KETUA Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyindir dan mengkritik pihak yang melakukan manuver politik menjelang Pemilu 2024.
Baik terkait penundaan pemilu maupun pencalonan presiden. Dia menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo cukup dua periode. Partai banteng pun bakal mengusung kader sendiri pada pilpres mendatang. Pernyataan itu disampaikan Megawati saat menyampaikan pidato politik pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-50 PDIP di Jakarta International Expo (JIExpo), Jakarta, Rabu kemarin (10/1). Megawati mengatakan, menjelang pemilu, kondisi politik mulai heboh. ’’Kenapa ya sekarang itu heboh, tapi nggak jelas,” tuturnya.
Menurut dia, pemerintah dan penyelenggara pemilu sudah membuat aturannya. Jadi, partai tinggal melaksanakannya. Apa yang sudah disepakati bersama, kata Megawati, harus dilaksanakan. Dia heran dengan pihak-pihak yang menginginkan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.
Megawati menegaskan bahwa PDIP tidak akan mendukung perpanjangan masa jabatan presiden. Masa jabatan presiden cukup dua periode seperti yang diatur dalam UUD 1945. Jadi, Presiden Jokowi cukup dua periode. ’’Kalau sudah dua kali, ya maaf, dua kali. Bukan Pak Jokowi tidak pintar. Ngapain saya jadikan presiden kalau nggak pintar,” bebernya langsung disambut gemuruh tepuk tangan dari ribuan kader PDIP.
Megawati lantas menyinggung bahwa keberhasilan Jokowi menjadi presiden tidak terlepas dari peran PDIP. Sejak awal, partai banteng mengawal Jokowi, mulai dari wali kota Solo, gubernur DKI Jakarta, sampai presiden. ’’Pak Jokowi, kalau nggak ada PDI Perjuangan, duh kasihan,’’ ucapnya.
Terkait siapa sosok yang akan diusung PDIP pada Pilpres 2024, Megawati belum bersedia mengumumkannya pada perayaan HUT kemarin. Dia sadar bahwa banyak pihak yang menunggu pengumuman capres dari partai banteng.
Tapi, dia tidak akan tergiur untuk membuka nama capres yang akan diusung. ”Ya, nanti dahulu, memangnya situ tepuk tangan, terus saya tergiur umumkan. Nggak,’’ tegasnya. Megawati menyatakan bahwa Kongres PDIP di Bali memberikan hak prerogatif kepada dirinya untuk menentukan capres.
Dia akan menunggu waktu yang tepat untuk menentukan calon pemimpin Indonesia masa depan. ’’Saya Ketum terpilih di kongres sebagai institusi tertinggi partai. Maka oleh kongres, Ketum terpilih mempunyai hak prerogatif menentukan siapa yang akan dicalonkan,’’ katanya.
Yang jelas, PDIP mempunyai banyak kader yang siap menjadi pemimpin nasional. Jadi, dalam menghadapi pemilu mendatang, Megawati memberikan sinyal untuk mengusung kader partai sendiri. Internal partai harus menyiapkan kadernya untuk maju sebagai calon pemimpin masa depan. Namun, Megawati belum membuka siapa sosok kader yang akan diusung. ’’Emangnya nggak punya kader sendiri?” tuturnya. Dia menegaskan bahwa menjadi kader PDIP tidaklah mudah. Banyak tahapan dan proses yang harus dilalui.
Walaupun tidak menyebutkan kader yang akan diusung, sepanjang pidatonya, Megawati banyak berbicara tentang peran perempuan dan kesetaraan gender. Dia menegaskan, perempuan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki. Dia tidak setuju jika kaum laki-laki dikatakan lebih hebat dari perempuan. Dalam sejarah Indonesia, banyak tokoh dan pahlawan perempuan yang perannya sangat besar.
Menurut dia, perempuan bisa menjadi pemimpin. Salah satunya menjadi menteri. Dia mencontohkan Retno Marsudi yang berhasil menjadi menteri luar negeri. ’’Mbak Retno iku, yo isok kok (Mbak Retno itu bisa kok),” tuturnya. Mendapat pujian, Retno pun tersipu-sipu. Megawati juga mencontohkan dirinya yang pernah menjadi anggota DPR, menjadi wakil presiden, menjadi presiden, dan ketua umum partai sampai sekarang.
Megawati juga menyindir parpol lain yang justru mengusung non kader sebagai capres. Menurut dia, parpol seharusnya mampu menyediakan kader internal sebagai pemimpin. ’’Lucu ya orang berpolitik sekarang ini. Jangan deh niruin, lha kok kayak gitu ya, gimana sih maunya. Emangnya gak punya kader sendiri. Ndompleng-ndompleng,’’ katanya. ’’Kalau kayak gini konotasinya, sepertinya kan partai kayak nggak punya kader. Coba bayangin. Padahal udah jelas, pemilu itu ada. Calon itu harusnya ada. Jadi, Pertanyaan saya, big question, mau bikin partai itu untuk opo?.’’ Lanjut Mega. (jpg)