Pembangunan Pelabuhan Sanur menjadi terobosan kemajuan infrastruktur penunjang pariwisata di Denpasar. Dengan desain bangunan yang kental dibalut kultur Bali yaitu Perahu Bercadik dan pola Gajah Mina, menjadikan kehadiran Pelabuhan Sanur tidak sekedar menunjukkan fungsinya sebagai sarana penghubung transportasi, melainkan juga menjadi ikon baru. Terlebih Gajah Mina mengandung makna filosofis sebagai keseimbangan dan kekuatan. Seolah menjadi harapan bagi kebangkitan ekonomi Bali pasca Pandemi Covid 19.
Hilir mudik wisatawan di Pantai Matahari Terbit, Sanur berangsur ramai. Turis-turis yang dipandu pramuwisata tampak bergegas memasuki pelabuhan untuk menyeberang ke Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan. Antusias, begitu lah gambaran baru yang tampak di Pantai Sanur setelah beroperasinya Pelabuhan Sanur.
Tidak hanya sebagai harapan baru bagi pemulihan ekonomi Bali pasca-pandemi. Pelabuhan Sanur digadang dapat menjadi stimulan bagi perluasan segmentasi wisatawan ke Nusa Penida dan Nusa Ceningan. Meluas dari awalnya didominasi wisatawan backpacker, berangsur semakin dilirik kalangan wisatawan menengah ke atas.
Pulau Nusa Penida dan Nusa Ceningan sendiri telah dikenal luas sebagai destinasi wisata, baik oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Dua pulau yang masih merupakan bagian wilayah provinsi Bali itu menyimpan pesona alam yang menawan dan juga ikonik. Bahkan sejak tahun-tahun sebelumnya, semasih transportasi tradisional menjadi sarana utama penyeberangan, tidak sedikit wisatawan rela berbasah-basah untuk sekadar bisa menikmati suasana alam di kedua pulau tersebut.
Kini, para wisatawan tidak perlu risau lagi dengan pasang dan surut air laut. Tidak berbasah-basah seperti dulu. Cukup dikenang, bahwa sebelum adanya pelabuhan di Sanur, wisatawan yang menenteng alas kaki dan melipat celana ketika menaiki perahu boat pernah menjadi pemandangan umum. Tapi sekarang wisatawan tinggal berjalan di atas jembatan apung menuju kapal.
Dari segi pemanfaatan, walaupun Bali lebih populer sebagai destinasi wisata. Namun pelabuhan tidak hanya untuk para pelancong, tapi juga untuk memudahkan masyarakat Bali jika ingin bersembahyang ke Pura yang ada di Nusa Penida, seperti Pura Dalam Ped misalnya. Walaupun tidak dipungkiri bahwa pariwisata memiliki andil cukup penting bagi perekonomian Bali.
Seperti diketahui, sektor pariwisata adalah andalan pendapatan utama masyarakat Bali. Saat dihantam pandemi di tahun 2020, pertumbuhan perekonomian Bali merosot ke angka – 9,31. Tidak ada wisatawan mancanegara yang datang akibat ditutupnya penerbangan selama pandemi. Pengangguran terus bertambah dikarenakan hampir semua kehidupan masyarakat bergantung dari pariwisata.
Kondisi pandemi ini dimanfaatkan oleh pemerintah untuk membenahi infrastruktur dengan melakukan pembangunan Pelabuhan Sanur yang sebelumnya hanya berupa dermaga dengan fasilitas penunjang yang kurang. Ruang seadanya dan tidak ada tempat barang. Kapal-kapal melakukan penyeberangan dari Sanur tanpa ada standar keamanan dan keselamatan. “Dulu saya bawa turis Tiongkok kaget lihat penyeberangan Sanur. Karena tidak ada jembatan atau jalan menuju kapal. Langsung menerjang air,” ucap pramuwisata, I Wayan Suardana saat ditemui di Pelabuhan Sanur.
Suardana mengaku wisatawan mengeluh kondisi penyeberangan Sanur. Dulu mobilnya selalu kotor dipenuhi pasir, dikarenakan dari kapal menuju pantai tidak ada akses langsung. “ Sekarang kan bersih tamunya datang,” ucap Pria asal Sanur, Denpasar.
Dituturkan, Nusa Ceningan, Lembongan, dan Nusa Penida dikenal juga dengan wisata water sport. Peminatnya sangat tinggi terutama wisatawan Tiongkok. Usai pandemi Wisatawan Tiongkok belum banyak yang datang karena penerbangan internasional di Negeri Tirai Bambu itu baru dibuka. Sementara ini, yang datang ke Bali banyak wisatawan nusantara dan wisatawan Eropa.
Keberadaan Pelabuhan Sanur disebut telah memberikan dampak positif. Menurut penuturan Suardana seorang warga Sanur yang bekerja sebagai pelaku pariwisata di Pantai Sanur yang bernaung pada badan usaha milik desa bernama Badan Utsaha Padruwen Desa Adat (BUPDA) Galang Kangin Sanur, menyebut bahwa warga wilayah Sanur yang sebelumnya menganggur karena pandemi Covid-19, kini sebagiannya telah kembali mendapat pekerjaan sebagai pramuwisata seiring meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan semakin ke Sanur. “Sekitar 60 orang anggotanya sebagai sopir dulu menganggur imbas Covid-19,” terangnya.
Dampak positif selanjutnya dari pembangunan Pelabuhan Sanur dirasakan Ketut Tunggu, pelaku pariwisata yang juga selaku Ketua Dewan Pengawas dan Tata Krama Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Association of The Indonesia Tours and Travel/Asita). Tunggu berasal dari Nusa Penida dan memiliki penginapan di sana, ia merasakan sekali bagaimana daerahnya telah bangkit dari keterpurukan karena pandemi. Ditambah kemajuan infrastruktur karena pelabuhan telah dibangun. Hotel-hotel pun terisi penuh disebabkan kunjungan wisatawan kian meningkat. “Ini kemajuan luar biasa di Nusa Penida tidak terlepas konektivitas daratan Kepulaian Nusa Penida. Saya memperkirakan okupansi hotel di Nusa Peninda sekitar 80 persen,” ucapnya.
Tunggu sangat bersyukur pemerintah membangun infrastruktur yang memiliki standar keselamatan dan keamanan. Menurut Tunggu yang juga pemilik travel agent, dulu wisatawan yang datang ke Nusa Penida maupun Nusa Ceningan adalah wisatawan backpacker. Kini, turis yang datang kalangan menengah ke atas. Hal ini dikarenakan sebelum ada pelabuhan, wisatawan yang datang kebanyakan petualang yang tidak takut basah. “ Saat ini peningkatan wisatawan menengah ke atas tinggi. Hotel-hotel bintang empat terisi semua. Artinya pelabuhan selesai minat wisatawan meningkat belibur ke Nusa Penida dari Sanur,” ujarnya.
Nusa Penida menjadi destinasti favorit wisatawan. Tak jarang, wisatawan yang datang ke Bali sampai di Bandara I Gusti Ngurah Rai langsung menyeberang ke Nusa Penida. Bahkan, saking banyak wisatawan yang melakukan penyeberangan dari Sanur berdampak pada padatnya lalu lintas menuju Pelabuhan Sanur. “ Dampaknya kunjungan wisatawan meningkat, dampak lain akses jalan dari pukul 07.30 sampai 09.00 sangat krodit menuju Pantai Matahari Terbit lokasi Pelabuhan Sanur,” ujarnya. Tunggu berharap akses jalan juga ditambah. Tapi baginya itu bukan kendala, namun adalah tantangan baru bagi Provinsi Bali untuk memajukan pariwisata.
Seperti diketahui, pembangunan Pelabuhan Sanur dan penataan pelabuhan di Nusa Penida dan Nusa Ceningan merupakan langkah kebijakan Presiden Joko Widodo yang dinamakan segitiga emas. Proyek ini dimulai pada tahun 2020, dikerjakan oleh PT Hutama Karya (Persero) yang memiliki porsi mayoritas pada proyek pembangunan Pelabuhan Sanur dengan paket pekerjaan yang digarap mencakup desain dan build struktur pelindung pantai dengan jenis Rubble Mound Breakwater, pekerjaan pengerukan lapisan tanah di sekitar pantai, pembangunan dermaga apung atau ponton, penguatan dinding pantai eksisting, serta pembangunan fasilitas darat pelabuhan yakni terminal dan pos jaga.
Hutama Karya dapat menyelesaikan enam bulan lebih cepat dari target awal. Dalam rilis Hutama Karya, Direktur Operasi I Hutama Karya Gunadi menyatakan pembangunan Pelabuhan Sanur simbol kemajuan infrastruktur publik khususnya di Bali. Saat pengerjaan, Hutama Karya menyiapkan sejumlah strategi di lapangan untuk dapat mempercepat proses konstruksi dengan tepat biaya dan tepat mutu. “Sejumlah strategi percepatan yang kami lakukan diantaranya pekerjaan DED dikerjakan simultan dengan pekerjaan konstruksi, selektif dalam pemilihan vendor yang berkualitas dan penambahan sumber daya manusia sesuai kebutuhan,” ujar Gunadi.
Tidak hanya itu, dalam menghadapi sejumlah tantangan Hutama Karya telah mengantisipasi salah satunya lewat penerapan teknologi khusus dalam proyek ini. “Teknologi yang digunakan yaitu BPPT Lock 1,3 Ton dan 3,6 Ton sebagai Armor utama pengganti Tetrapod dalam struktur Breakwater,” tukas Gunadi.
Tahun 2021, seiring melandainya angka penularan Covid 19, perekonomian terus merangkak naik. Memasuki 2022 keadaan menjadi lebih baik dengan ditambah banyaknya pertemuan-pertemuan nasional dan internasional di Bali. Usai Pelabuhan Sanur resmi beroperasi 11 November 2022 pariwisata semakin bergeliat. Berdasarkan data Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Benoa (KSOP) Benoa Desember 2022, jumlah kapal yang beroperasi di Pelabuhan Sanur sebanyak 60 unit. Rata-rata penumpang yang tiba dan berangkat sekitar 7000 per hari.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho mengungkapkan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali sekitar 2,33 juta tahun 2022. Untuk menstimulan pertumbuhan ekonomi di Bali 2023, Bali diagendakan menjadi destinasi MICE (Meetings, Incentives, Conventios, Exhibitions), ditambah dengan kunjungan wisatawan Tiongkok. sehingga target tahun 2023 kunjungan wisman ke Bali 4,5 juta wisatawan mancanegara. “Target Indonesia 7,4 juta dan Bali diharapkan menyumbangkan 4,5 juta. Saat 2022, total 2,33 juta. Berharap MICE membuat Bali tumbuh lebih cepat,” ucapnya, Kamis (23/2/2023)
Pertumbuhan ekonomi perlahan melesat naik dari sebelumnya berada paling bawah saat pandemi. Pada pertumbuhan terakhir tahun 2022 ekonomi tumbuh sebesar 4,84 persen. Dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi tercatat pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 39,36 persen. “Kuartal IV tumbuh 6,61 persen nomor empat tertinggi di Indonesia, sebelumnya 8,09 persen, nomor tiga se-Indonesia,” terangnya.
Pelabuhan Sanur Pelabuhan Terindah di Indonesia
Pembangunan Pelabuhan Sanur merupakan anggaran penuh dari pemerintah pusat, yakni sebesar Rp 376 miliar. Gubernur Koster dalam sambutannya 21 Februari di Gedung Ksirarnawa Provinsi Bali, mengungkapkan bahwa pelabuhan sanur adalah yang paling indah karena desain pelabuhan bernuansa kearifan lokal. Kini, perjalanan melalui pelabuhan Sanur sudah nyaman. “Pelabuhan Sanur luar biasa pelabuhan yang paling indah di Indonesia. Tidak perlu buka sepatu sekarang,” ucapnya.
Menurut Mantan DPR tiga periode ini, pelabuhan Sanur menjadi pelabuhan terbaik yang dimiliki masyarakat Bali untuk penyeberangan yang akan ke Nusa Penida, Nusa Ceningan dan ke Nusa Lembongan; atau melaksanakan upacara keagamaan pada saat piodalan (upacara keagamaan) di Pura Ratu Gede, Dalem Ped. “ Serta berwisata karena Pulau Nusa Penida, Nusa Ceningan, dan Nusa Lembongan sangat terkenal di dunia sebagai obyek wisata,” kata Wayan Koster. Pelabuhan Sanur diharapkan dapat menjadi ikon baru di Kota Denpasar, termasuk sebagai bangunan yang monumental untuk menandai Bali Era Baru. (ni kadek novi febriani/rid)