SINGARAJA-Partai koalisi pendukung duet Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dan dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG (PASS) menyatakan rasa pesimistis pada pasangan ini. Partai koalisi tidak yakin pasangan PASS mampu memenuhi target-target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Hal itu terungkap dalam Rapat Paripurna DPRD Buleleng dengan agenda pandangan umum fraksi-fraksi DPRD Buleleng atas Ranperda APBD Buleleng Tahun 2022. Rapat paripurna itu dipimpin Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna. Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra turut hadir dalam rapat tersebut.
Dalam rapat tersebut, fraksi-fraksi di DPRD Buleleng yang berkoalisi menyokong pemerintah, justru balik melancarkan kritik. Fraksi-fraksi itu adalah Fraksi PDI Perjuangan, Fraksi Gerindra, dan Fraksi Demokrat-Perindo. Ketiga fraksi itu selama ini dikenal sebagai fraksi gabungan.
Juru Bicara Fraksi Gabungan, Kadek Sumardika mengatakan, saat ini pemerintah menyusun program mengacu pada RPJMD Tahun 2017-2022. Sehingga APBD 2022 merupakan tahun terakhir dari penjabaran RPJMD.
Menurut Sumardika, target yang tertuang dalam RPJMD seharusnya menjadi prioritas utama bagi pemerintah. Kendati saat ini kondisi keuangan masih tertekan dengan pandemi covid-19.
Bila melihat postur rancangan APBD 2022, pendapatan daerah akan menurun sebesar Rp 35,16 miliar. Praktis pemerintah harus mengencangkan ikat pinggang. Agar defisit anggaran tak terlalu besar.
“Melihat struktur tersebut, sepertinya sangat pesimistis target-target RPJMD pada tahun kelima ini dapat tercapai,” kata pria yang juga Ketua Fraksi Demokrat-Perindo itu.
Legislator asal Desa Umeanyar itu mengatakan, pemerintah daerah harus bekerja keras. Sehingga target-target yang tercantum dalam RPJMD 2017-2022 dapat tercapai. Apalagi RPJMD yang disusun merupakan penjabaran dari visi-misi kampanye pasangan PASS saat Pilkada 2017 lalu.
Sebelumnya diberitakan, program kerja duet PASS pada tahun 2022 mendatang terancam tidak mencapai target. Sebab kondisi anggaran pemerintah mengalami tekanan sejak tahun 2020 lalu. Anggaran dirasionalisasi habis-habisan, untuk membiayai penanganan covid-19 dan memulihkan dampak ekonomi akibat pandemi. Alhasil kini anggaran pemerintah hanya tersisa untuk anggaran rutin.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana pun tak menampik kondisi keuangan daerah pada akhir masa jabatannya cukup berat. “Bagi saya tantangan ini harus dijawab dengan upaya. Meski tidak bisa maksimal, yang penting arahnya pada pemulihan ekonomi. Mudah-mudahan kasus covidnya tetap stabil landai seperti sekarang, jadi program yang kita susun lebih komprehensif. Tidak ada refocusing lagi,” katanya.