26.5 C
Denpasar
Sunday, March 26, 2023

Perang Tarif Ancam Jasa Wisata Dolfin, Banting Harga Pemicunya, Begini Solusinya

SINGARAJA,radarbali.id– Perang tarif antara praktisi wisata dolfin di sepanjang Pantai Utara Buleleng, mengancam keberlangsungan wisata tersebut. Kini pemerintah tengah merancang kesepakatan agar para praktisi wisata menerapkan tarif batas bawah, agar tak terjadi perang tarif yang tidak sehat.

Kini tarif untuk wisata atraksi dolfin di Buleleng berkisar antara Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu per orang. Biasanya untuk sekali keberangkatan, sebuah perahu akan diisi oleh lima orang penumpang. Namun belakangan muncul pengaduan terjadi perang tarif. Bahkan ada yang berani menjual tarif seharga Rp 50 ribu per orang.

Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara mengaku kondisi itu terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Sejak jumlah wisatawan menyusut akibat pandemi covid-19, harga paket wisata atraksi dolfin juga ikut turun. Tadinya harga sempat menyentuh angka Rp 60 ribu per orang. Belakangan harga terendah turun menjadi Rp 50 ribu per orang.

Baca Juga:  Gegara Arak Gula, Produsen Arak Tradisional Bali Sampai Banting Harga

Menurut Dody angka tersebut tidak wajar. Ia pun meminta agar para praktisi usaha wisata dolfin menyepakati tarif ambang batas bawah. Konon harga itu dipermainkan oleh pihak ketiga yang berperan sebagai penghubung antara wisatawan dengan nelayan wisata yang menyediakan jasa atraksi dolfin.

“Kami sudah sempat kumpulkan para pemandu wisata. Mendorong agar mereka membuat paguyuban. Jadi nanti ada kesamaan pandangan. Ujungnya biar tidak ada perang tarif. Karena ujung-ujungnya yang rugi kan nelayan wisata itu sendiri,” kata Dody.

Dody mengklaim, para nelayan wisata telah menyepekati tarif batas bawah. Dari hitung-hitungan sementara, tarif batas bawah diperkirakan ada pada angka Rp 75 ribu hingga Rp 90 ribu. Hal itu akan sangat tergantung dengan tarif bahan bakar minyak, serta jarak tempuh untuk menemukan dolfin di pesisir utara Bali.

Baca Juga:  Turis Backpacker Menjamur, Sales Mission BPPD dan Dispar Dipertanyakan

“Kalau harga Rp 75 ribu itu masih masuk. Meskipun untuk (biaya) pemeliharaan juga tipis. Tapi itu lebih baik dari pada harga Rp 50 ribu per orang. Karena biaya BBM saja paling tidak bisa sampai Rp 250 ribu sekali jalan,” ujarnya.

Apabila tarif itu telah disepakati, Dody juga meminta agar nelayan wisata memperhatikan keberlanjutan atraksi tersebut. Seperti menjaga biota laut, terumbu karang, ditambah  lagi pemandu wisata harus meningkatkan kemampuan dalam berbahasa Inggris. (eps/rid)



SINGARAJA,radarbali.id– Perang tarif antara praktisi wisata dolfin di sepanjang Pantai Utara Buleleng, mengancam keberlangsungan wisata tersebut. Kini pemerintah tengah merancang kesepakatan agar para praktisi wisata menerapkan tarif batas bawah, agar tak terjadi perang tarif yang tidak sehat.

Kini tarif untuk wisata atraksi dolfin di Buleleng berkisar antara Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu per orang. Biasanya untuk sekali keberangkatan, sebuah perahu akan diisi oleh lima orang penumpang. Namun belakangan muncul pengaduan terjadi perang tarif. Bahkan ada yang berani menjual tarif seharga Rp 50 ribu per orang.

Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara mengaku kondisi itu terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Sejak jumlah wisatawan menyusut akibat pandemi covid-19, harga paket wisata atraksi dolfin juga ikut turun. Tadinya harga sempat menyentuh angka Rp 60 ribu per orang. Belakangan harga terendah turun menjadi Rp 50 ribu per orang.

Baca Juga:  Pantai Kuta Dijaga Ketat Satu Unit Baracuda, Ini Penampakannya

Menurut Dody angka tersebut tidak wajar. Ia pun meminta agar para praktisi usaha wisata dolfin menyepakati tarif ambang batas bawah. Konon harga itu dipermainkan oleh pihak ketiga yang berperan sebagai penghubung antara wisatawan dengan nelayan wisata yang menyediakan jasa atraksi dolfin.

“Kami sudah sempat kumpulkan para pemandu wisata. Mendorong agar mereka membuat paguyuban. Jadi nanti ada kesamaan pandangan. Ujungnya biar tidak ada perang tarif. Karena ujung-ujungnya yang rugi kan nelayan wisata itu sendiri,” kata Dody.

Dody mengklaim, para nelayan wisata telah menyepekati tarif batas bawah. Dari hitung-hitungan sementara, tarif batas bawah diperkirakan ada pada angka Rp 75 ribu hingga Rp 90 ribu. Hal itu akan sangat tergantung dengan tarif bahan bakar minyak, serta jarak tempuh untuk menemukan dolfin di pesisir utara Bali.

Baca Juga:  Gegara Arak Gula, Produsen Arak Tradisional Bali Sampai Banting Harga

“Kalau harga Rp 75 ribu itu masih masuk. Meskipun untuk (biaya) pemeliharaan juga tipis. Tapi itu lebih baik dari pada harga Rp 50 ribu per orang. Karena biaya BBM saja paling tidak bisa sampai Rp 250 ribu sekali jalan,” ujarnya.

Apabila tarif itu telah disepakati, Dody juga meminta agar nelayan wisata memperhatikan keberlanjutan atraksi tersebut. Seperti menjaga biota laut, terumbu karang, ditambah  lagi pemandu wisata harus meningkatkan kemampuan dalam berbahasa Inggris. (eps/rid)


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru