ini biasanya mengakibatkan sakit perut, perut kembung, gerd, dan lain sebagainya,” ucap dia.

Hal ini juga berlaku untuk sayur, seperti bayam dan jenis sayuran hijau lainnya. Widya menyebut sayuran hijau yang dihangatkan kembali sangat rentan untuk kehilangan nutrisi. Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang memasak makanan olahan bersantan dengan porsi besar, dengan tujuan untuk menyantapnya kembali beberapa waktu ke depan.

Meski tetap tidak dianjurkan, setidaknya nutrisi yang hilang dan jumlah lemak jahat yang bertambah dapat diminimalisir. Widya menyarankan untuk menghangatkan kembali olahan bersantan dengan menggunakan microwave.

Baca Juga:  Cegah Stunting dengan Konsumsi Gizi Seimbang

Sebelum menghangatkan kembali, ia juga menganjurkan untuk menyimpan makanan pada wadah tertutup minim udara. “Ketika kita memanaskan dengan kompor, itu kadang tidak merata panasnya, kalau microwave panasnya biasanya stabil dan lebih baik juga pada proses pembunuhan bakteri,” imbuhnya. (jpg)



Radarbali.id– Anda penikmat makanan bersantan? Perlu diketahui, makanan bersantan tak boleh dihangatkan kembali karena berpotensi buruk bagi kesehatan. Hal itu diungkapkan Pakar Nutrisi, Widya Fadilla, M.KM.

“Makanan bersantan itu mengandung lemak tinggi, nah prinsip lemak kalau dia semakin mencapai titik didih, semakin lama dia diproses, makin dia menimbulkan rasa nikmat dan gurih,” kata Widya pada konferensi pers di Jakarta, Kamis kemarin (30/3).

“Namun tidak disarankan untuk dipanaskan kembali,” kata pakar lulusan Universitas Indonesia itu menambahkan.

Widya menjelaskan, meski mengandung lemak tinggi, makanan olahan santan tetap memiliki nutrisi baik seperti vitamin, mineral, dan zat besi. Namun apabila dihangatkan kembali bahkan secara berulang akan merusak nutrisi-nutrisi baik dan akan menambah jumlah kandungan lemak jahat di dalamnya.

Baca Juga:  Pastikan Mutu Pelayanan, BPJS Kesehatan Pantau Layanan di RSU Kertha Usada Singaraja

Bila ini dilakukan dan dikonsumsi secara berkala, Widya menyebut akan menimbulkan sejumlah masalah kesehatan, pada pencernaan salah satunya. ’’Nah ini biasanya mengakibatkan sakit perut, perut kembung, gerd, dan lain sebagainya,” ucap dia.

Hal ini juga berlaku untuk sayur, seperti bayam dan jenis sayuran hijau lainnya. Widya menyebut sayuran hijau yang dihangatkan kembali sangat rentan untuk kehilangan nutrisi. Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang memasak makanan olahan bersantan dengan porsi besar, dengan tujuan untuk menyantapnya kembali beberapa waktu ke depan.

Meski tetap tidak dianjurkan, setidaknya nutrisi yang hilang dan jumlah lemak jahat yang bertambah dapat diminimalisir. Widya menyarankan untuk menghangatkan kembali olahan bersantan dengan menggunakan microwave.

Baca Juga:  Jadi Peserta JKN, Beramal bagi Sesama

Sebelum menghangatkan kembali, ia juga menganjurkan untuk menyimpan makanan pada wadah tertutup minim udara. “Ketika kita memanaskan dengan kompor, itu kadang tidak merata panasnya, kalau microwave panasnya biasanya stabil dan lebih baik juga pada proses pembunuhan bakteri,” imbuhnya. (jpg)


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru