LOVINA,radarbali.id – Banjir bandang yang terjadi di Banjar Dinas Kalibukbuk, Desa Kalibukbuk mencoreng citra pariwisata di Bali Utara. Betapa tidak, lokasi banjir hanya berjarak 500 meter dari pusat Kawasan Wisata Lovina. Bahkan lokasi banjir tak seberapa jauh dari komplek villa yang banyak dihuni para ekspatriat.
Hingga Jumat (10/2) proses pembersihan akibat banjir bandang masih berlangsung. Sebuah alat berat yang disewa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng masih bekerja membersihkan lumpur yang menutup pemukiman dan akses rumah warga. Terutama di RT 15 Banjar Dinas Kalibukbuk.
Kondisi terparah terlihat di Jalan Damai Gang Kamboja. Di sana ketinggian lumpur masih mencapai betis orang dewasa. Warga terlihat bahu membahu membersihkan halaman rumah mereka dari genangan lumpur. Lumpur-lumpur itu dibawa ke arah jalan. Selanjutnya alat berat memindahkan lumpur itu ke dump truck yang telah disiapkan.
Banjir itu juga menjadi perhatian wisatawan. Sejumlah wisatawan sempat menepi menuju Gang Kamboja, hanya untuk mendokumentasikan kondisi yang terjadi.
Salah seorang wisatawan mengaku sempat was-was dengan hujan yang terjadi pada Rabu malam. Ia khawatir bila air semakin tinggi dan masuk ke villa yang ia sewa.
“Saya bisa bernafas lega karena villa saya lokasinya tinggi. Tapi ada tetangga kami di gang sebelah yang rumahnya terendam lumpur. Saya kira kejadian ini sudah cukup parah,” kata wisatawan tersebut.
Perbekel Kalibukbuk Ketut Suka mengaku peristiwa itu sangat memukul kondisi psikis dan ekonomi warga. Sebab warga kehilangan waktu produktif mereka untuk bekerja. Sejak dua hari terakhir warga fokus membersihkan rumah mereka dari tumpukan lumpur.
“Mereka sudah tidak bisa kerja lagi. Jangankan kerja, keluar rumah saja tidak bisa. Karena halaman sudah tertutup lumpur. Kami harap nanti Dinas Sosial bisa memberikan bantuan paket sembako bagi warga kami,” kata Suka.
Menurutnya dari pendataan pemerintah desa, ada 60 kepala keluarga yang terdampak. Dari jumlah tersebut, sebanyak 10 kepala keluarga rumahnya sempat terendam air. Sementara 50 kepala keluarga lainnya terendam lumpur. Lumpur bukan hanya merendam perabot, harta benda, namun juga pakaian warga.
Lebih lanjut Suka mengatakan, ini pertama kalinya pemukiman warga terendam lumpur. Pada tahun 2018 lalu, sempat terjadi banjir yang cukup besar. Namun tak sampai membuat aktivitas warga lumpuh.
Ia menduga banjir itu terjadi karena aktivitas pengembangan perumahan yang terjadi di hulu Desa Kalibukbuk. Pengembang perumahan melakukan proses cut and fill dengan menggunakan tanah urug. Diduga tanah itu longsor dan hanyut ke arah hilir. Hingga menyebabkan banjir lumpur.
Ia pun mendesak Pemkab melakukan kajian terhadap pengembangan perumahan di kawasan hulu. “Kami harap instansi yang punya otoritas menindaklanjuti. Karena idealnya kan ada izin amdal sebelum mengembangkan perumahan. Sekarang kami pertanyakan itu. Karena yang paling terdampak itu warga kami di RT 15. Mereka yang paling dekat dengan perumahan itu,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengatakan pihaknya kini masih fokus pada penanggulangan dampak pasca bencana. Mengacu data, ada 43 titik kejadian bencana akibat hujan lebat yang terjadi pada Rabu malam lalu. Salah satu titik fokus penanganan bencana adalah di Desa Kalibukbuk, mengingat lumpur yang menutup rumah warga cukup tebal.
“Alat berat masih bekerja. Kami kerahkan sampai lumpurnya bersih. Kalau di Gang Padma kan sudah, di Gang Kamboja belum. Kami sudah koordinasikan juga dengan pemerintah desa, untuk pembuangan lumpurnya itu dilakukan di kebun warga. Kebetulan ada warga yang bersedia kebunnya dijadikan lokasi pembuangan sementara untuk lumpur,” ujar Ariadi.
Ia menduga banjir tersebut terjadi karena penyempitan saluran air. Selain itu ditemukan banyak sampah di selokan sepanjang Jalan Damai. “Masyrakat supaya tidak membuang sampah sembarangan harusnya tidak mengakibatkan saluran air tersumbat karena itu akan mengakibatkan banjir,” kata Ariadi.
Seperti diberitakan sebelumnya, banjir bandang terjadi di Banjar Dinas Kalibukbuk, Desa Kalibukbuk. Puluhan rumah warga terendam lumpur. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. (eps/rid)