SINGARAJA,radarbali.id – Kondisi tenaga kerja di RSUD Buleleng kini dalam kondisi tak ideal. Rumah sakit pemerintah terbesar di Bali Utara itu kini tengah kekurangan tenaga kesehatan perawat. Namun di sisi lain, mereka justru kelebihan tenaga kesehatan lain. Utamanya bidan.
Direktur RSUD Buleleng dr. Putu Arya Nugraha, Sp.PD mengungkapkan dengan kondisi jumlah tempat tidur sebanyak 300 unit, setidaknya RSUD Buleleng butuh 500 orang perawat. Faktanya kini RSUD Buleleng baru punya 400 orang perawat. Dari jumlah tersebut, sebanyak 30 orang masih berstatus pegawai kontrak.
“Sebenarnya yang ASN awalnya hanya 200 orang. Sisanya kontrak. Waktu ini mereka ikut seleksi PPPK (Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja, Red), banyak yang lulus. Sekarang sisa 30 orang saja yang masih kontrak,” kata Arya.
Ia mengaku kondisi itu kurang ideal untuk perawatan masyarakat di rumah sakit. Sehingga manajemen rumah sakit harus atur strategi. Dari hasil pemetaan kini ada kelebihan tenaga kesehatan, yakni bidan.
Idealnya RSUD Buleleng hanya memiliki 70 orang bidan. Tapi kini jumlahnya lipat dua, yakni sebanyak 150 orang. Arya pun memilih mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada.
“Kami terpaksa ambil strategi bidan itu ambil kerjaan seorang perawat. Dari sudut pandang kompetensi SDM memang tidak ideal. Tapi kami optimalkan dulu SDM yang ada, sambil mengatur kondisinya ideal,” ujarnya.
Untuk memastikan para bidan tetap kompeten dengan penugasan sementara sebagai perawat, direksi RSUD memberikan pelatihan secara berkala. Sehingga mereka bisa memberikan pelayanan yang maksimal pada pasien yang dirawat. (eps/rid)