28.7 C
Denpasar
Tuesday, March 28, 2023

Selera Berwisata Banyak Berubah, Kini Disiapkan Paket Kunjungan Alam

Selera berwisata pelancong dari sejumlah negara ditengarai sudah banyak berubah. Tidak lagi tempat mainstream, tetapi lebih banyak mengunjungi alam yang masih asri dan suasana pedesaan.

KONDISI ini sudah  dianalisis. Pariwisata ke depan diharapkan tidak  hanya terpaku pada MICE ( Meeting,  Incentive, Convention, Exhibition) tourism saja.

Ketua Association of The Indonesian Tours and Travels Agencies (Asita) Bali I Putu Winastra mengatakan, ke depan  diharapkan lebih mengacu kepada memberikan pengalaman dengan wisata ke  alam.

Menurutnya, selain mendukung pariwisata Bali bekelanjutan ini juga dapat mewujudkan pariwisata berkualitas. “Itu harapan pemerintah, bagaimana menjual Bali ini lebih mahal,” ungkapnya pada acara Rakerda Asita Bali yang berlangsung di Frame Plaza Hotel, Sanur (25/1/2023).

Baca Juga:  Tarik Wisatawan, Bangun Ikon Patung Penyu di Penimbangan

Salah satu wisata alam yang dimaksud adalah desa wisata yang menjadi ikon Bali. Terlebih tahun lalu, kata Winastra ada dua desa wisata di Bali yang telah mendapatkan penghargaan nasional dari Kementerian Pariwisata.

Winastra menyebut  Eropa dapat menjadi  pangsa pasar yang paling mendukung terhadap paket alam ini.  Selain itu  juga  Australia yang kini sudah mulai masuk ke desa- desa. ” Dulu wisatawan Australia yang sebelumnya lebih banyak memilih daerah Kuta dan Seminyak, saat ini sudah mulai terlihat berkunjung ke desa wisata,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjokorda Bagus Pemayun dalam kesempatan tersebut mengatakan, berharap ke depan pariwisata tidak hanya terkonsentrasi di Bali Selatan, tapi menyeluruh di semua wilayah.

Baca Juga:  Sanur Hospitality Forum Terbentuk,Cok Ace Ingatkan Sustainable Tourism

“Kami bersama Asita sudah bertemu Pak Gubernur dan beliau menugaskan Asita untuk membuat paket paket yang betul betul masuk ke sentra ekonomi yang ada di seluruh Bali,” imbuhnya. [ni kadek novi febriani]

 

 



Selera berwisata pelancong dari sejumlah negara ditengarai sudah banyak berubah. Tidak lagi tempat mainstream, tetapi lebih banyak mengunjungi alam yang masih asri dan suasana pedesaan.

KONDISI ini sudah  dianalisis. Pariwisata ke depan diharapkan tidak  hanya terpaku pada MICE ( Meeting,  Incentive, Convention, Exhibition) tourism saja.

Ketua Association of The Indonesian Tours and Travels Agencies (Asita) Bali I Putu Winastra mengatakan, ke depan  diharapkan lebih mengacu kepada memberikan pengalaman dengan wisata ke  alam.

Menurutnya, selain mendukung pariwisata Bali bekelanjutan ini juga dapat mewujudkan pariwisata berkualitas. “Itu harapan pemerintah, bagaimana menjual Bali ini lebih mahal,” ungkapnya pada acara Rakerda Asita Bali yang berlangsung di Frame Plaza Hotel, Sanur (25/1/2023).

Baca Juga:  ITDC Sebut KTT G20 Sukses untuk Promosi Pariwisata dan Pemulihan Ekonomi

Salah satu wisata alam yang dimaksud adalah desa wisata yang menjadi ikon Bali. Terlebih tahun lalu, kata Winastra ada dua desa wisata di Bali yang telah mendapatkan penghargaan nasional dari Kementerian Pariwisata.

Winastra menyebut  Eropa dapat menjadi  pangsa pasar yang paling mendukung terhadap paket alam ini.  Selain itu  juga  Australia yang kini sudah mulai masuk ke desa- desa. ” Dulu wisatawan Australia yang sebelumnya lebih banyak memilih daerah Kuta dan Seminyak, saat ini sudah mulai terlihat berkunjung ke desa wisata,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjokorda Bagus Pemayun dalam kesempatan tersebut mengatakan, berharap ke depan pariwisata tidak hanya terkonsentrasi di Bali Selatan, tapi menyeluruh di semua wilayah.

Baca Juga:  Harga Tiket Masuk Kawasan Pura Agung Besakih Naik, Ini Kata Pengelola

“Kami bersama Asita sudah bertemu Pak Gubernur dan beliau menugaskan Asita untuk membuat paket paket yang betul betul masuk ke sentra ekonomi yang ada di seluruh Bali,” imbuhnya. [ni kadek novi febriani]

 

 


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru