KASUS keracunan pangan, baik karena kurang bersih maupun dipicu bahan berbahaya masih terjadi di Bali. Tahukan Anda bahwa beberapa jajan upakara sampai tahun 2020 masih ada yang menggunakan pewarna textile Rhodamin B, pewarna kain merah, yang umum dikenal kesumba, wantek baju kalau istilah Balinya? Peperangan apa yang terjadi dalam tubuh jika bahan berbahaya itu dikonsumsi? Bagaimana dengan keamanan pangan sampai tahun 2021?
Rubrik Si OMA akan mengupas tuntas Program Desa Pangan Aman yang dirintis sejak 2014. Saat itu dinamakan Program FSMD (Food Safety Masuk Desa). Desa menjadi pilihan program Badan POM karena sebagian besar masyarakat Indonesia berada di pedesaan.
Apa sih GKPD itu?
Si OMA : Gerakan desa pangan aman merupakan aksi nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat desa dalam menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang aman sampai pada tingkat perseorangan dan memperkuat ekonomi desa. Sesuai dengan program pemerintah untuk lebih menjamin ketahanan pangan nasional.
Apakah peran pemerintah daerah terkait program GKPD?
Si OMA : Peran pemerintah daerah sangat diperlukan untuk mewujudkan kemandirian desa dalam merealisasikan keamanan pangan di desa. Salah satu strategi untuk mewujudkan kemandirian desa adalah memperkuat semua elemen yang ada di desa. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menjalin kemitraan dengan lintas sektor di daerah. Oleh karena itu, perlu dilakukan advokasi terhadap lintas sektor di daerah dan perangkat desa. Melalui kegiatan advokasi kelembagaan desa diharapkan dapat terwujud komunikasi dua arah antara stakeholder dengan komunitas desa mengenai gerakan desa pangan aman.
Apakah program keamanan pangan desa ini berkelanjutan?
Si OMA : Program keamanan pangan perlu dilakukan secara berkesinambungan bersama lintas sektor di daerah di antaranya Bappeda, Badan Pemberdayaan Desa, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas KUMKM, Dinas Perindustrian, dll melalui integrasi program. Untuk mengintegrasikan program keamanan pangan ke dalam program di lintas sektor perlu dilakukan pertemuan advokasi kelembagaan desa yang diharapkan pemerintah daerah dan perangkat desa memiliki komitmen yang baik terhadap pentingnya keamanan pangan dalam rangka melindungi komunitas desa dari pangan yang berisiko terhadap kesehatan. Selain itu, desa memiliki kemandirian untuk melaksanakan keamanan pangan desa.
Di Bali berapa desa yang diintervensi sampai tahun 2021?
Si OMA : GKPD di Balai Besar POM di Denpasar yang dimulai dari tahun 2014 sampai tahun 2021 telah mengintervensi 37 desa/kelurahan. Di antaranya 5 desa di Denpasar, 6 desa di Gianyar, 3 desa di Klungkung, 3 desa di Buleleng, 3 desa di Karangasem, 10 desa di Bangli termasuk satu diantaranya adalah desa stunting, 3 desa di Tabanan, 1 desa di Badung, dan 3 desa di Jembrana (denpasar.pom.go.id)
Apakah manfaat GKPD?
Si OMA : Kader keamanan pangan desa yang dibentuk pada program ini dipacu untuk aktif berkontribusi memberikan edukasi dan pendampingan. Salah satunya pendampingan kepada perajin jajanan upakara, jaja/kue uli dan jaja pekayu di Desa Sulahan Bangli yang sebelumnya menggunakan pewarna tekstil kesumba kini sudah menggunakan pewarna pangan yang memiliki izin edar dari BPOM. Sementara contoh riil lainnya perajin kerupuk di Desa Tunjuk Kabupaten Tabanan yang juga merupakan Desa Intervensi Gerakan keamanan Pangan Desa, sebelumnya untuk perenyah ditambahkan borax (bleng) pada adonan kerupuk. Tapi semenjak tahun 2019, bahan berbahaya ini ditinggalkan digantikan oleh STPP (Sodium Tripolyphosphate), perenyah dan penstabil pangan yang terdaftar di Badan POM. Penggunaan Rhodamin B (kesumba merah) dan Borax pada kerupuk beras adalah 0%. Mari jaga keamanan pangan keluarga kita untuk masa depan bangsa yang sehat dan gemilang! (arb)
*) Ni Putu Ekayani, S.L., S.Si., Apt., M.Biomed merupakan PFM Ahli Madya BBPOM di Denpasar