25.4 C
Denpasar
Saturday, April 1, 2023

Larangan Sewa Motor untuk Wisatawan Asing Dinyatakan Kebijakan Fatal

DENPASAR,radarbali.id – Ulah Warga Negara Asing (WNA) yang kerap melanggar lalulintas dan aturan berkendara membuat Gubernur Bali Wayan Koster melarang turis berkendaraan sendiri. Namun kebijakan malah menuai reaksi banyak pihak. Dianggap sebagai kebijakan konyol.

Aktivis Bali, I Wayan Gendo Suardana menilai kebijakan itu tidak sepenuhnya tepat dan tidak bijak. “Jadi mirip kayak pepatah “karena nila setitik rusak susu sebelanga,” sentil mantan aktivis mahasiswa 98 ini.

Gendo yang juga Koordinator FORBali ini mengatakan Kebijakan Gubernur ini seperti frustasi tidak kuat menghadapi gelombang suara publik yg kerap memviralkan kelakuan turis yg ugal-ugalan berkendara motor, sehingga “gebyah uyah” walaupun kemungkinan kebijakan gubernur ini sebagai bagian dari shock therapi namun,  akibatnya bisa cukup fatal bagi industri pariwisata di Bali.

Baca Juga:  Ingin Ikut Bangun Ekonomi Bali, Israel Ajukan Diri Jadi WNI

“Salah satu keasikan berwisata di daerah tropis adalah limpahan matahari. (terutama yg berasal dr negara yang empat musim berkendara motor adalah salah satu aktivitasnya (tentu saja wajib sesuai hukum lalu lintas Indonesia),” terangnya.

Lebih lanjut, Gendo mengatakan turis melakukan pelanggaran silakan ditindak. Tapi katanya, bukan melakukan penutupan penyewaan motor, karena tidak semua turis melanggar hukum lalu lintas.

Fenomen ini terjadi harus dikaji terlebih dahulu.  Apakah turis begitu karena habitnya buruk atau mencontoh pelanggaran yang dilakukan warga lokal? Atau juga karena faktor pebisnis rental motor yang tidak ketat syarat dalam penyewaan motor?

Banyak pelanggaran yang dilakukan WNA harus jadi instropeksi diri. Di sinilah tugas pemprov harusnya lebih ke preventif. Mendidik warga juga mendidik para pebisnis rental motor agar tidak sembarang menyewakan motor.

Baca Juga:  Nusa Dua Light Festival 2018, Targetkankan 100 Ribu Pengunjung

“Menyetop penyewaan motor secara serampangan sama saja tidak memperhatikan kelanjutan bisnis warga pasca pandemi. Kebijkan “ngulah aluh” yg akan merugikan ekonomi warga,” terangnya.

Ia menambahkan lagi pula kalau turis diarahkan. Ke travel , tidak semua suka travel banyak juga yang ke Bali ingin berkendara motor, dan biasanya mereka sudah menyiapkan SIM internasional dan lain-lain. (feb/rid)



DENPASAR,radarbali.id – Ulah Warga Negara Asing (WNA) yang kerap melanggar lalulintas dan aturan berkendara membuat Gubernur Bali Wayan Koster melarang turis berkendaraan sendiri. Namun kebijakan malah menuai reaksi banyak pihak. Dianggap sebagai kebijakan konyol.

Aktivis Bali, I Wayan Gendo Suardana menilai kebijakan itu tidak sepenuhnya tepat dan tidak bijak. “Jadi mirip kayak pepatah “karena nila setitik rusak susu sebelanga,” sentil mantan aktivis mahasiswa 98 ini.

Gendo yang juga Koordinator FORBali ini mengatakan Kebijakan Gubernur ini seperti frustasi tidak kuat menghadapi gelombang suara publik yg kerap memviralkan kelakuan turis yg ugal-ugalan berkendara motor, sehingga “gebyah uyah” walaupun kemungkinan kebijakan gubernur ini sebagai bagian dari shock therapi namun,  akibatnya bisa cukup fatal bagi industri pariwisata di Bali.

Baca Juga:  Ke Sandi, Koster Tawarkan Wisata Bahari Hingga Minta Tindak Tegas Bule

“Salah satu keasikan berwisata di daerah tropis adalah limpahan matahari. (terutama yg berasal dr negara yang empat musim berkendara motor adalah salah satu aktivitasnya (tentu saja wajib sesuai hukum lalu lintas Indonesia),” terangnya.

Lebih lanjut, Gendo mengatakan turis melakukan pelanggaran silakan ditindak. Tapi katanya, bukan melakukan penutupan penyewaan motor, karena tidak semua turis melanggar hukum lalu lintas.

Fenomen ini terjadi harus dikaji terlebih dahulu.  Apakah turis begitu karena habitnya buruk atau mencontoh pelanggaran yang dilakukan warga lokal? Atau juga karena faktor pebisnis rental motor yang tidak ketat syarat dalam penyewaan motor?

Banyak pelanggaran yang dilakukan WNA harus jadi instropeksi diri. Di sinilah tugas pemprov harusnya lebih ke preventif. Mendidik warga juga mendidik para pebisnis rental motor agar tidak sembarang menyewakan motor.

Baca Juga:  Gaet Wisatawan, Desa Lebih Kenalkan Destinasi Lewat Festival

“Menyetop penyewaan motor secara serampangan sama saja tidak memperhatikan kelanjutan bisnis warga pasca pandemi. Kebijkan “ngulah aluh” yg akan merugikan ekonomi warga,” terangnya.

Ia menambahkan lagi pula kalau turis diarahkan. Ke travel , tidak semua suka travel banyak juga yang ke Bali ingin berkendara motor, dan biasanya mereka sudah menyiapkan SIM internasional dan lain-lain. (feb/rid)


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru