NEGARA, radarbali.id– Kasus rabies di Jembrana kian mencemaskan. Kasus terakhir anak pendidikan anak usia dini (PAUD) Kelurahan Pendem, Kota Negara, Jembrana yang menjadi korban anjing positif rabies menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan Jembrana. Karena kategori risiko tinggi, meskipun sudah mendapatkan suntikan serum antirabies (SAR), masih harus menyelesaikan suntikan vaksin antirabies (VAR).
Anak korban gigitan, sudah mendapatkan suntikan VAR tahap pertama dan kedua, serta suntikan SAR sekali. Sehingga masih perlu satu lagi suntikan VAR. “Suntikan VAR ketiga, 14 hari setelah suntikan VAR kedua,” kata epidemiologi kesehatan ahli muda, sub Koordinator program pencegahan dan pengendalian penyakit menular (P2PM) dinas kesehatan Jembrana Ida Bagus Adnyana.
Suntikan SAR terhadap anak yang menjadi korban gigitan anjing positif rabies, berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Pihaknya mengunakan SAR karena gigitan di areal berbahaya. “Kami sudah menyampaikan kepada orang tua anak itu agar mengingat jadwal suntikan VAR ketiganya,” terangnya.
Seperti diketahui, anjing liar mengamuk di pendidikan anak usia dini (PAUD) Lingkungan Satria, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, Selasa (24/1). Berdasarkan hasil uji sampel otak anjing ke laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar, anjing warna hitam yang menggigit positif rabies.
Dua orang menjadi korban gigitan, seorang guru dan murid yang sedang berada di PAUD. Murid PAUD digigit pada bagian pipi, sehingga masuk kategori risiko tinggi dan harus disuntik SAR. (bas/rid)