27.6 C
Denpasar
Friday, June 2, 2023

Hasilkan G20 Bali Leaders Declaration, Perang Rusia vs Ukraina Jadi Perdebatan

MANGUPURA– Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 telah resmi ditutup oleh Presiden RI Joko Widodo, Rabu (16/11) di The Apurva Kempinski,Nusa Dua. KTT G20 ini mengesahkan G20 Bali leaders’ Declaration. Selanjutnya, Presidensi Indonesia di G20 secara resmi menyerahterimakan tampuk kepemimpinan kepada Perdana Menteri India, Narendra Modi selaku presidensi G20 berikutnya.

Presiden Jokowi dalam pidatonya menerangkan bahwa ini merupakan suatu kehormatan bagi Indonesia untuk memimpin G20 selama satu tahun terakhir ini. Presidensi dimulai dengan harapan untuk menyatukan niat bersama dalam mewujudkan pemulihan dunia yang inklusif dari pandemi. “Berbagai tantangan-tantangan baru muncul yang bukan hanya menghambat pemulihan, namun juga dapat mengancam dunia terjerumus ke krisis yang lebih dalam,” bebernya, kemarin.

Sebagai Presidensi G20, Indonesia telah mengupayakan berbagai solusi terbaik selama satu tahun kepemimpinan. “Alhamdulillah, hari ini kita dapat mengadopsi dan mengesahkan G20 Bali Leaders’ Declaration. Ini adalah deklarasi pertama yang dapat diwujudkan sejak Februari 2022,” bebernya.

Dia juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua yang hadir, yang telah memberikan fleksibilitasnya, sehingga deklarasi dapat disepakati dan disahkan. “Saya juga ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh working groups dan engagement groups atas dedikasi, sumbangan, pemikiran, dan kontribusinya bagi Presidensi G20 Indonesia,” bebernya.

Baca Juga:  Mendag: Dihadiri Presiden Joko Widodo, Indonesia Gelar National Day

Selain deklarasi, Presidensi Indonesia juga menghasilkan concrete deliverables yang berisi daftar proyek kerja sama negara anggota G20 dan undangan. “Proyek kerja sama inilah yang akan membantu membumikan kerja G20 lebih dekat dengan rakyat, memastikan G20 bermanfaat, tidak saja untuk anggotanya namun juga bagi dunia, dan utamanya negara-negara berkembang. Let us recover together, recover stronger,” terangnya.

Ia  juga ingin menyampaikan selamat kepada India yang akan melanjutkan kepemimpinan presiden G20 berikutnya, amanah untuk menjaga dan mewujudkan pemulihan global, serta pertumbuhan yang kuat dan inklusif. Selanjutnya berada di tangan Yang Mulia Perdana Menteri Narendra Modi. Dia yakin di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Modi, G20 akan terus bergerak. Sebagai sahabat India dan sebagai bagian dari Troika, tahun depan Indonesia siap mendukung kesuksesan Presidensi G20 India. Ia juga meminta kepada semua pimpinan G20 yang hadir untuk mendukung India tahun depan. “Menandai berakhirnya Presidensi Indonesia di G20, secara resmi saya menyerahterimakan tampuk kepemimpinan kepada India selaku presidensi G20 berikutnya,” terangnya.

Kemudian pada dalam konferensi pers  di media center,  Presiden Jokowi juga menegaskan kembali bahwa  kepemimpinan Indonesia telah berhasil menghasilkan G20 Bali leaders’ Declaration. Deklarasi ini terdiri atas 52 paragraf, dan paragraf yang sangat diperdebatkan adalah penyikapan perang di Ukraina. “Diskusi mengenai hal ini berlangsung sangat alot sekali dan akhirnya para pemimpin G20 menyepakati isi deklarasi. Yaitu  condemnation (penghukuman) perang di Ukraina karena telah melanggar batas wilayah atau melanggar integritas wilayah,” bebernya.

Baca Juga:  Tidak Mencapai Komunike, Bahas Transisi Energi dalam G20 di Bali, Dianggap Gagal!

Lebih lanjut, perang ini telah mengakibatkan penderitaan masyarakat dan memperberat ekonomi global yang masih rapuh akibat pandemi, yang menimbulkan risiko terhadap krisis pangan, krisis energi, dan potensi krisis finansial. Oleh karena itu,  G20 membahas dampak perang terhadap kondisi perekonomian global. “Beberapa hasil konkret yang telah dihasilkan, misalnya terbentuknya Pandemic Fund yang hingga hari ini terkumpul 1,5 miliar dolar AS, kemudian pembentukan dan operasionalisasi resilient and sustainability trust di bawah IMF sejumlah 81,6 miliar dolar AS untuk membantu negara-negara yang menghadapi krisis. Selain itu, juga energy transition mechanism, khususnya untuk Indonesia dalam memperoleh komitmen dari just energy transition program sebesar 20 miliar dolar AS. Kemudian, komitmen bersama bahwa setidaknya 30 persen dari daratan dunia dan 30 persen lautan dunia dilindungi pada tahun 2030. “Ini sangat bagus. Dan melanjutkan komitmen mengurangi degradasi tanah sampai 50 persen pada tahun 2040 secara sukarela. Saya kira hasil yang konkret itu meskipun banyak sekali sebetulnya hasil-hasil yang lainnya,” pungkasnya. (dwi/rid)



MANGUPURA– Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 telah resmi ditutup oleh Presiden RI Joko Widodo, Rabu (16/11) di The Apurva Kempinski,Nusa Dua. KTT G20 ini mengesahkan G20 Bali leaders’ Declaration. Selanjutnya, Presidensi Indonesia di G20 secara resmi menyerahterimakan tampuk kepemimpinan kepada Perdana Menteri India, Narendra Modi selaku presidensi G20 berikutnya.

