Radarbali.id- Isu perombakan atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Bahkan, dikabarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan reshuffle kabinet pada hari ini, Rabu pon (1/2).
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyebut, reshuffle jajaran menteri merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi. Dia menilai, jika reshuffle benar terjadi, akan menyasar menteri dari Partai NasDem. “Reshuffle sah saja dilakukan mengingat itu keputusan politik Presiden, dari sisi politik reshuffle kemungkinan menyasar kader NasDem. Karena pasca deklarasi Anies, terkesan Presiden tidak nyaman dengan NasDem,” kata Dedi kepada JawaPos.com, Rabu (1/2/2023).
Ia menyebut, ketidaknyamanan Jokowi atas langkah NasDem yang mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (Bacapres) 2024, ditunjukkan dengan ketidakhadirannya pada setiap acara Partai NasDem. Sebab, Jokowi kerap kali menghadiri acara partai koalisi pemerintah. “Mulai dari saling sindir hingga tidak hadiri kegiatan NasDem, sebagaimana kegiatan partai lain yang dihadiri presiden,” ucap Dedi.
Dedi tak memungkiri, reshuffle kabinet juga salah satunya evaluasi berdasarkan kinerja. Namun, reshuffle kabinet sangat kental nuansa politik. “Sisi lain, banyak kinerja kementerian yang perlu perombakan, termasuk kader NasDem di Mentan, lalu Golkar di Menpora, dan PKB di Menaker. Tetapi, reshuffle lebih sering karena faktor politik, maka ia akan sasar soal komposisi koalisi pemerintah,” ujar Dedi.
Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta publik untuk menunggu keputusan dirinya terkait isu reshuffle tersebut. “Iya ditunggu saja besok,” ucap Jokowi usai menghadiri acara HUT PSI ke-8 di Jakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa (31/1) malam.
Jokowi menyebut, jika terdapat reshuffle kabinet utamanya karena terkait kinerja. Namun, ia tak memungkiri terdapat situasi politik dalam melakukan reshuffle. “Yang utama memang performa kinerja, bahwa ada sisi politik juga pasti ada, tapi itu bukan yang utama,” urai Jokowi.
Jokowi mengutarakan, kinerja para menteri Kabinet Indonesia maju sejauh ini dalam kondisi baik. Namun, memang evaluasi terhadap menteri diperlukan untuk memperbaiki kinerjanya di pemerintahan. “Pasti ada yang performanya, kinerjanya perlu di evaluasi dan ada koreksi disetiap perjalanan itu biasa,” pungkas Jokowi. (jpg)