SEMARAPURA, Radar Bali.id– Ketua DPC PDIP Klungkung, Anak Agung Gde Anom menargetkan menyapu bersih tiga kursi DPRD Provinsi Bali daerah pemilihan Kabupaten Klungkung di Pileg Provinsi Bali Tahun 2024 mendatang.
Kembali dicalonkannya dua incumbent atau pertahanan dan ditambah kehadiran Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta yang turut meramaikan Pileg Bali 2024 menjadi optimisme pria yang akrab disapa Gung Anom itu memasang target tersebut.
Gung Anom, Kamis (9/3/2023) mengungkapkan DPC PDIP Klungkung telah melakukan penjaringan. Ada empat kader PDIP Klungkung yang akan meramaikan Pileg Provinsi Bali Tahun 2024.
Empat kader tersebut, yakni Ni Luh Kadek Yustiawati (incumbent), dan Tjokorda Gde Agung (incumbent), I Nyoman Suwirta dan Tjokorda Istri Agung Putri Gitaloka. Hadirnya Suwirta dalam meramaikan Pileg Bali 2024 menjadi optimisme Gung Anom memasang target mampu menyapu bersih tiga kursi DPRD Provinsi Bali Dapil Klungkung. “Rugi kami ada Pak Nyoman Suwirta kalau hanya dua kursi,” terangnya.
Meski demikian, dia tidak memandang sebelah mata kehadiran Gitaloka sebagai kader baru DPC PDIP Klungkung. Sebagai anak muda berusia 22 tahun, menurutnya keberanian dan antusiasme Gitaloka maju di Pileg Bali 2024 patut diacungi jempol. “Ketika ada yang mendaftar (penjaringan), kami patut memfasilitasi,” jelasnya.
Sementara itu, Gitaloka mengaku sudah lama tertarik terjun ke dunia politik. Apalagi keluarganya banyak yang terjun ke dunia politik, terutamanya sang ayah, Tjokorda Bagus Oka yang merupakan kader PDIP dan pernah dicalonkan sebagai calon Bupati Klungkung pada Pilkada Klungkung tahun 2018 lalu.
Hanya saja karena ingin menyelesaikan studinya terlebih dahulu, dia baru memutuskan untuk bergabung di DPC PDIP Klungkung pada Desember 2022 lalu. “Sejak tahun 2008, saya sudah merasakan seperti apa dunia politik meski belum bergabung sebagai kader karena terbentur syarat usai dan ingin fokus ke pendidikan terlebih dahulu,” terangnya.
Sebagai pendatang baru, Gitaloka mengaku tetap optimistis mampu meraih kursi di DPRD Provinsi Bali. Namun bila kenyataan berkata lain, setidaknya dia telah mencoba dan berusaha. “Kalau tidak mau mencoba, kita tidak tahu hasilnya. Saya mencoba, belajar bagaimana prosesnya. Saya jalankan saja,” tandasnya. [dewa ayu pitri arisanti/radar bali]