Presiden Jokowi dalam pidatonya menerangkan bahwa ini merupakan suatu kehormatan bagi Indonesia untuk memimpin G20 selama satu tahun terakhir ini. Presidensi dimulai dengan harapan untuk menyatukan niat bersama dalam mewujudkan pemulihan dunia yang inklusif dari pandemi. “Berbagai tantangan-tantangan baru muncul yang bukan hanya menghambat pemulihan, namun juga dapat mengancam dunia terjerumus ke krisis yang lebih dalam,” bebernya, kemarin.

Sebagai Presidensi G20, Indonesia telah mengupayakan berbagai solusi terbaik selama satu tahun kepemimpinan. “Alhamdulillah, hari ini kita dapat mengadopsi dan mengesahkan G20 Bali Leaders’ Declaration. Ini adalah deklarasi pertama yang dapat diwujudkan sejak Februari 2022,” bebernya.

Dia juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua yang hadir, yang telah memberikan fleksibilitasnya, sehingga deklarasi dapat disepakati dan disahkan. “Saya juga ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh working groups dan engagement groups atas dedikasi, sumbangan, pemikiran, dan kontribusinya bagi Presidensi G20 Indonesia,” bebernya.

Baca Juga:  Ada 10 Modus, 52 Titik Rawan, Lewat Drone hingga Layang-Layang

Selain deklarasi, Presidensi Indonesia juga menghasilkan concrete deliverables yang berisi daftar proyek kerja sama negara anggota G20 dan undangan. “Proyek kerja sama inilah yang akan membantu membumikan kerja G20 lebih dekat dengan rakyat, memastikan G20 bermanfaat, tidak saja untuk anggotanya namun juga bagi dunia, dan utamanya negara-negara berkembang. Let us recover together, recover stronger,” terangnya.

Ia  juga ingin menyampaikan selamat kepada India yang akan melanjutkan kepemimpinan presiden G20 berikutnya, amanah untuk menjaga dan mewujudkan pemulihan global, serta pertumbuhan yang kuat dan inklusif. Selanjutnya berada di tangan Yang Mulia Perdana Menteri Narendra Modi. Dia yakin di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Modi, G20 akan terus bergerak. Sebagai sahabat India dan sebagai bagian dari Troika, tahun depan Indonesia siap mendukung kesuksesan Presidensi G20 India. Ia juga meminta kepada semua pimpinan G20 yang hadir untuk mendukung India tahun depan. “Menandai berakhirnya Presidensi Indonesia di G20, secara resmi saya menyerahterimakan tampuk kepemimpinan kepada India selaku presidensi G20 berikutnya,” terangnya.

Kemudian pada dalam konferensi pers  di media center,  Presiden Jokowi juga menegaskan kembali bahwa  kepemimpinan Indonesia telah berhasil menghasilkan G20 Bali leaders’ Declaration. Deklarasi ini terdiri atas 52 paragraf, dan paragraf yang sangat diperdebatkan adalah penyikapan perang di Ukraina. “Diskusi mengenai hal ini berlangsung sangat alot sekali dan akhirnya para pemimpin G20 menyepakati isi deklarasi. Yaitu  condemnation (penghukuman) perang di Ukraina karena telah melanggar batas wilayah atau melanggar integritas wilayah,” bebernya.

Baca Juga:  Tidak Mencapai Komunike, Bahas Transisi Energi dalam G20 di Bali, Dianggap Gagal!

Lebih lanjut, perang ini telah mengakibatkan penderitaan masyarakat dan memperberat ekonomi global yang masih rapuh akibat pandemi, yang menimbulkan risiko terhadap krisis pangan, krisis energi, dan potensi krisis finansial. Oleh karena itu,  G20 membahas dampak perang terhadap kondisi perekonomian global. “Beberapa hasil konkret yang telah dihasilkan, misalnya terbentuknya Pandemic Fund yang hingga hari ini terkumpul 1,5 miliar dolar AS, kemudian pembentukan dan operasionalisasi resilient and sustainability trust di bawah IMF sejumlah 81,6 miliar dolar AS untuk membantu negara-negara yang menghadapi krisis. Selain itu, juga energy transition mechanism, khususnya untuk Indonesia dalam memperoleh komitmen dari just energy transition program sebesar 20 miliar dolar AS. Kemudian, komitmen bersama bahwa setidaknya 30 persen dari daratan dunia dan 30 persen lautan dunia dilindungi pada tahun 2030. “Ini sangat bagus. Dan melanjutkan komitmen mengurangi degradasi tanah sampai 50 persen pada tahun 2040 secara sukarela. Saya kira hasil yang konkret itu meskipun banyak sekali sebetulnya hasil-hasil yang lainnya,” pungkasnya. (dwi/rid)


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru