26.5 C
Denpasar
Thursday, June 1, 2023

Miris! Masih Ada Siswa di Karangasem Tak Bisa Baca, Begini Faktanya

AMLAPURA,radarbali.id – Dunia Pendidikan di Karangasem masih memprihatinkan. Banyak siswa di sekolah-sekolah di Karangasem yang belum lancar bahkan tak bisa baca. Hal itu diakui langsung Bupati Karangasem, I Gede Dana Jumat (13/1).

Dari hasil safarinya selama ini ke sekolah-sekolah, Gede Dana masih mendapati siswa yang belum bisa baca. Misalnya di salah satu SMA di Kecamatan Manggis. Ia menemukan salah satu siswa yang tak bisa baca. Hal ini menimbulkan keheranan mengingat jenjang pendidikannya sudah cukup tinggi. “Saya temukan sendiri itu. Belum bisa baca,” akunya.

Bahkan ada juga siswa SMK di wilayahnya yang juga ditemukan tidak bisa membaca. Dari hasil informasi yang didapat, akibat tidak bisa membaca itu, siswa tersebut ditolak saat akan melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di salah satu hotel di Karangasem. “Ini sangat miris. Kami intruksikan Dinas Pendidikan untuk menyikapi ini. Agar tidak menjadi masalah yang terus terjadi di pendidikan kita,” tegasnya.

Baca Juga:  Muhpat Festival 2023, Inovasi Pola Penjaringan Siswa Baru, PDM Dorong Jadi Piala Bergilir

Tak hanya di tingkat SMA saja, Bupati asal Desa Datah Kecamatan Abang itu juga mendapati sejumlah siswa yang belum bisa baca dari tingkat SD hingga SMP.

Terkait hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem, I Wayan Sutrisna mengakui masih ada kasus siswa dari jenjang SD sampai SMA di Karangasem yang belum lancar hingga belum bisa membaca. “Memang kami temukan siswa yang bacanya masih mengeja dan juga belum bisa baca,” tuturnya.

Menyikapi hal itu, akhir tahun 2022 lalu pihaknya telah menugaskan Koordinator Wilayah untuk bergerak dan melakukan intervensi di masing-masing satuan pendidikan (satdik) untuk membuat kelas khusus membaca. “Masing-masing kepala sekolah sudah kami instruksikan. Termasuk guru penggerak juga untuk membuat kelas membaca. Ini sudah berjalan. Bagaimana kondisi ini tidak terjadi. Karena sangat memalukan. Janga sampai tamat sekolah tak bisa membaca,” ucapnya.

Baca Juga:  27 Lulusan STMIK Bandung Bali Diwisuda, Diharapkan Bisa Jadi Tenaga Profesional di Masyarkat.

Disinggung data jumlah siswa yang belum bisa membaca atau masih mengeja, pihaknya mengaku tak memiliki data jumlah pasti berapa siswa yang belum lancar atau bahkan tak bisa membaca.

Diakuinya, dari hasil kajian yang dilakukan oleh Disdikpora Karangasem, faktor yang menyebabkan masih ada siswa dari SD hingga SMA di Karangasem yang tak bisa membaca ini akibat mutu pendidikan yang lemah serta kurangnya literasi bacaan. “Itu perlu diintervensi. Selain itu faktor belajar daring saat covid juga menjadi pemicu,” tandasnya. (zul/rid)

 



AMLAPURA,radarbali.id – Dunia Pendidikan di Karangasem masih memprihatinkan. Banyak siswa di sekolah-sekolah di Karangasem yang belum lancar bahkan tak bisa baca. Hal itu diakui langsung Bupati Karangasem, I Gede Dana Jumat (13/1).

Dari hasil safarinya selama ini ke sekolah-sekolah, Gede Dana masih mendapati siswa yang belum bisa baca. Misalnya di salah satu SMA di Kecamatan Manggis. Ia menemukan salah satu siswa yang tak bisa baca. Hal ini menimbulkan keheranan mengingat jenjang pendidikannya sudah cukup tinggi. “Saya temukan sendiri itu. Belum bisa baca,” akunya.

Bahkan ada juga siswa SMK di wilayahnya yang juga ditemukan tidak bisa membaca. Dari hasil informasi yang didapat, akibat tidak bisa membaca itu, siswa tersebut ditolak saat akan melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di salah satu hotel di Karangasem. “Ini sangat miris. Kami intruksikan Dinas Pendidikan untuk menyikapi ini. Agar tidak menjadi masalah yang terus terjadi di pendidikan kita,” tegasnya.

Baca Juga:  Kembangkan Tourism Confucius Institute (TCI), Unud Diapresiasi Nanchang Normal University

Tak hanya di tingkat SMA saja, Bupati asal Desa Datah Kecamatan Abang itu juga mendapati sejumlah siswa yang belum bisa baca dari tingkat SD hingga SMP.

Terkait hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem, I Wayan Sutrisna mengakui masih ada kasus siswa dari jenjang SD sampai SMA di Karangasem yang belum lancar hingga belum bisa membaca. “Memang kami temukan siswa yang bacanya masih mengeja dan juga belum bisa baca,” tuturnya.

Menyikapi hal itu, akhir tahun 2022 lalu pihaknya telah menugaskan Koordinator Wilayah untuk bergerak dan melakukan intervensi di masing-masing satuan pendidikan (satdik) untuk membuat kelas khusus membaca. “Masing-masing kepala sekolah sudah kami instruksikan. Termasuk guru penggerak juga untuk membuat kelas membaca. Ini sudah berjalan. Bagaimana kondisi ini tidak terjadi. Karena sangat memalukan. Janga sampai tamat sekolah tak bisa membaca,” ucapnya.

Baca Juga:  Kampanyekan Transformasi BUMN, BUMN Goes to Campus Hadir di Undiksha

Disinggung data jumlah siswa yang belum bisa membaca atau masih mengeja, pihaknya mengaku tak memiliki data jumlah pasti berapa siswa yang belum lancar atau bahkan tak bisa membaca.

Diakuinya, dari hasil kajian yang dilakukan oleh Disdikpora Karangasem, faktor yang menyebabkan masih ada siswa dari SD hingga SMA di Karangasem yang tak bisa membaca ini akibat mutu pendidikan yang lemah serta kurangnya literasi bacaan. “Itu perlu diintervensi. Selain itu faktor belajar daring saat covid juga menjadi pemicu,” tandasnya. (zul/rid)

 


Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru