27.6 C
Denpasar
Friday, March 31, 2023

Ini yang Dilakukan STAH Negeri Mpu Kuturan di Desa Tembok

Civitas Akademika Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Negeri Mpu Kuturan menggelar pengabdian masyarakat di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula. Pengabdian itu akan berbasis pada keunggulan desa. Seperti apa rencana mereka?

Eka Prasetya, Buleleng

BICARA Desa Tembok, di Kecamatan Tejakula, barangkali yang terpatri di benak masyarakat adalah desa yang gersang. Ada juga yang menganggap bila desa itu sebagai kampung para perantau. Maklum saja hampir separo warga di desa tersebut memilih merantau di Denpasar, maupun di luar negeri.

Meski begitu, desa tersebut kini tengah bersolek. Mereka membenahi sektor pertanian hortikultura, termasuk potensi penangkapan ikan. Desa juga mulai melirik potensi di bidang pariwisata berbasis komunitas.

Potensi-potensi itu dilirik oleh STAH Negeri Mpu Kuturan. Tahun ini, civitas akademika kampus agama di Bali Utara tersebut, memutuskan melakukan pengabdian masyarakat di Desa Tembok, yang notabene sebagai kawasan perbatasan Buleleng.

Ketua Panitia Mpu Kuturan Mengabdi, I Putu Ardiyasa, S.Sn, M.Sn menjelaskan, program Desa Binaan ini dibiayai dari DIPA STAHN Mpu Kuturan. Menariknya, pembiayaan juga akan dikolaborasikan dengan Pemdes Desa Tembok. “Kegiatan pengabdian ini melibatkan dosen dengan berbagai latar pendidikannya. Sehingga bisa diimplementasikan untuk menggali dan memaksimalkan potensi desa Tembok. Kami berharap agar kegiatan ini bisa berkelanjutan,” ungkapnya.

Baca Juga:  Dalih Suka Sama Suka, Nge-Seks Bareng Usai Lihat Konten TikTok Korban

Ketua STAH Negeri Mpu Kuturan, Gede Suwindia menjelaskan Desa Tembok menjadi pilot project dalam mengimplementasikan keilmuan akademisi di STAHN Mpu Kuturan. Terlebih kampus sebagai institusi akademik harus menunjukkan kontribusi nyata di masyarakat dan tidak menjadi menara gading.

Suwindia menyebut, dalam pengabdian ini memang menggarap SDM di Desa Tembok agar semakin berkualitas dengan soft skill yang dimiliki. “Apa yang kami bisa lakukan dalam pengembangan SDM, itu yang harus dilakukan. Sehingga kedepan muncul generasi-generasi yang bisa berkontribusi untuk desa. Kontribusi tidak hanya berbentuk materi, namun bisa dalam bentuk pengetahuan,” katanya.

Menurut Suwindia, setidaknya ada sebelas program yang jadi objek pengembangan dalam setahun mendatang. Di antaranya public speaking, pelatihan Bahasa Inggris, pengembangan potensi desa, peningkatan kapasitas pemangku, pelatihan Bahasa Bali, jurnalistik, desain grafis (fotografi dan videografi), kesenian, penguatan awig-awig dan pengembangan pariwisata budaya berbasis kegiatan.

Baca Juga:  Sekolah Tak Bisa Tampung Murid Baru, Dewan Pendidikan Usulkan SMP Baru di Gerokgak

Sementara itu, Perbekel Tembok, Dewa Komang Yudi Astara mengapresiasi atas dipilihnya Tembok sebagai desa binaan oleh Kampus STAHN Mpu Kuturan. Menurutnya, kontribusi lembaga perguruan tinggi ibarat gayung bersambut dengan kebutuhan Desa Tembok.

“Keinginan dan cita-cita kami sebagai desa yang berdaya, maju dan tanggap terhadap perubahan. Serta membawa kami kembali dan mengkonsentrasikan pembangunan pada manusia dan masyarakat. Sehingga rumah bertumbuh sebagai ruang yang dibangun. Nah STAHN Mpu Kuturan bisa membantu untuk mewujudkan ruang bertumbuh bagi masyarakat kami,” katanya.

Yudi berharap ruang belajar ini dijadikan momentum untuk mengaktualisasikan diri masyarakat Desa Tembok. Sehingga semakin diarahkan minat dan bakat generasi muda dalam mengembangkan potensi dirinya. “Sinergi ini akan kami maksimalkan untuk memantapkan SDM di desa Tembok. Karena kami di Desa Tembok memiliki keterbatasan, sehingga STAHN Mpu Kuturan bisa membantu untuk melengkapinya,” tutupnya. (*)

 



Civitas Akademika Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Negeri Mpu Kuturan menggelar pengabdian masyarakat di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula. Pengabdian itu akan berbasis pada keunggulan desa. Seperti apa rencana mereka?

Eka Prasetya, Buleleng

BICARA Desa Tembok, di Kecamatan Tejakula, barangkali yang terpatri di benak masyarakat adalah desa yang gersang. Ada juga yang menganggap bila desa itu sebagai kampung para perantau. Maklum saja hampir separo warga di desa tersebut memilih merantau di Denpasar, maupun di luar negeri.

Meski begitu, desa tersebut kini tengah bersolek. Mereka membenahi sektor pertanian hortikultura, termasuk potensi penangkapan ikan. Desa juga mulai melirik potensi di bidang pariwisata berbasis komunitas.

Potensi-potensi itu dilirik oleh STAH Negeri Mpu Kuturan. Tahun ini, civitas akademika kampus agama di Bali Utara tersebut, memutuskan melakukan pengabdian masyarakat di Desa Tembok, yang notabene sebagai kawasan perbatasan Buleleng.

Ketua Panitia Mpu Kuturan Mengabdi, I Putu Ardiyasa, S.Sn, M.Sn menjelaskan, program Desa Binaan ini dibiayai dari DIPA STAHN Mpu Kuturan. Menariknya, pembiayaan juga akan dikolaborasikan dengan Pemdes Desa Tembok. “Kegiatan pengabdian ini melibatkan dosen dengan berbagai latar pendidikannya. Sehingga bisa diimplementasikan untuk menggali dan memaksimalkan potensi desa Tembok. Kami berharap agar kegiatan ini bisa berkelanjutan,” ungkapnya.

Baca Juga:  16 Tim Bidik Juara Perdana Debat Mahasiswa JPRB 2022

Ketua STAH Negeri Mpu Kuturan, Gede Suwindia menjelaskan Desa Tembok menjadi pilot project dalam mengimplementasikan keilmuan akademisi di STAHN Mpu Kuturan. Terlebih kampus sebagai institusi akademik harus menunjukkan kontribusi nyata di masyarakat dan tidak menjadi menara gading.

Suwindia menyebut, dalam pengabdian ini memang menggarap SDM di Desa Tembok agar semakin berkualitas dengan soft skill yang dimiliki. “Apa yang kami bisa lakukan dalam pengembangan SDM, itu yang harus dilakukan. Sehingga kedepan muncul generasi-generasi yang bisa berkontribusi untuk desa. Kontribusi tidak hanya berbentuk materi, namun bisa dalam bentuk pengetahuan,” katanya.

Menurut Suwindia, setidaknya ada sebelas program yang jadi objek pengembangan dalam setahun mendatang. Di antaranya public speaking, pelatihan Bahasa Inggris, pengembangan potensi desa, peningkatan kapasitas pemangku, pelatihan Bahasa Bali, jurnalistik, desain grafis (fotografi dan videografi), kesenian, penguatan awig-awig dan pengembangan pariwisata budaya berbasis kegiatan.

Baca Juga:  Selain VER, Polisi Periksa Kejiwaan Korban Sebelum dan Sesudah Digilir

Sementara itu, Perbekel Tembok, Dewa Komang Yudi Astara mengapresiasi atas dipilihnya Tembok sebagai desa binaan oleh Kampus STAHN Mpu Kuturan. Menurutnya, kontribusi lembaga perguruan tinggi ibarat gayung bersambut dengan kebutuhan Desa Tembok.

“Keinginan dan cita-cita kami sebagai desa yang berdaya, maju dan tanggap terhadap perubahan. Serta membawa kami kembali dan mengkonsentrasikan pembangunan pada manusia dan masyarakat. Sehingga rumah bertumbuh sebagai ruang yang dibangun. Nah STAHN Mpu Kuturan bisa membantu untuk mewujudkan ruang bertumbuh bagi masyarakat kami,” katanya.

Yudi berharap ruang belajar ini dijadikan momentum untuk mengaktualisasikan diri masyarakat Desa Tembok. Sehingga semakin diarahkan minat dan bakat generasi muda dalam mengembangkan potensi dirinya. “Sinergi ini akan kami maksimalkan untuk memantapkan SDM di desa Tembok. Karena kami di Desa Tembok memiliki keterbatasan, sehingga STAHN Mpu Kuturan bisa membantu untuk melengkapinya,” tutupnya. (*)

 


Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru