DENPASAR,radarbali.id – Dua agama merayakan hari raya besar bersamaan, yakni Umat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi bersamaan dengan Umat Muslim melaksanakan ibadah puasa, kemarin (22/3). Pelaksanaan catur brata dan ibadah puasa bisa berjalan bersamaan karena saling menghormati dan menghargai satu sama lainnya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali, Mahrusun Hadyono mengatakan sesuai seruan bersama karena bertepatan dengan Hari Raya Nyepi 2023, pada awal puasa pelaksanaan tarawih dilakukan di rumah atau di musala maupun masjid terdekat dengan cara jalan kaki tidak menggunakan kendaraan.
“Terus masjid tidak menggunakan pengeras suara dan penggunaan lampu terbatas,” ucapnya.
Mahrusun mengatakan, hari raya yang berbarengan ini sudah pernah terjadi sebelumnya dan tidak menjadi permasalahan. Diharapkan semua umat senantiasa menjaga kekhidmatan dan kekhusyukan dalam menjalankan ibadah masing-masing, terkhusus umat Muslim yang melaksanakan salat tarawih di awal bulan puasa.
Dalam pelaksanaan ibadah, menurut Mahrusun hal yang penting adalah ketenangan dan kelancaran dalam melaksanakan ibadah. “Tidak perlu ramai-ramai (melaksanakan tarawih, red) karena suasana memang sedang hari raya Nyepi bagi Umat Hindu. Saling menghormati dan menghargai satu sama lain dalam harapan pelaksanaan ibadah berjalan dengan lancar. Baik pada saat Nyepi maupun pelaksanaan salat tarawih harus saling menjaga kebersamaan,” terang Pria asal Nganjuk, Jawa Timur ini.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama Provinsi Bali Komang Sri Marheni, saat dihubungi Jawa Pos Radar Bali berharap seluruh umat beragama agar bersama-sama menjaga toleransi untuk bisa saling menghormati saudara-saudara yang sedang melaksanakan Catur Brata Penyepian Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu dan bulan suci Ramadan bagi umat Muslim. “Semoga umat Hindu dan umat Muslim melaksanakan ibadahnya masing-masing sesuai dengan seruan yang sudah disepakati bersama. Dengan harapan dapat berjalan rukun dan harmonis,” terangnya. (feb/rid)