28.7 C
Denpasar
Tuesday, March 28, 2023

Gila Betul! Anjing Mengamuk, Terkam Mencabik-cabik Empat Warga

NEGARA,radarbali.id – Seekor anjing milik warga Banjar Peken, Kelurahan Lelateng, mengamuk dan mencabik empat orang warga. Anjing warna putih tersebut lalu mati secara tiba -tiba dan otaknya diambil untuk dijadikan sampel ke laboratorium.

Anjing awalnya menggigit seorang anak, WD, 8, yang sedang bermain. Tiga hari kemudian, Sabtu (18/3) lalu, anjing menggigit tiga orang pemilik anjing dan keluarganya. “Awalnya anak saya digigit, sudah langsung dibawa ke puskesmas untuk suntik VAR. Ternyata anjing kembali gigit pemiliknya,” kata Ketut Mulyadi, warga yang anaknya digigit.

Setelah mengigit pemilik dan kelurganya, anjing, yang menggigit tersebut tiba-tiba mati. Kemudian dilaporkan ke instansi terkait dan dilakukan pengambilan sampel anjing. “Sudah diambil sampelnya, semoga saja negatif rabies,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Keswan-Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa saat dikonfirmasi, menyebut sudah menindaklanjuti kasus gigitan dengan mengambil sampel untuk dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar.

Baca Juga:  Sangat Praktis, Wajib Bagi Demi Ada Aplikasi Mobile JKN di Ponselnya

Kasus gigitan anjing rabies di Jembrana dari bulan Januari hingga pertengahan bulan Maret ini  sudah mencapai 24 kasus positif berdasarkan hasil pengujian sampel anjing yang dikirim ke dikirim ke BBVet Denpasar.

Setiap sampel yang dikirim tidak semua positif, tetapi juga ada yang negatif. Hingga kemarin, total sampel otak anjing yang dikirim ke BBVet sebanyak 13 ekor.  Diketahui ada enam ekor anjing yang positif rabies, sehingga total 24 ekor kasus anjing positif rabies. “Setiap ada kasus rabies sudah angsung melakukan vaksiansi emergency maupun massal di lokasi yang diketahui terdapat kasus anjing positif rabies,” jelasnya.

Widarsa juga mengajak masyarakat berpartisipasi  mencegah penyebaran rabies di Jembrana. Paling tidak anjing atau HPR lain dikandangkan agar tidak kontak dengan anjing liar dan terpenting HPR, terutama anjing divaksin rutin setiap enam bulan sekali. “Kasus rabies tak bisa hanya ditangani oleh pemerintah, butuh kerjasama dan kerja keras masyarakat untuk menjaga populasinya agar tetap sehat,” jelasnya.

Baca Juga:  Aplikasi Mobile JKN Mudahkan Nonik Akses Berbagai Layanan

Selain itu, Dinas Pertanian Jembrana melakukan pencegahan menanjaknya kasus dengan pelaksanaan vaksinasi rabies emergency maupun massal. Selain vaksinasi, juga melakukan upaya pencegahan dengan KIE alias edukasi ke sejumlah sekolah. “Kami harap jika masyarakat menemukan HPR dengan gejala rabies agar segera dilaporkan agar kita lakukan penanganan. Peran serta masyarakat Jembrana untuk mencegah rabies,” tandasnya. (bas/rid)



NEGARA,radarbali.id – Seekor anjing milik warga Banjar Peken, Kelurahan Lelateng, mengamuk dan mencabik empat orang warga. Anjing warna putih tersebut lalu mati secara tiba -tiba dan otaknya diambil untuk dijadikan sampel ke laboratorium.

Anjing awalnya menggigit seorang anak, WD, 8, yang sedang bermain. Tiga hari kemudian, Sabtu (18/3) lalu, anjing menggigit tiga orang pemilik anjing dan keluarganya. “Awalnya anak saya digigit, sudah langsung dibawa ke puskesmas untuk suntik VAR. Ternyata anjing kembali gigit pemiliknya,” kata Ketut Mulyadi, warga yang anaknya digigit.

Setelah mengigit pemilik dan kelurganya, anjing, yang menggigit tersebut tiba-tiba mati. Kemudian dilaporkan ke instansi terkait dan dilakukan pengambilan sampel anjing. “Sudah diambil sampelnya, semoga saja negatif rabies,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Keswan-Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa saat dikonfirmasi, menyebut sudah menindaklanjuti kasus gigitan dengan mengambil sampel untuk dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar.

Baca Juga:  Gigitan Anjing Gila Marak, Seluruh Desa di Jembrana Didorong Bentuk Tim Siaga Rabies

Kasus gigitan anjing rabies di Jembrana dari bulan Januari hingga pertengahan bulan Maret ini  sudah mencapai 24 kasus positif berdasarkan hasil pengujian sampel anjing yang dikirim ke dikirim ke BBVet Denpasar.

Setiap sampel yang dikirim tidak semua positif, tetapi juga ada yang negatif. Hingga kemarin, total sampel otak anjing yang dikirim ke BBVet sebanyak 13 ekor.  Diketahui ada enam ekor anjing yang positif rabies, sehingga total 24 ekor kasus anjing positif rabies. “Setiap ada kasus rabies sudah angsung melakukan vaksiansi emergency maupun massal di lokasi yang diketahui terdapat kasus anjing positif rabies,” jelasnya.

Widarsa juga mengajak masyarakat berpartisipasi  mencegah penyebaran rabies di Jembrana. Paling tidak anjing atau HPR lain dikandangkan agar tidak kontak dengan anjing liar dan terpenting HPR, terutama anjing divaksin rutin setiap enam bulan sekali. “Kasus rabies tak bisa hanya ditangani oleh pemerintah, butuh kerjasama dan kerja keras masyarakat untuk menjaga populasinya agar tetap sehat,” jelasnya.

Baca Juga:  7 Warga Tabanan Diterkam Anjing Rabies, Distan Tabanan Genjot Tracking

Selain itu, Dinas Pertanian Jembrana melakukan pencegahan menanjaknya kasus dengan pelaksanaan vaksinasi rabies emergency maupun massal. Selain vaksinasi, juga melakukan upaya pencegahan dengan KIE alias edukasi ke sejumlah sekolah. “Kami harap jika masyarakat menemukan HPR dengan gejala rabies agar segera dilaporkan agar kita lakukan penanganan. Peran serta masyarakat Jembrana untuk mencegah rabies,” tandasnya. (bas/rid)


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru