26.5 C
Denpasar
Sunday, March 26, 2023

Temuan Kasus TBC Masih Rendah, Badung Bangun Kolaborasi Pemberantasan Tuberkulosis

KUTA,radarbali.id – Tingginya kasus TBC di Indonesia khususnya di Kabupaten Badung, membuat pengambil kebijakan di Kabupaten terkaya di Bali ini bergerak cepat. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, dr. Made Padma Puspita,Sp.PD menyebutkan berdasar data tahun 2022 di Badung terdapat estimasi 1.733 kasus TBC. Namun dari jumlah itu yang berhasil ditemukan baru 563 kasus (32 persen), TBC RO (resisten obat) sebanyak 2 kasus, dan 22 kematian kasus TBC.

“Dari data tersebut terlihat masih ada kesenjangan antara estimasi kasus TBC dengan kasus TBC yang ditemukan dan dilaporkan,” ungkap dokter Padma, dalam Konferensi Pers dan Pernyataan Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan Tuberkulosis di Kuta (13/3/2023).

Bahkan, pihaknya menyitir di tahun 2023 ini diperkirakan terdapat 1.322 kasus. Dengan pola kolaborasi semua stakeholder pihaknya menarget penemuan kasus TBC tuntas 100 persen dari estimasi.

Sementara jumlah pasien TBC berdasarkan umur menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 2023. 0-4 tahun sebanyak 25 kasus, 5-14 sebanyak 20 kasus, 15 -24 sebanyak 84, 25-34 sebanyak 107 kasus, 35-44 tahun sebanyak 107 kasus,45-54 tahun sebanyak 108 kasus, 55 tahun keatas sebanyak 110 kasus.

Baca Juga:  Berhalangan, Penyanyi Cantik Pop Bali Dek Ulik Mangkir di Persidangan

Ditanya usia mana yang paling rentan, Padma menyebut hampir semua golongan umur. Bahkan anak dibawah umur pun bisa terserang TBC. Ini lanjutnya, bisa dipicu oleh penyakit bawaan sehingga membuat orang bisa rentan. Misalnya sudah terserang diabetes atau gula darah, sebuah penyakit akibat faktor keturunan dan gaya hidup yang kurang terkontrol.

“Kalau melihat jumlah kasusnya, justru kelompok usia produktif dan lansia paling rentan terinveksi TBC ini,” bebernya.

Karena itu sambungnya, Badung yang memiliki 71 klinik, 11 Puskesmas dan 2 RS siap melayani pengobatan pasien TBC hingga sembuh. Pihaknya bahkan sudah menaikkan anggaran dari Rp1,1 miliar lebih (2022) menjadi Rp2,2 miliar lebih ditahun 2023 ini.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Pengurus Wilayah Adinkes Provinsi Bali, dokter I Nyoman Gunarta M,Ph. Menurutnya, rendahnya case notification rate atau temuan kasus, salah satunya akibat masih rendahnya kesadaran untuk melapor. Karena itu pihaknya sudah mendapat dukungan dari global fun untuk penanggulangan SSR untuk program RSSH (resilent and sustainable system for health). Yaitu program ketahahanan untuk tiga penyakit berbahaya. Yaitu, TBC, HIV/AIDS dan Malaria. “Inilah rancangan sebuah sistem berkelanjutan dalam penanganan TBC, AIDs dan malaria,” ungkap Gunarta, yang mantan Kepala Dinas Kesehatan Badung, ini.

Baca Juga:  Waduh, Pekerja Rentan Terkena TBC

Sementara itu, SR Manager Provinsi Bali, dokter Gede Wira, MpPM, dan Kepala SSR PPTI (Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis) Kabupaten Badung Drs I Made Gatra, mengampanyekan TOSS TB. Yaitu temukan, obati sampai sembuh penyakit TBC.

Sebagai catatan, Indonesia selalu masuk dalam daftar tiga negara dengan beban TBC terbesar di dunia dalam beberapa tahun terakhir. Mengacu pada Global Tuberculosis Report (GTR) 2022 mencatat bahwa terdapat 969.000 kasus tuberkulosis (TBC) baru di Indonesia dan menempatkan sebagai negara kedua dengan kasus TBC terbanyak di dunia. Bisa diperkirakan setiap menit dua orang di Indonesia sakit TBC. Sementara sebanyak 443.235 kasus TBC telah ditemukan dan dilaporkan, sedangkan 525.765 kasus belum ditemukan dan dilaporkan. (rid)

 



KUTA,radarbali.id – Tingginya kasus TBC di Indonesia khususnya di Kabupaten Badung, membuat pengambil kebijakan di Kabupaten terkaya di Bali ini bergerak cepat. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, dr. Made Padma Puspita,Sp.PD menyebutkan berdasar data tahun 2022 di Badung terdapat estimasi 1.733 kasus TBC. Namun dari jumlah itu yang berhasil ditemukan baru 563 kasus (32 persen), TBC RO (resisten obat) sebanyak 2 kasus, dan 22 kematian kasus TBC.

“Dari data tersebut terlihat masih ada kesenjangan antara estimasi kasus TBC dengan kasus TBC yang ditemukan dan dilaporkan,” ungkap dokter Padma, dalam Konferensi Pers dan Pernyataan Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan Tuberkulosis di Kuta (13/3/2023).

Bahkan, pihaknya menyitir di tahun 2023 ini diperkirakan terdapat 1.322 kasus. Dengan pola kolaborasi semua stakeholder pihaknya menarget penemuan kasus TBC tuntas 100 persen dari estimasi.

Sementara jumlah pasien TBC berdasarkan umur menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 2023. 0-4 tahun sebanyak 25 kasus, 5-14 sebanyak 20 kasus, 15 -24 sebanyak 84, 25-34 sebanyak 107 kasus, 35-44 tahun sebanyak 107 kasus,45-54 tahun sebanyak 108 kasus, 55 tahun keatas sebanyak 110 kasus.

Baca Juga:  Duh, Baru Terungkap! Puluhan Orang Positif TBC di Jembrana, Begini Ciri-Cirinya

Ditanya usia mana yang paling rentan, Padma menyebut hampir semua golongan umur. Bahkan anak dibawah umur pun bisa terserang TBC. Ini lanjutnya, bisa dipicu oleh penyakit bawaan sehingga membuat orang bisa rentan. Misalnya sudah terserang diabetes atau gula darah, sebuah penyakit akibat faktor keturunan dan gaya hidup yang kurang terkontrol.

“Kalau melihat jumlah kasusnya, justru kelompok usia produktif dan lansia paling rentan terinveksi TBC ini,” bebernya.

Karena itu sambungnya, Badung yang memiliki 71 klinik, 11 Puskesmas dan 2 RS siap melayani pengobatan pasien TBC hingga sembuh. Pihaknya bahkan sudah menaikkan anggaran dari Rp1,1 miliar lebih (2022) menjadi Rp2,2 miliar lebih ditahun 2023 ini.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Pengurus Wilayah Adinkes Provinsi Bali, dokter I Nyoman Gunarta M,Ph. Menurutnya, rendahnya case notification rate atau temuan kasus, salah satunya akibat masih rendahnya kesadaran untuk melapor. Karena itu pihaknya sudah mendapat dukungan dari global fun untuk penanggulangan SSR untuk program RSSH (resilent and sustainable system for health). Yaitu program ketahahanan untuk tiga penyakit berbahaya. Yaitu, TBC, HIV/AIDS dan Malaria. “Inilah rancangan sebuah sistem berkelanjutan dalam penanganan TBC, AIDs dan malaria,” ungkap Gunarta, yang mantan Kepala Dinas Kesehatan Badung, ini.

Baca Juga:  Berhalangan, Penyanyi Cantik Pop Bali Dek Ulik Mangkir di Persidangan

Sementara itu, SR Manager Provinsi Bali, dokter Gede Wira, MpPM, dan Kepala SSR PPTI (Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis) Kabupaten Badung Drs I Made Gatra, mengampanyekan TOSS TB. Yaitu temukan, obati sampai sembuh penyakit TBC.

Sebagai catatan, Indonesia selalu masuk dalam daftar tiga negara dengan beban TBC terbesar di dunia dalam beberapa tahun terakhir. Mengacu pada Global Tuberculosis Report (GTR) 2022 mencatat bahwa terdapat 969.000 kasus tuberkulosis (TBC) baru di Indonesia dan menempatkan sebagai negara kedua dengan kasus TBC terbanyak di dunia. Bisa diperkirakan setiap menit dua orang di Indonesia sakit TBC. Sementara sebanyak 443.235 kasus TBC telah ditemukan dan dilaporkan, sedangkan 525.765 kasus belum ditemukan dan dilaporkan. (rid)

 


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru