DENPASAR, Radar Bali – Manfaatkan kemudahan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), peserta dapat selalu menggunakan aplikasi Mobile JKN.
Dialah Demi yang merupakan salah satu peserta JKN yang telah mengakui kemudahan akses aplikasi Mobile JKN untuk berbagai pelayanan.
Demi terdaftar sebagai peserta JKN segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas 3. Pemilik nama lengkap Demi Acima Br Silalahi sehari-harinya merupakan mahasiswi semester enam dari salah satu perguruan tinggi di Bali.
Memiliki JKN dirasakan sangat membantu oleh Demi dalam hal jaminan kesehatan. Tidak hanya sekali, Demi pun telah menggunakan Aplikasi Mobile JKN pada ponselnya untuk beragam kemudahan seperti pindah faskes dan pendaftaran pelayanan untuk mengakses antrean online saat berobat ke faskes tempat Ia terdaftar.
“Saya sempat pindah faskes ke klinik yang saya inginkan, mudah sekali prosesnya hanya dengan bermodalkan Mobile JKN. Setelah berhasil masuk ke Aplikasi Mobile JKN, kita cukup pilih fitur perubahan data peserta kemudian ubah faskesnya sesuai keinginan kita dan faskes akan aktif di bulan selanjutnya,” ungkap Demi
Ubah FKTP dapat dilakukan secara online melalui Mobile JKN minimal setelah 3 bulan terdaftar di faskes sebelumnya dengan status kepesertaan aktif.
Sebagai peserta JKN, selain mendapatkan hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, Demi juga memberikan dua jempol untuk prinsip gotong royong yang terkandung didalam Program JKN.
Demi berharap ke depannya ia akan selalu dianugerahi kesehatan agar iuran yang ia bayarkan setiap bulan dapat digunakan oleh peserta yang sakit dan memerlukan.
Perempuan 24 tahun ini berharap, berbagai kemudahan ini bisa makin banyak diketahui masyarakat sehingga mereka bisa memanfaatkannya untuk mengakses layanan kesehatan dengan lebih mudah.
Program JKN telah memberikan kesan positif bagi dirinya saat mengakses pelayanan kesehatan di faskes.
Selain pelayanannya baik, berkat adanya fitur antrean online pada Aplikasi Mobile JKN, ia tidak perlu menunggu lama-lama lagi di faskes hanya untuk mengambil nomor antrean.
“Dengan adanya antrean online ini, saya jadi bisa ambil nomor antrean dari rumah. Saya dapat memperkirakan waktu yang tepat untuk datang ke rumah sakit sesuai dengan nomor antrean, tentu saja menurut saya ini sangat efisien dari segi waktu maupun tenaga,” jelas Demi
Antrean online ini merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan transformasi digital dalam pelaksanaan Program JKN.
Dengan adanya antrean online, pihak faskes pun akan sangat terbantu karena tidak menimbulkan penumpukan antrean pasien.
Selain itu, faskes pun akan mengetahui jumlah pasien yang akan datang sehingga dapat mempersiapkan terlebih dahulu berkas-berkas yang diperlukan sebelum pasien datang.
Bagi Demi aplikasi Mobile JKN adalah salah satu aplikasi yang wajib ada di ponsel untuk efisiensi waktu dan tentu saja mengurangi pelayanan tatap muka secara langsung. Lebih lanjut Demi menuturkan jika ia pun pernah mencoba mengikuti Skrining Riwayat Kesehatan melalui Aplikasi Mobile JKN.
“Melalui skrining ini, saya dapat mengetahui sedini mungkin potensi risiko penyakit yang bisa saja saya idap, misalnya diabetes mellitus, hipertensi, ginjal kronis, dan jantung koroner. Dengan begitu, bisa dicegah sebelum penyakit tersebut muncul. Tadi sudah saya coba, syukurlah ternyata hasilnya berisiko rendah,” tutur Demi.
Jika peserta terdeteksi memiliki risiko rendah, maka akan tercantum saran-saran kesehatan seperti anjuran pola hidup sehat dan latihan fisik rutin minimal 30 menit setiap hari.
Akan tetapi jika hasil skrining kesehatan memiliki risiko sedang hingga berat, maka akan muncul pemberitahuan untuk segera memeriksakan kesehatan di FKTP tempatnya terdaftar. (han)